13. Kehidupan Baru

36.4K 2.9K 43
                                    

Satu Minggu setelah acara pernikahan, Aisy dan Fathan kembali lagi ke Pesantren milik keluarga Fathan. Sebelumnya mereka berdua tinggal di rumah Aisy karena itu adalah permintaan Aisy sendiri. Sedangkan Amel, Dinda dan Zahra kembali ke Pesantren tiga hari yang lalu.

Dan pagi ini, Fathan dan Aisy membereskan barang-barang mereka. Fathan hanya membawa tas ransel berisi pakaiannya saat datang. Sedangkan Aisy membawa satu koper besar dan satu tas selempang. Ia tidak perlu membawa banyak baju karena sebagian bajunya ada di Pesantren.

Aisy juga membawa beberapa novel kesayangannya. Sengaja Aisy membawa novel agar saat dimobil ia tak bosan. Aisy sendiri masih canggung saat memulai pembicaraan.

Setelah sarapan mereka berdua langsung pamit dan masuk ke mobil. Aisy melihat ke samping jendela. Ia melihat Abiel yang tersenyum lirih. Aisy tersenyum kepada Abiel sebelum Fathan menjalankan mobilnya.

Aisy melanjutkan membaca novelnya yang semalam. Ia sama sekali tak mempunyai niat untuk mengajak Fathan berbicara. Toh Fathan juga fokus menyetir.

Sudah satu jam perjalanan, suasana mobil benar-benar hening. Aisy sudah tertidur dengan novelnya yang sudah ia tutup. Fathan melirik istrinya yang tengah tertidur. Ia menepikan mobilnya dan membenarkan posisi Aisy agar tak pusing nantinya. Lalu ia kembali melajukan mobilnya.

Setelah menempuh tiga jam perjalanan, mereka sudah sampai di kediaman Fathan. Fathan menoleh dan melihat Aisy yang masih tertidur. Ia tidak tega membangunkan istrinya. Lalu ia menggendong Aisy menuju kamarnya tanpa mempedulikan tatapan menggoda Fatur.

Ia membaringkan Aisy perlahan-lahan dan melepaskan sandal yang dipakai Aisy. Lalu ia menyelimuti Aisy sampai sebatas pinggangnya dan turun mengambil barang-barang mereka.

Fathan meletakkan koper dan tas ransel miliknya. Ia hanya menata baju-baju miliknya dan membiarkan koper Aisy. Sengaja Fathan tidak menyentuh barang milik Aisy karena ia tahu jika Aisy masih belum terbuka kepadanya.

Fathan turun ke ruang keluarga dan mendapati Fatur yang sedang berkutat dengan laptopnya.

"Abi sama Umi kemana Kang?" Tanya Fathan sembari duduk di sofa.

"Kondangan. Paling nanti sore pulang" jawab Fatur tanpa mengalihkan pandangannya.

"Kalau mbak Sekar sama Naufal?" Tanya Fathan lagi.

Sekar itu istri Fatur sedangkan Naufal adalah putra Fatur yang berusia empat tahun.

"Naufal ikut mbak mu ngajar" jawab Fatur.

Fathan memangut paham. Ia mengambil toples berisi kue yang memang tersedia di meja.

"Istri kamu belum bangun?" Tanya Fatur.

"Belum. Kayaknya kecapean dia" jawab Fathan.

"Kamu udah fikiran kalau Aisy tinggal di sini atau masih menetap di Kobong nya?" Tanya Fatur menatap Fathan serius.

Fathan sampai melupakan hal penting ini. Ia masih belum berpikir sampai sana. Mungkin lebih baik jika Aisy saja yang memilih sendiri. Ia tidak mau terlalu memaksakan kehendaknya.

"Biar Aisy yang milih sendiri. Kalau aku yang nentuin takutnya dia gak setuju sama keputusan Fathan" jawab Fathan.

"Kamu harus belajar memahami istri kamu. Karena dia itu masih sangat muda dan terkadang pemikirannya masih labil. Kalau ada masalah jangan pake kekerasan, selesaikan masalah dengan kepala dingin" nasehat Fatur kepada adiknya.

Fathan tak menjawab dan hanya diam. Tetapi ia mendengar nasehat Fatur. Pikirannya melayang memikirkan Aisy. Fathan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas.

GUS & NING (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang