05. Gara-gara Buku

31.8K 3.3K 91
                                    

Sudah sebulan lamanya mereka bertiga berada di Pesantren dan selama itu pula Fathan selalu berulah dan membuat Aisy kesal.

Seperti beberapa hari yang lalu Fathan sengaja menyembunyikan buku tugas Aisy padahal buku itu harus dikumpulkan. Aisy yang sudah mencari bukunya kemana-mana tapi tetap saja ia tak menemukannya.

Dan berakhirlah Aisy di hukum untuk membersihkan semua toilet dan membersihkan lapangan.

Flashback on

Saat Aisy ingin mengumpulkan tugasnya ia mengernyit heran karena tak menemukan bukunya. Padahal pagi tadi ia sudah menaruhnya di loker mejanya.

"Aisy. Ayo kumpulkan tugasnya!" Titah Ustadzah yang mengajar.

"Maaf Ustadzah,saya lupa bukunya dimana?" Jawab Aisy.

Amel, Dinda dan Zahra terkejut dengan ucapan Aisy barusan. Bukannya tadi pagi buku itu masih bersama Aisy? Pikir mereka bertiga.

Perdebatan singkat terjadi beberapa menit dan Aisy harus dihukum untuk membersihkan semua toilet Putri dan lapangan belakang.

Sedangkan Fathan yang ingin masuk ke ndalem tanpa sengaja ia melihat Aisy yang sedang membersihkan lapangan. Tanpa pikir panjang ia menghampiri Aisy.

"Assalamualaikum Ning Aisy"

Aisy menghembuskan nafasnya pelan. Mengapa disaat seperti ini ia masih bisa makhluk menyebalkan.

"Wassalamu'alaikum"

"Ada apa Ning kok bersihin lapangan? Dihukum ya?" Goda Fathan. Aisy tak menjawab sama sekali.

"Gak jawab dosa lho" lanjut Fathan.

"Hm" jawab Aisy singkat.

Fathan kaget. Sekarang yang ia pikirkan adalah penyebab Aisy dihukum. "Apa buku yang sengaja aku ambil tadi tugasnya Ning Aisy ya?" Batinnya bertanya.

"Gara-gara gak ngumpulin tugas?" Tanya Fathan memastikan. Sedangkan Aisy mengangguk sebagai jawaban.

"Beneran buku yang itu. Kalo Ning Aisy tau? Wes angel Iki angel" batin Fathan berkecamuk.

"Saya duluan Ning assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Aisy terheran dengan sikap Fathan barusan. Biasanya setiap ia bertemu Aisy Fathan selalu membuat Aisy kesal. Tak terlalu memikirkan Aisy lebih memilih melanjutkan hukumannya.

Sedangkan Fathan segera pergi dari lapangan dan masuk ke ndalem. Lalu ia ke kamarnya dan mencari buku Aisy yang ia sembunyikan.

Fathan ingin mengembalikan buku itu kepada Aisy. Tapi ia tidak memiliki alasan untuk berbicara kepada Aisy.

"Kalo jujur pasti Aisy marah. Tapi kalo bohong yang ada dosa" gumam Fathan.

"Wes lah jalanin aja" pasrah Fathan.

Lalu saat malam ia melihat Aisy bersama dengan sahabatnya sedang dibangku taman. Untung saja disana tempatnya agak sepi dan hanya beberapa orang yang lewat.

Lalu Fathan mengatur nafasnya dan menyiapkan mentalnya untuk mengahadapi Aisy. Setelah dirasa siap barulah ia menghampirinya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Em,Ning. Ini bukunya" ucap Fathan pelan sambil memberikan buku Aisy.

Aisy menerima buku itu. Tetapi ia mengernyit heran bagaimana bisa bukunya ada di Fathan. Padahal tadi ia mencari bukunya dan tak menemukannya sama sekali.

Bukan hanya Aisy yang heran. Bahkan Amel, Dinda dan Zahra juga. Mereka tadi juga membantu Aisy mencari bukunya.

"Kok bisa ada sama, Gus?" Tanya Aisy.

"Sebenarnya saya sengaja ngambil bukunya dan saya simpan di kamar" jawab Fathan takut-takut.

Mereka berempat tak percaya. Aisy yang sudah emosi langsung pergi tanpa mengucapkan salam dan meninggalkan sahabatnya.

Flashback off

Semenjak saat itu Aisy selalu menghindari Fathan sampai saat ini. Umi sudah tau masalah ini karena Fathan yang menceritakan semuanya sendiri.

Umi pun juga geram dengan tingkah anaknya yang sangat usil. Fathan meminta tolong kepada Uminys untuk membantunya agar Aisy mau berbicara kepadanya lagi.

Jelas Umi menolak mentah-mentah dan menyuruh Fathan berjuang sendiri. Biarkan saja anaknya yang bertanggung jawab atas perbuatannya itu.

Fathan merutuki kebodohannya sendiri. Mengapa saat itu ia tertarik membuat Aisy kesal dengan cara mengambil bukunya.

"Gara-gara buku jadi gini" gumam Fathan menyalahkan buku.

Entahlah bagaimana jalan fikiran Fathan. Mengapa ia menyalahkan buku padahal buku bukan benda hidup yang bisa bergerak.

Dan yang harus dipikirkan Fathan adalah bagaimana caranya agar Aisy bisa memaafkan dirinya. Ia tidak pernah membujuk wanita sebelumnya. Mungkin ia harus menanyakan kepada kakaknya yang sudah menikah.

Kebetulan kakaknya nanti akan datang nanti sore. Ia harus bisa mendapatkan maaf Aisy agar bisa menjahilinya lagi.

(Sebleng-_-)

Skip

Sore hari kakak laki-laki Fathan sudah sampai di rumah. Ia segera meminta bantuan kepada kakaknya bagaimana cara untuk membujuk wanita yang marah.

"Kang!" Panggil Fathan.

"Hm" jawab orang yang dipanggil kang tadi.

Muhammad Fatur Abdillah. Atau Fatur adalah kakak laki-laki Fathan. Ia sudah menikah dan mempunyai anak laki-laki yang berumur 4 tahun.

Fatur baru pulang dari rumah mertuanya. Sudah dua bulan ia disana bersama istrinya dan anaknya.

"Biasanya kalo istri akang marah diapain?" Tanya Fathan.

"Emang kenapa to?" Tanya balik Fatur.

Fathan menjelaskan semuanya kepada Fatur. Mulai dari ia yang sengaja menyembunyikan buku Aisy sampai Aisy yang selalu menghindar darinya.

Fatur menggelengkan kepalanya mendengar cerita Fathan. Sikap jahilnya memang sudah berlebihan. Ia menyentil jidat Fathan dengan keras membuat sang empu meringis.

"Salah kamu sendiri" ucap Fatur menatap sinis Fathan.

"Ayolah,Kang" ujar Fathan memaksa Fatur untuk membantunya.

"Ck iya-iya" pasrah Fatur.

Fathan tersenyum senang melihat Fatur yang akhirnya mengalah. Ia siap-siap untuk mendengarkan saran dari Fatur.

"Caranya kamu peluk dia dulu" jawab Fatur.

Wajah Fathan yang semulanya tersenyum mendadak menjadi datar. Bagaimana bisa ia memeluk Aisy yang bukan muhrimnya.

"Mana boleh peluk dia" balas Fathan kesal.

Fatur mengedikkan bahunya. "Istri akang kalo marah cara ngatasinnya ya dipeluk" jawab Fatur dan langsung pergi.

Fathan mendengus kesal karena tak mendapatkan cara dari akangnya itu. "Masa iya aku nikah sama Ning Aisy biar bisa meluk dia" batinnya asal.

Lalu ia mendapat ide. "Tanya sama Mbah Google ajalah" gumamnya lalu mencari cara di google.

"Cara membujuk wanita agar tidak marah lagi" ketiknya.

Tapi yang muncul adalah 'cara membujuk pacar agar tidak ngambek lagi'. Fathan semakin kesal karena itu. Ia melempar HP nya asal.

"Sama aja Google gak membantu" gumamnya frustasi.










GUS & NING (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang