24. Kedatangan Rani

24.9K 2.5K 73
                                    

Pagi ini Aisy berjalan menuju kelasnya dengan senyuman yang tak luntur. Mengingat hubungannya dengan Fathan yang sudah semakin dekat membuat dirinya lega, meskipun teror dari seseorang yang tidak ia ketahui masih ada.

Sesampainya di kelas, Aisy masih mempertahankan senyumnya membuat ketiga sahabatnya mengernyit heran. Apalagi dengan cara berjalan Aisy yang sedikit mengangkang (?)

Sepertinya mereka bertiga sudah tahu jika hubungan Aisy dan Fathan sudah semakin dekat. Dan mereka bertiga terus menggoda Aisy.

"Ai, udah di unboxing, ya" goda Dinda yang membuat pipi Aisy memerah.

"Udah Sunnah Rasul nih" celetuk Zahra yang semakin membuat pipi Aisy memerah.

Amel yang melihat Aisy blushing hanya tertawa geli. Tak tahan dengan godaan Dinda dan Zahra, Aisy menyembunyikan wajah merahnya dengan memeluk lengan Amel.

Hal itu sontak membuat mereka bertiga tertawa bahkan seisi kelas menatap mereka. Sadar jika menjadi pusat perhatian, mereka berdehem pelan dan menetralkan wajahnya.

Tak lama, Ustadzah yang mengajar di kelas Aisy pun datang bersama dengan seorang perempuan yang mungkin menjadi Santriwati baru disini. Sontak Aisy membulatkan matanya saat tahu orang tersebut adalah Rani.

Berbeda dengan Aisy yang terkejut, justru ketiga sahabat Aisy malah terlihat biasa saja karena ini memang salah satu rencana mereka untuk meminta bantuan kepada Rani. Sebelumnya mereka bertiga tidak begitu yakin meminta bantuan kepada Rani mengingat gadis itulah yang pernah memfitnah Aisy.

Flashback on

"Mungkin kita perlu seseorang untuk membantu kita" ucap Abiel.

"Seseorang? Siapa?"

Abiel tersenyum.

"Rani"

Ucapan Abiel mampu membuat ketiga gadis tersebut diam.

"Yakin mau minta bantuan sama dia?" Tanya Dinda dengan nada dan raut wajah yang tak bersahabat.

"Dia sudah berubah. Beberapa bulan yang lalu, Rani datang dan meminta maaf kepada Abi karena sudah memfitnah Aisy. Dia juga sudah mengakui semua kesalahannya. Abi juga memaafkan Rani" ucap Abiel yang mengerti pikiran Dinda.

Amel hanya diam memikirkan sesuatu. Sedangkan Zahra? Dia juga diam. Dia juga tahu siapa Rani karena Dinda dan Amel pernah cerita kepadanya.

"Baiklah. Tapi bagaimana caranya kita minta bantuan sama Rani?"

Abiel tersenyum penuh arti dengan pertanyaan Amel. "Abi akan urus kepindahan Rani"

Flashback off

Aisy menatap ketiganya meminta penjelasan, sedangkan yang ditatap hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Kamu duduk di depan Tia"

"Terimakasih Ustadzah"

Rani mulai berjalan menuju bangkunya. Saat melewati Aisy, ia mengedipkan matanya sebelah lalu terkekeh pelan membuat Amel tertawa kecil. Aisy yang masih tidak mengerti hanya menampilkan wajah bingungnya.

"Ini dimana? Aku siapa?"

.

.

Saat jam istirahat, Amel sudah menjelaskan semuanya kepada Aisy. Awalnya Aisy sedikit ragu mendengar Rani yang sudah insyaf. Tapi, semua orang pasti memiliki kesempatan kedua. Tak lama Rani datang dan duduk di samping Aisy.

GUS & NING (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang