7. Permulaan

24 10 0
                                    

.

.

.

"Buat apa aku peduli dengan orang lain? Padahal mereka hanya pura-pura peduli lalu pergi dan meninggalkanku begitu saja. Tak semua sifat manusia itu sama. Manusia itu beragam. Jadi, kamu jangan sepenuhnya peduli dengan mereka, atau kamu yang jatuh ke lubang sendirian."

.

.

"Kak," panggil seorang murid perempuan ke arah Arga yang sedang menginterogasi teman-teman sekelasnya Alex. Arga menoleh. "Kenapa?"

Perempuan dengan rambut pirang serta bibir yang merah ranum itu pura-pura berpikir. "Sebenarnya kelasan kita gak pernah saling sapa sama Alex dari awal semester pertama."

"Jadi, maksud kamu 40 orang—ah 39 murid yang berada di kelas XII-IPA 4. Gak pernah saling sapa sama Alex dari semester pertama?"

Perempuan bernama Calista itu mengangguk. Dia membenarkan rambutnya seraya tersenyum centil. "Hm... iya, Kak. Terus juga Alex itu pentolan sekolah, makanya pada takut sama dia. Aku gak bohong ya, Kak. Ini beneran. Kalau gak percaya tanya yang lain aja."

Arga mengangguk paham. "Terus?"

"Sebelum Alex meninggal, pas paginya dia bully Viola karena sering ganggu keluarganya. Terus pas siangnya, Viola bunuh diri. Kakak tau kan, kalo tentang itu."

"Tau kok. Coba kamu ceritain lebih banyak."

"Nah, sebelum Viola bunuh diri. Alex dateng ke kelas XII-IPA 1. Dia berantem tuh sama Aeera sampai segala nampar-namparan," papar Calista. Arga tersenyum sedikit, memperlihatkan lesungan pipit bagian kanannya. Calista yang melihat itu semakin jadi untuk membusungkan dadanya.

"Aeera?"

Calista mengangguk dengan bibir yang sengaja dia manyunkan. "Iya, Aeera. Satu sekolah juga tau siapa dia."

"Emangnya dia kenapa? Padahal dari namanya cantik loh..."

Calista tertawa pelan. "Dia emang cantik. Tapi kepribadiannya yang aneh. Masa kalau dia buka kacamatanya, dia selalu ngomong ngawur tentang kematian orang-orang. Dimanapun dia selalu pakai kacamata hitam. Menurut Kakak aneh gak sih?"

Arga berpikir. "Kacamata hitam, ya. Aneh banget. Bahkan saat malam hari dia tetap pakai kacamata hitam?"

"Iya, Kak."

"Bener-bener aneh."

"Tuh, kan," pungkas Calista. "Pokoknya selain aneh, sikapnya juga dingin banget. Mana kasar. Dia sering banget ngelanggar peraturan sekolah. Coba dah, Kakak berdiri di samping dia, pasti aura dinginnya bikin Kakak terintimidasi. Makanya murid-murid Jagratara selalu ngehindarin dia."

"Seseram itu ya yang namanya Aeera? Dia saling kenal gak sama Alex atau Viola?"

"Enggak. Mereka gak saling kenal. Bahkan Aeera gak peduli itu siapa, meskipun keluarganya sendiri."

"Dia orang yang nge-live di ig bukan sih?" tebak Arga.

Wajah Calista berbinar. "Bener banget! Kok Kakak tau sih? Padahal nama ig dia bukan nama Aeera. Keren banget Kakak nebaknya."

60 detik yang berhargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang