09. Perjodohan Fathan

32.3K 3.1K 54
                                    

Sudah dua bulan semenjak kesalahpahaman itu terjadi. Fathan juga sudah meminta maaf kepada Aisy karena menuduhnya yang tidak-tidak. Aisy yang tidak ingin memperpanjang langsung memaafkan Fathan.

Dan saat malam itu pula Fathan melakukan Istikharah. Sudah hampir satu bulan Fathan mencari jawaban Istikharahnya dan ia juga sudah tahu bagaimana hasilnya.

Yang ia dapatkan jawabnya hanya Aisy. Jawaban Istikharah Fathan adalah Aisy dan Fathan juga menyadari jika selama ini ia mencintai Aisy.

Dan belakangan ini Fathan juga banyak berubah. Ia tidak pernah menjahili siapapun. Saat bertemu atau mengajar di kelas Aisy, Fathan menjadi canggung. Bahkan semua orang merasa heran karena Fathan yang selama ini dikenal hiperaktif menjadi pendiam.

Sedangkan Aisy? Sebenarnya ia sendiri juga bingung dengan perubahan sikap Fathan yang cenderung diam setelah meminta maaf kepadanya beberapa bulan yang lalu. Ia mencoba berpikir positif.

Hari ini Fathan memberi tahu kepada orangtuanya tentang perasaannya kepada Aisy. Awalnya orangtuanya terkejut tak percaya dan hanya diam. Melihat respon orangtuanya seperti itu membuat Fathan berpikir yang tidak-tidak.

"Kamu serius?" Tanya Abinya. Sedangkan Fathan mengangguk yakin.

Lalu Uminya masuk ke kamar dan kembali dengan membawa sebuah amplop. Umi menyerahkannya kepada Fathan agar Fathan membacanya tapi Fathan hanya memandangnya tanpa berniat mengambil.

"Sebenarnya kamu sudah dijodohin sama seseorang" ucap Abinya tiba-tiba.

Fathan melotot tak terima. Mengapa orangtuanya memberitahu saat dirinya sudah merasakan Cinta? Fathan memejamkan matanya dan mencoba untuk meredam amarahnya.

"Kenapa baru bilang sekarang?" Tanya Fathan pelan namun nadanya terdengar jelas menahan emosi.

"Abi nunggu waktu yang tepat" jawab Abinya.

"Tapi Fathan gak mau" tolak Fathan.

"Kamu tidak bisa menolaknya" tegas Abinya.

Fathan menghela nafas sejenak. "Siapa yang dijodohin sama Fathan?" Tanya Fathan pelan.

Uminya tersenyum penuh arti. "Jawabannya ada di amplop itu" jawab Uminya.

Fathan langsung membuka amplop tersebut dan membacanya dengan seksama. Wajahnya yang awalnya memerah menahan emosi kini menjadi sumringah. Orangtuanya terkikik geli melihat respon anak bungsunya.

"Ini beneran?" Tanya Fathan memastikan.

"Iya. Kenapa? Mau dibatalin?" Sarkas Uminya.

Fathan langsung melotot. "Enggak kok. Fathan gak nolak" balas Fathan.

Fathan tersenyum-senyum menerus dan langsung pergi ke kamarnya. Fatur yang melihat adiknya senyum-senyum seperti orang gila langsung menyusul adiknya ke kamarnya. Saat masuk, Fatur melihat Fathan memandangi sebuah surat sambil tersenyum-senyum membuat Fatur berpikir jika adiknya sudah gila.

Fatur menempelkan tangannya di dahi Fathan. "Kamu sehatkan?" Tanya Fatur.

"Alhamdulillah sehat wal Afiat" balas Fathan menyingkirkan tangan Fatur dengan masih tersenyum.

Fatur langsung pergi tak lupa menutup pintu kamar Fathan. Ia langsung menghampiri orangtuanya dan menanyakan apa yang terjadi dengan adiknya.

"Abi, Umi. Sebenarnya ada apa to? Kok Fathan kelihatan seneng?" Tanyanya.

"Lagi kasmaran" balas Umi.

Fatur masih tidak mengerti apa yang dikatakan Uminya. Apa ia tidak salah dengar jika Fathan jatuh cinta. Karena setahunya Fathan tidak pernah menceritakan jika ia mencintai seseorang sebelumnya.

GUS & NING (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang