06. Sakit

33.2K 3.3K 51
                                    

Sudah hampir sebulan semenjak kejadian Fathan yang menyembunyikan buku Aisy dan selama itu pula Fathan berusaha mendapatkan maaf Aisy.

Aisy juga tidak tega melihat perjuangan Fathan demi mendapat maaf dari dirinya. Setiap pagi ia melihat Fathan yang sudah berada didepan kelasnya. Setiap Fathan mengajar di kelasnya ia juga sering melihat dirinya dengan tatapan teduh seolah-olah Fathan meminta maaf.

Aisy juga heran mengapa dirinya tidak memaafkan Fathan sedari dulu. Padahal keluarganya tidak pernah mengajarkan seperti itu. Jika ada orang yang meminta maaf,maka maafkanlah dia. Seperti itulah yang keluarganya ajarkan padanya.

Sebenarnya ia sudah memaafkan Fathan sedari dulu. Tapi ia hanya kesal karena sikap Fathan yang selalu jahil dan membuatnya kesal.

Dan seperti biasa. Aisy melihat Fathan yang berada di depan kelasnya sambil menyenderkan tubuhnya ke dinding.

Jika biasanya ia mengacuhkan Fathan maka kini ia akan meladeni Fathan agar ia tidak didepan kelasnya setiap pagi karena hal itu membuat Santriwati memekik tertahan melihat Fathan yang seperti berjuang mendapatkan Cinta.

Aisy segera menghampiri Fathan dengan kepala tertunduk. Fathan yang melihat kedatangan Aisy tersenyum senang. Aisy menyuruh ketiga sahabatnya itu untuk masuk duluan.

"Assalamualaikum,Ning"

"Wassalamu'alaikum"

"Ning, maafin saya,ya. Saya gak tau kalau itu buku tugas yang harus dikumpulkan. Maafin saya,ya?" Mohon Fathan kepada Aisy.

Santriwati yang berlalu lalang memekik karena itu. Mereka berandai-andai dan menginginkan berada di posisi Aisy. Aisy tak ingin membuat kericuhan segera menyahuti Fathan.

"Iya saya maafkan" balas Aisy.

"Eh! Beneran?" Tanya Fathan memastikan.

"Iya" jawab Aisy kesal.

"Baikan,Nih?" Goda Fathan.

"Ck! Kalo gak mau baikan yaudah" kesal Aisy.

"Eh, iya-iya. Kita baikan" balas Fathan lalu terdiam dan tak beranjak sedikitpun.

"Yaudah sana pergi! Kalau enggak saya tarik ucapan saya" ucap Aisy membuat Fathan kalang kabut.

"Iya-iya. Assalamualaikum" pamit Fathan lalu berlari kecil sambil melompat lompat.

Aisy menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah Fathan yang seperti anak kecil. Ia segera masuk ke kelas karena sadar menjadi pusat perhatian.

Baru saja Aisy duduk seisi kelas menyorakinya dengan menyebut nama Fathan.

"Ekhem... Baikan nih" goda Dinda.

"Cie... Ekhem ekhem"

"Cie Aisy"

Memang semua sudah tau masalah Aisy dengan Fathan. Apalagi saat Fathan berada didepan kelas. Awalnya mereka semua terkejut tapi sesaat sudah mulai terbiasa.

Aisy memutar bola matanya malas tak berniat untuk menyahuti. Ia lebih memilih untuk membaca buku yang menurutnya lebih menarik.

*****

Sudah dua hari semenjak Aisy dan Fathan berbaikan semuanya kembali seperti semula. Tak ada lagi Fathan yang menunggu Aisy didepan kelas setiap pagi. Aisy lega sudah tidak ada lagi kebisingan yang diciptakan oleh Santriwati yang lewat.

Dan pagi ini Aisy dan semua teman kelasnya berada di lapangan karena memang ada jadwal olahraga. Mereka semua sudah berbaris rapi tanpa disuruh sekalipun.

GUS & NING (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang