Part 27: Pre-Wedding

1K 125 1
                                    


Kurang 4 hari lagi acara pernikahan Singto dan Krist akan dilangsungkan. Hari ini adalah hari mereka akan berfoto bersama dan membuat video pre-wedding untuk kenang-kenangan. Singto dan Krist sudah mengosongkan jadwal mereka seharian penuh untuk berfoto dan shooting video pre-wedding. Sebelumnya, Singto masih sibuk mengurus pekerjaan di perusahaannya sehingga tidak ada waktu untuk melakukan foto pre-wedding karena jadwalnya padat.

Krist sudah terbangun dari sejak pagi buta karena merasa gugup, padahal cuma mau foto saja. Krist yang tidak bisa diam di kasur pun akhirnya membangunkan Singto. 

"Masih jam 3 pagi Kit, kenapa sudah bangun? Persiapan foto masih jam 5 nanti. Tidur lah lagi."

"Udah gak bisa, Singtuan..."

"Terus 2 jam lagi kamu mau ngapain? Apa mau....", Singto merengkuh pinggang Krist dan memeluknya, serta membawa Krist mendekat pada dirinya. Keduanya saling bertatapan dengan hidung mereka yang sudah bersentuhan.

"Gak dulu. Nanti aku capek. Kan seharian ini mau foto.", ucap Krist seraya mendorong Singto yang sedang menggodanya itu untuk menjauh.

"Iya iya gak ngapa-ngapain kok. Sini.", kata Singto sambil menarik Krist ke dalam pelukannya. "Aku tahu kamu gugup. Gak papa kan ada aku. "

Krist yang merasakan hangatnya dekapan Singto serta mencium aroma tubuhnya itu kembali tenang dan tidak lama tertidur. Memang tempat ternyaman bagi omega adalah dalam dekapan alfanya. Karena tubuh alfa memiliki aroma khusus yang terkadang samar-samar bercampur dengan aroma feromonnya yang memiliki efek menenangkan bagi omega, membuat omega merasa nyaman dan terlindungi.

Kriinggg.. Kriiinggg...

Suara telepon intercom yang ada di dekat kasur berbunyi. Singto terbangun dan mengangkat telepon itu, ternyata berasal dari penjaga penthouse nya yang mengatakan bahwa make up artist serta team fotografer sudah datang. Singto pun menyuruh agar team itu menunggu di ruang tamu nya. Kemudian Singto membangunkan Krist dengan lembut, ia membelai pipi calon pasangannya itu.

"Kit... Kit.."

"Huh?..", Krist mengeluarkan lenguhan dan masih menutup matanya.

"Bangun, Kit.", Kit pun membuka matanya perlahan sambil masih terdiam untuk mengumpulkan nyawanya.

"Sudah jam 5, ayo siap-siap.", Singto pun berdiri dan langsung menggendong Krist ala bridal style untuk membawanya ke kamar mandi.

Persiapan make up selesai di pukul 7 pagi, lalu langsung saja Krist dan Singto bersama team fotografer nya pergi menuju lokasi pemotretan. 

Lokasi pertama adalah pantai Dianthus, tidak jauh dari penthouse mereka. Pantai tersebut sudah dikosongkan dan melarang turis maupun pengunjung untuk masuk hingga sesi pemotretan selesai. Fotografer mengarahkan gaya untuk Krist dan Singto. Ia menyuruh agar Krist berpose mengalungkan kedua lengannya di tengkuk Singto dan meminta Singto untuk memeluk pinggang Krist, serta menyentuhkan hidung mereka. Ini adalah pose yang biasa dilakukan oleh Singto dan Krist, tidak sulit. Tapi Krist sangat canggung karena sekarang ada orang lain disana, ia tidak biasa menunjukkan afeksinya di hadapan orang lain. Melihat Krist yang seperti menjaga jarak darinya, Singto pun menarik pinggang Krist untuk mendekat padanya dan membuat Krist terkejut.

"Just look at me.", ucap Singto. Krist hanya memfokuskan pandangan pada Singto, kini ia dapat berpose natural dan melupakan keberadaan team fotografer disana.

Selanjutnya, Krist dan Singto melakukan shooting untuk video pre-wedding mereka yang diarahkan oleh videographer, masih berada di lokasi yang sama. Lalu mereka berpindah ke lokasi lainnya, seperti di taman bunga, resort, dan Edelweiss tower.

Blossom of Snow (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang