08. Mas?

31.2K 3.1K 61
                                    

Seminggu sudah berlalu. UAS pun sudah selesai. Semua Santri lega karena UAS sudah berakhir. Tinggal menunggu hasil mereka nanti yang akan diumumkan beberapa hari ini.

Tentang Tia yang mencoba memfitnah Aisy, hampir semua orang tahu kejadian itu. Semua juga shock karena sebelumnya Tia dikenal dengan sosok yang pendiam dan cerdas serta tingkah lakunya yang sopan.

Aisy juga menceritakan semuanya kepada ketiga sahabatnya itu. Awalnya Amel dan Dinda sudah sangat kesal karena Tia yang berani berbuat seperti itu kepada Aisy. Tapi mendengar cerita dari Zahra tentang sosok Tia sebelumnya membuat mereka bertiga terdiam.

Apalagi Aisy yang merasa bersalah karena dirinya merasa seperti merebut posisi Tia.

Memang semenjak Aisy pindah, ia seperti Primadona. Aisy dikenal dengan sosok yang ramah kepada siapa saja. Bahkan Aisy juga pernah beberapa kali mengikuti olimpiade dan berhasil membawa pulang piala. Itulah sebabnya Aisy menjadi kesayangan orang.

Dan juga beberapa hari yang lalu saat dirinya baru keluar dari toilet Tia datang dan berbicara kepadanya. Ia juga tak menceritakan kepada sahabatnya.

Saat keluar dari toilet Tia mencekal tangan Aisy kuat dan menatap Aisy tajam. Aisy yang ditatap seperti itu sudah was-was.

"Pergi dari Pesantren ini" ucap Tia penuh penekanan.

Aisy menggeleng tegas. "Aku gak akan pernah pergi dari sini" jawabnya.

"Jangan menyesal kalau kamu akan ku buat hancur dan aku bakal rebut kebahagiaan kamu" ujar Tia yang semakin mencekal tangan Aisy kuat. Aisy yakin jika tangannya sudah memerah.

"Aku gak takut" balas Aisy.

"Tunggu kehancuran mu" ancam Tia lalu pergi menghempas tangan Aisy.

Aisy mengusap tangannya yang memerah itu

"Aisy"

Lamunan Aisy terbuyar saat Amel memanggil namanya.

"Ada masalah?" Tanya Amel.

Aisy menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha senyum. "Gapapa kok".

Amel mengangguk paham walaupun sebenarnya ia tidak yakin dengan respon Aisy. Ia yakin jika ada yang disembunyikan dari sahabatnya yang satu ini. Mungkin ia akan bertanya kembali tapi bukan untuk saat ini.

Beberapa menit kemudian Umi datang ke kelas Aisy sambil membawa lembaran kertas yang tidak tahu itu apa. Tentu ini mengundang keheranan karena Umi hampir tidak pernah datang ke kelas manapun.

"Assalamualaikum, anak-anak Umi"

"Waalaikumsalam, Umi"

"Hasil sudah keluar. Dan lusa raport akan dibagikan. Orangtua kalian sudah di beritahu perihal ini...

"Umi akan bacakan langsung peringkat ketiga sampai pertama. Bagaimanapun hasilnya kalian harus terima dan tidak boleh iri dengan teman kalian. Fahimtum?"

"Fahimna Umi"

"Peringkat ketiga diraih oleh Febiola Vita. Peringkat kedua diraih oleh Tiara Lestari dan peringkat pertama diraih oleh Aisy Nasha Razeeta. Beri tepuk tangan kepada teman kalian" ucap Umi.

Semua pun bertepuk tangan. Aisy bernafas lega karena berhasil menjadi juara kelas lagi meskipun ia pindah Pesantren. Tapi disisi itu ia juga makin merasa bersalah karena merebut posisi Tia.

Sedangkan Tia menatap Aisy tajam dan sinis. Meskipun dirinya berada di urutan kedua tetap saja Tia merasa posisinya direbut oleh Aisy karena sebelumnya memang ia selalu juara kelas.

GUS & NING (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang