01. Fitnah

52.6K 3.8K 76
                                    

Seorang gadis cantik duduk dengan kepala tertunduk bersama dua sahabatnya.

Mereka bertiga disidang oleh pihak Pesantren karena dituduh telah menampar seorang Santriwati.

"Kenapa kalian bertengkar seperti tadi?" Tanya Abi Aisy--Hafidz.

"Dan kamu Aisy...

Kamu itu seorang Ning. Kamu itu harusnya bisa menjadi contoh bagi Santriwati lain. Bukannya menindas yang lemah. Apa Abi pernah mengajarkan kamu seperti itu?".

Mereka bertiga semakin menundukkan kepalanya dan menahan air mata yang hampir jatuh.

Sedangkan Rani--Santriwati yang dituduh menjadi korban tersenyum licik dan menatap sinis kepada mereka bertiga.

Rani memang membenci Aisy. Ia iri dengan Aisy karena Aisy selalu mendapat perhatian dari orang-orang sekitar. Banyak orang yang kagum dengan Aisy.

"Tapi kita enggak melakukan itu,Abi." bantah Aisy pelan menahan air matanya.

"Tapi tadi sudah cukup bukti kamu mau menampar Santriwati yang tidak bersalah."

"Maaf kalau Amel gak sopan. Tapi tadi Rani menarik jilbab Aisy. Aisy marah dan mau melabrak Rani tapi Abi datang dan bawa kita kesini." jelas Amel sahabat Aisy.

"Hiks.. bohong Buya. Tadi mereka memang mau menampar saya karena saya tidak mau menuruti perintah Ning Aisy." dusta Rani diiringi dengan air mata palsunya.

"Sudahlah Rani.. kamu boleh pergi ke kamar kamu dan istirahat. Biar mereka bertiga disini!" perintah Abi.

Sebenarnya Rani masih ingin melihat bagaimana Aisy dan yang lain disidang. Tetapi ia urungkan agar tidak ada yang curiga.

"Nggeh,Buya. Saya pamit Assalamualaikum".

Setelah Rani keluar dari ruangan, hawa semakin panas. Apalagi sang Abi masih belum bisa meredam amarahnya.

"Ini bukan pertama kalinya kalian bertiga seperti ini. Dan sekarang Abi tidak terima alasan apapun dari kalian...

Abi akan memasukkan kalian bertiga di Pesantren sahabat Abi. Untuk kamu... Amel dan Dinda,Abi sudah bilang kepada orang tua kalian. Kalian berdua juga ikut pindah bersama Aisy. Abi tidak menerima penolakan." tegasnya.

Setelah itu Abi pergi meninggalkan ruangan menyisakan Khalid--Sang Kakek dan mereka bertiga.

Aisy segera memeluk Sang Kakek dengan erat dan menangis di pelukannya.

"Aisy gak melakukan apa-apa,Kek. Aisy gak seperti itu. Mereka fitnah Aisy." racau Aisy terbata-bata dengan air mata yang lolos.

"Iya,Kakek tau kamu tidak mungkin seperti itu." ucap Sang Kakek menenangkan Cucu Bungsunya sembari mengelus punggungnya.

"Tapi kenapa tadi Abi gak percaya sama Aisy." tangis Aisy semakin pecah mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

"Sini,Nak." Sang Kakek merentangkan tangannya kepada Amel dan Dinda yang sudah ia anggap seperti Cucunya untuk memeluknya juga.

"Hiks... Kenapa semua orang gak percaya sama kita,Kek." kata Dinda menangis sesenggukan.

"Ini ujian buat kalian. Kalian harus kuat menjalaninya. Kakek percaya bukan kalian yang memulai." Ujar Kakek Khalid menguatkan.

"Sekarang cerita sama Kakek."

Flashback on

Aisy mengelilingi Pesantren melihat Santri-santri melakukan gotong royong bersama Amel dan Dinda

Sesekali mereka ikut membantu Santri yang kesusahan. Tapi saat mereka didekat Kobong Rani, mereka melihat Rani sedang memarahi Santriwati yang bernama Izah

GUS & NING (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang