Part 30: Blessings

1.1K 121 3
                                    


Sudah dua bulan sejak upacara pernikahan Krist dan Singto berlangsung. Tidak ada yang berbeda dalam kehidupan mereka setelah menikah, tetap harmonis seperti biasa. Keduanya saling berpelukan setiap pagi ketika bangun tidur, melakukan seks seminggu 4 kali atau bahkan setiap hari, serta saling mengungkapkan cinta satu sama lain tanpa gengsi. Dalam kehidupan pernikahan mereka tidak ada drama pertengkaran hebat, paling hanya pertengkaran kecil karena beda pendapat dan iseng. Kehidupan keduanya sangat harmonis karena mereka saling mencintai dan menghormati satu sama lain.

Keseharian mereka kalau tidak menghabiskan quality time berdua ya bekerja. Mereka sengaja menunda honeymoon mereka, karena Singto masih perlu mengurus project kapal pesiar keduanya yang belum selesai dan Krist yang juga sibuk mengurus acara pameran lukisannya. Untuk pertama kali dalam hidup Krist, dirinya akan membuka art gallery untuk menunjukkan lukisan karyanya ke publik.


***

"Sayang bisa dateng kan besok?", ucap Krist sambil bergelayutan di lengan Singto yang baru pulang dari kantornya.

"Bisa dong.. Masa di hari besar istriku aku gak dateng?" Singto memeluk dan mencium Krist. Seperti biasa, memberi kecupan setiap pulang kerja. Kehidupan pernikahan mereka memang dapat dikatakan sangat sehat. Mereka adalah contoh kehidupan pasangan alfa-omega jika menikah dengan fated pair . Keduanya tidak akan kehilangan cinta, tidak akan saling bosan dan justru semakin hari semakin mencintai.

"Ngomong-ngomong, baju macam apa itu?", Singto melihat Krist dari atas kebawah dan salah fokus dengan pakaian yang dikenakan Krist. Istrinya itu mengenakan dress kain transparan berwarna hitam bak lingerie yang menampakkan dua tonjolan di dadanya, serta mengenakan celana pendek hitam yang mengekspos pahanya yang putih mulus. "Kamu mau ajak main ya?"

"Ihh apa sih kan ini baju tidurku, biasanya juga malah gak pake."

Singto merengkuh pinggang Krist, menggendongnya ala bridal style dan membawa Krist ke kamar mandi.

"Ehh turunin aku. Mau kemana?", ucap Krist sambil memukul pelan pundak Singto.

"Mau mandi."

"Kenapa bawa aku?"

"Ya kamu temenin lah, masa aku sendiri. Tanggung jawab kamu."

Krist pun hanya senyum-senyum nakal karena rencananya berhasil.


***

Singto dan Krist sampai di tempat dimana Krist membuka art gallery nya untuk pertama kali. Banyak para art enthusiast yang sudah hadir di acara grand opening tersebut. Sudah banyak pula wartawan yang datang untuk mencari berita, karena tamu yang hadir di acara tersebut bukan main-main. Raja dan Ratu Edelweiss pun datang untuk melihat grand opening art gallery putranya. Di antara para tamu yang hadir, ada seorang pria berusia 30 tahun-an yang menarik perhatian para wartawan. Dia adalah Ronan Calister , seorang seniman ternama dunia beraliran kontemporer yang kini sedang hits di kalangan art enthusiast, karena hasil karya lukisan 3D nya yang bernama Rural Irony. Karya yang melambungkan namanya itu terjual di sebuah lelang besar dengan harga miliaran. 

Krist menyambut para tamu yang hadir dan menjawab pertanyaan seputar karya seni nya. Singto yang duduk di samping Ratu Alana hanya tersenyum memperhatikan Krist yang sangat bersemangat dan tidak terlihat gugup sama sekali itu. Ya, istrinya itu selalu berbinar-binar setiap membicarakan tentang melukis yang merupakan passion nya. Krist yang seolah terlihat lemah dan tidak pandai bicara di depan publik nyatanya sangat berlawanan. Orang yang kini bicara di hadapan banyak orang itu sangat percaya diri dan berkharisma bak pembicara profesional.

Blossom of Snow (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang