19. Dia Dari Masa lalu

28.7K 2.7K 82
                                    

Setelah acara kemarin, Fathan ingin membicarakan sesuatu hal yang penting kepada Aisy. Ia ingin mengajak Aisy tinggal di rumah yang sudah ia bangun saat dirinya sudah menikah.

"Aisy!" Panggil Fathan saat memasuki kamarnya.

"Kenapa, mas?" Tanya Aisy.

"Mas mau ngomong penting sama kamu" ucap Fathan.

"Ngomong aja" balas Aisy.

"Mas mau kita pindah ke rumah yang sudah mas bangun" ucap Fathan to the poin.

Aisy terdiam seketika. Ia tidak pernah tahu Fathan membangun rumah. "Rumah?" Ulang Aisy.

"Iya. Mas sengaja bangun rumah. Rumahnya juga yang di depan Pesantren" jawab Fathan.

Tunggu? Depan Pesantren? Seingatnya di depan Pesantren ada rumah bertingkat dua. Ia tidak tahu jika rumah bertingkat dua itu rumah yang dibangun Fathan.

"Gimana? Kamu mau?" Tanya Fathan.

"Iya, aku mau" jawab Aisy membuat senyum Fathan mengembang.

"Sekarang kita belanja. Soalnya rumahnya kosong gak ada apa-apa" ucap Fathan.

Aisy hanya menuruti apa kata Fathan. Setelah itu mereka menuju pusat perbelanjaan. Aisy hanya mengikuti Fathan. Matanya tak sengaja melihat wanita yang ia lihat dulu. Wanita itu memandang Fathan dengan tatapan yang sulit diartikan.

Fathan yang melihat istrinya melamun mengikuti arah pandang istrinya.

Deg

Tubuhnya kaku seketika melihat seseorang yang pernah hadir di hidupnya dulu. Wanita yang ia anggap teman, tapi wanita itu justru mencintainya.

Fathan menarik tangan Aisy sampai menubruk dada bidangnya. Aisy mendongak menatap Fathan dengan tatapan bingung.

"Jangan lihat dia" ucap Fathan.

Aisy paham apa siapa yang dimaksud Fathan. "Mas kenal sama dia?" Tanya Aisy.

Fathan mengangguk. "Nanti mas cerita di rumah" ujar Fathan.

Wanita itu mengepalkan tangannya melihat Aisy yang berpelukan dengan Fathan. Ia keluar dan berjalan mendekati Aisy dan Fathan.

"Fathan!" Panggilannya.

Aisy dan Fathan menoleh ke arah wanita tersebut. Fathan menatap tajam wanita itu dan menenggelamkan kepala Aisy di dadanya.

"Untuk apa kamu kesini, Tari" ucap Fathan dingin.

Dia adalah Tarini Oktavia. Wanita yang pernah dekat dengan Fathan dan keluarganya. Tari adalah wanita yang terobsesi dengan Fathan.

Aisy melepaskan pelukannya dan menatap Tari. Tari menatap Aisy tak suka dan tersenyum genit kepada Fathan.

"Aku kangen sama kamu" ucap Tari yang ingin memeluk Fathan.

Aisy menghadang dan berdiri di depan Fathan membuat Tari berhenti dan menatap tajam Aisy. Tak mau kalah Aisy juga menatap tajam Tari membuat Fathan tersenyum bangga.

"Tidak sopan jika anda ingin memeluk suami saya" ucap Aisy.

Tari terkekeh sinis. "Suami? Fathan adalah suami saya. Bukan suami anda" balas Tari angkuh.

Sepertinya Tari memang sudah tidak waras. Dia bilang Fathan suaminya? Yang benar saja. Jelas-jelas Fathan suami Aisy yang sah di mata hukum dan agama.

"Terserah apa kata anda. Tapi yang jelas jangan pernah anda menganggu suami saya lagi" sahut Aisy.

Fathan langsung menggandeng tangan Aisy dan meninggalkan Tari yang menatap mereka kesal. Fathan mengajak Aisy pulang ke rumah. Sesampainya di rumah mereka langsung menuju kamar.

GUS & NING (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang