Happy Reading!!!
***
Saat mereka baru saja keluar dari lift tiba tiba
Laap
"astaga kenapa gelap" shiren langsung mengandeng tangan rendy erat
"ini kenapa" tanyanya semakin mengeratkan pelukannya di lengan rendy
"diem" rendy menyalakan flash ponselnya
"kenapa sih pake mati lampu segala" adu shiren
"lo sih lama mikirnya" kesal rendy
Rendy berjalan masuk ke dalam mobil di ikuti shiren duduk di samping kemudi
Tak ada percakapan setelah mobil rendy meninggalkan bastman hotel, sampai rendy yang memulainya
"lo takut gelap?" rendy menatap fokus kedepan tanpa menoleh
"nggak" shiren masih menatap layar ponsel miliknya
"trus?" rendy menoleh kearah shiren
"ya gue kaget aja tadi" shiren menoleh
Rendy memutar bola mata malas
"mau kemana sih?" shiren menoleh ke arah kaca pintu mobil
"main" jawab rendy datar
"main ke mana?" tanya shiren lagi
Rendy hanya mengedikkan bahu tanda dia juga masih tau
"lah lo ngajak jalan tapi nggak punya tujuan" sela shiren
"hm" balas rendy
Shiren geleng geleng kepala mendengarnya dan kembali menatap ponselnya
"turun" titah rendy yang sudah mematikan mesin mobilnya
Shiren mendongakkan kepalanya menatap ke depan
Pasar malam
Shiren turun dari mobil rendy
"tau tempat ini dari mana?" tanya shiren dengan mata berbinar menatap keadaan pasar malamRendy mengedik bahu acuh
"aaaaaaa" teriak shiren lari masuk kedalam pasar malam
"tuh anak kenapa?" batin rendy
Rendy berjalan di belakang shiren yang sedang berbinar menatap semua wahana pasar malam
"naik kora kora yok" shiren menyeret tangan rendy
"mas tiketnya 2" ujarnya pada penjaga loket kora kora
"nih mbak" penjaga loket itu menyerahkan dua lembar tiket ke arah shiren
"satunya 45.000" lanjutnya
Shiren tersenyum ke arah penjaga loket itu sebentar sebelum menoleh ke arah rendy
"bayar" kata shiren lebih kearah perintah untuk rendy
"ck" rendy mengeluarkan dompetnya dan membayar harga tiketnya
Shiren duduk di wahana pertama yang dia naiki dengan rendy duduk di sampingnya
Wahana itu perlahan bergerak sebelum bergerak dengan kecepatan yang sudah di tentukan, semua orang yang naik wahana itu berteriak kencang
Bukan bukan semua melainkan hanya rendy dan shiren yang tetap di tempat dengan wajah datar yang di pasang rendy serta shiren kaku di tempat, mereka tak bersuara sama sekali meskipun kecepatan wahana itu membuat semua orang menjerit kencang
Shiren dan rendy turun dari wahana kora kora
"aaaaaaaaaa" jerit shiren keras bahkan semua pengunjung menatapnya
Rendy segera membekap mulut shiren sebelum semua pengunjung menghampiri mereka
Shiren tersenyum malu malu kepada pengunjung yang tengah menatapnya bingung
"sumpah gue naik wahana kora kora tanpa teriak sama sekali?" tanya shiren tak percaya
"biasanya gue bakal teriak teriak saat naik itu" lanjutnya
"kenapa nggak teriak?" tanya rendy yang tetap berdiri di samping shiren
"ya karna orang yang di sebelah gue—" shiren menoleh kearah rendy
"apa?" sengit rendy
"nggak jadi" shiren mengerjapkan mata dua kali
"ayo kesana" lagi lagi shiren menyeret rendy
Mereka sekarang di depan stand permainan memanah hadiah
"pak berapa sekali main?" tanya shiren pada penjaga stand itu
"50.000 neng" jawabnya
"dua kali kesempatan" lanjutnya
Shiren mengambil busur beserta panahnya
"emang bisa?" rendy memasang tampang mengejek
"kita liat aja nanti" shiren memfokuskan pandangannya kearah boneka teddy bwar berukuran sedang itu
Tassh
Dorr
Tepat sasaran, dua kata itu layak untuk shiren
"nih" shiren menyodorkan busur itu ke arah rendy dengan menaik turunkan kedua alisnya
"masak kalah sama gue yang cewek " goda shiren saat rendy mulai untuk memanah
"ck" decak rendy
"gue aja bisa" bangga shiren
"diem" titah rendy
Sedangkan shiren terkekeh pelan sambil memeluk boneka teddy bear itu
Rendy mengarahkan anak panah itu tepat pada balon di atas boneka bear berukuran besar
"lion aja" ujar shiren
"kenapa?" rendy memfokuskan pandangannya
"karna gue pengen itu" jawab shiren santai
"emang ini buat lo" sinis rendy
Tassh
Dorr
Anak panah itu melesat tepat di atas boneka lion itu
"yeeay" seru shiren saat penjaga itu memberikan boneka lion ke arahnya
"50.000" ujar penjaga itu
"bayar" ujar shiren santai menoleh ke arah rendy
Rendy membuang nafas kasar sambil mengeluarkan uang berwarna biru itu dari dompetnya
"makasih mas" penjaga stand itu menerima uang dari rendy
"kemana nih anak?" gumam rendy
Rendy mengedarkan pandangannya di sekitar stand tersebut dan menemukan shiren yang sedang berlutut di depan gadis berumur 4 tahun yang sedang duduk dengan ibunya.
***
Neng kasih part berikutnyaaaaa
Maaf baru update
Yuk jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap partnya 😉
Gimana part ini??***
# dirumahnya neng susah sinyal😂, maaf ya part ini dikit banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend's
Novela Juvenil◼ Baca aja dulu nanti juga suka ◼ Budayakan follow sebelum baca!! ◼ Plagiat dimohon dengan hormat untuk menjauh. Bagaimana jadinya jika cewek ceria,cerewet di satukan dengan musuh bebuyutannya yang kaku, cuek yang suka menjailinya. "lo.." jeda sh...