25. Tia dan Tari?

24.7K 2.5K 32
                                    

Sudah satu bulan Rani menjalankan rencananya. Ia sudah tahu siapa yang bekerjasama dengan Tari untuk meneror Aisy. Bahkan dirinya tahu alasan mengapa orang tersebut mau bekerjasama dengan Tari.

Setiap pagi, Rani selalu berangkat bersama orang tersebut. Satu hal yang ia tidak tahu, yaitu seluk beluk keluarganya. Dia pernah menceritakan kepada Rani jika mempunyai kakak perempuan, tapi tidak disebutkan siapa namanya.

Tugasnya sekarang adalah mencari tahu siapa kakak perempuannya dan untuk apa dia mau bekerjasama dengan Tari.

Dan seperti biasa, setiap pagi ia berangkat bersama dengan orang tersebut. Ia berjalan berdua bersama dengannya.

"Tia, kamu gak mau ngenalin kakak kamu ke aku?" Tanya Rani.

Masih ingat dengan Tia? Gadis yang menuduh Aisy mencontek saat ujian. Gadis yang membenci Aisy karena posisinya tersisihkan.

"Kapan-kapan aja. Kakak aku pasti sibuk sama pekerjaannya" jawab Tia.

"Tapi kamu pasti punya fotonya kan?"

"Punya. Nanti aku tunjukkan. Aku juga selalu bawa foto kakakku kemanapun"

Rani tersenyum dan menatap Tia sulit diartikan. Setelah sampai di kelas mereka mulai bercerita banyak hal. Samping Aisy dan yang lain datang, Rani melirik mereka berempat dengan isyarat, lalu mengalihkan pandangannya kembali pada Tia.

"Ran, aku mau ke toilet dulu ya" ucap Tia.

"Iya. Jangan lama-lama. Bentar lagi masuk"

Tia berdiri dan berjalan keluar. Tanpa Tia sadari, sebuah foto jatuh dari genggamannya. Rani yang melihat foto tersebut langsung mengambilnya dan menyembunyikannya di dalam tas miliknya.

Disisi lain, Tia berjalan menuju toilet. Bukan tanpa alasan ia ke toilet. Sebenarnya gadis itu mengikuti Aisy dari belakang. Saat Aisy keluar, ia mencengkram kuat tangan Aisy membuat sang empu meringis tertahan. Melihat Aisy yang menahan sakit membuat Tia tersenyum licik.

"Sudah berapa kali aku bilang untuk pergi dari Pesantren ini dan tinggalkan Gus Fathan" ucap Tia penuh penekanan.

"Sampai kapanpun aku gak akan pernah pergi dan meninggalkan suami aku" tegas Aisy menekankan kata suami.

Tia tersenyum miring. "Lihat apa yang akan aku lakukan" ancamnya.

"Dan lihat apa yang Allah balas untuk perbuatan kamu" balas Aisy melepaskan cengkraman tangannya dan langsung kembali ke kelas tanpa sepatah katapun.

mengepalkan tangannya dan tersenyum miring. "Lihat apa yang aku lakukan bersama kakakku yang hebat" gumamnya lalu menyusul Aisy ke kelas.

Saat duduk, ia mencari-cari foto yang ia genggam tadi. "Apa jatuh kali,ya" batinnya.

"Rani!"

Sang nama menoleh dengan alis terangkat sebelah. "Kenapa?"

"Kamu lihat foto gak?" Tanya Tia.

"Foto apa? Aku gak liat apapun" bohong Rani. "Ya Allah, maafkan hamba yang berbohong lagi. Tapi ini demi mendapatkan petunjuk agar bisa membantu Aisy. Kalau enggak, hamba gak mau temenan sama Tia. Gak mau gak suka gelay"

"Yakin kami gak lihat?" Rani mengangguk mantap.

"Yaudah, makasih"

Rani menghembuskan nafasnya lega. Sepertinya Tia tidak curiga kepadanya. "Akting kamu bagus banget sih, Rani. Kenapa kamu gak dari dulu ikut casting film. Yakin seratus persen, pasti kamu bakal sukses dan terkenal" batin Rani terkikik geli.

GUS & NING (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang