Setelah seminggu di Rumah Sakit, kondisi Aisy sudah benar-benar pulih dan boleh pulang. Tentu saja Aisy sangat senang karena bisa bebas dari penjara yang menurutnya sangat membosankan.
Dan saat ini, Fathan tengah membereskan pakaiannya ataupun Aisy. Pria itu berkali-kali curi pandang pada Aisy yang tengah memakan camilan sambil menonton sesuatu di ponselnya.
Entah apa yang istrinya tonton sampai sudut matanya mengeluarkan sedikit air mata. Bahkan tisu yang berada didekatnya sudah hampir habis karena digunakan istrinya untuk mengelap ingusnya.
Selesai dengan pekerjaannya, Fathan menghampiri istrinya. "Ayo, kita pulang!"
Aisy mendongak menatap wajah suaminya. "Udah selesai?" Fathan mengangguk.
"Kok cepet banget" beo Aisy pelan membuat Fathan gemas. "Iyalah. Kan kamu daritadi fokus nonton" ucapnya mencubit pipi Aisy gemas.
Fathan menenteng tasnya dan menuntun Aisy sampai di parkiran. Fathan memang tidak meminta bantuan kepada orangtuanya dan mertuanya. Fathan membuka pintu mobil membantu Aisy masuk. Lalu ia menaruh tasnya di bagasi, lalu duduk di bangku pengemudi.
Ia menjalankan mobilnya, meninggalkan rumah sakit dengan kecepatan sedang. Lagi-lagi hanya ada keheningan diantara mereka. Aisy yang bermain game di ponsel Fathan sedangkan Fathan fokus menyetir, sesekali melirik Aisy.
Bermain game terlalu lama membuat Aisy bosan. Ia meletakkan ponsel Fathan, lalu ia menyenderkan kepalanya di kaca dan melihat jalanan.
"Kenapa?" Tanya Fathan yang melihat raut wajah Aisy sekarang.
Aisy menghembuskan nafasnya dan memejamkan matanya sebelum...
"BOSAAANNNN!!!"
Fathan yang sedang menyetir, refleks mendadak mengerem mobilnya mendengar teriakan Aisy lalu menepikan mobilnya. Ia mengelus dadanya dan mengatur nafasnya. Ini adalah hal baru yang dialami Fathan, yaitu mendengar teriakan Aisy. Karena ini pertama kalinya ia melihat diri Aisy yang berbeda.
Biasanya Aisy selalu bersifat feminim, anggun dan tidak pernah berteriak. Tapi tadi? Bahkan suara teriakan Aisy sangat menggema, membuat telinganya berdengung.
Fathan mengelus kepala Aisy. "Kenapa, hm?" Tanyanya lembut.
Aisy menoleh dengan wajah cemberutnya. Bibir yang mengerucut, mata yang berkaca-kaca dan pipi yang menggembung membuat Fathan gemas dan melayangkan kecupan di seluruh wajah Aisy.
"Bosan, laper" ucap Aisy memegang perutnya.
"Yaudah kita turun beli makanan"
"Tapi aku males keluar"
"Yaudah, kamu tunggu sini"
Fathan keluar dari mobil, membeli aneka kue salah satu kesukaan Aisy. Memang tempatnya cukup ramai membuat Fathan mau tidak mau harus mengantri. Banyak perempuan yang melirik Fathan, tapi tidak dihiraukan oleh sang empu.
Tanpa Fathan sadari, sedari tadi Aisy memperhatikannya. Mata Aisy mulai memanas saat suaminya itu diminati banyak perempuan. Memang dari fisik, Fathan bisa dibilang sangat diidamkan kaum hawa. Wajah tampan dan rahang yang tegas, rambutnya yang hitam, tubuh tegap dan tinggi serta tatapannya yang tajam membuat siapa saja terpana akan ketampanannya.
Aisy yang sudah terbakar cemburu langsung turun dari mobil dan menghampiri suaminya. Fathan yang melihat Aisy langsung memeluk pinggangnya membuat perempuan yang ada disana terkejut melihat Fathan yang memeluk seorang perempuan.
Aisy yang menyadari menjadi pusat perhatian membalas pelukan Fathan membuat perempuan yang meminati Fathan merengut kesal. Bahkan ada yang menangis karena harapannya untuk dekat dengan Fathan sudah pupus. Ada juga yang terang-terangan bilang menyukai Fathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS & NING (END)
Teen FictionAisy Nasha Razeeta Seorang Ning yang cuek kepada laki-laki. Tapi suatu kejadian membuat dirinya dan kedua sahabatnya harus Pindah Pesantren. Awalnya, kehidupan Aisy penuh dengan kedamaian dan tentram. Tapi kepulangan sang Gus membuat Aisy harus meny...