Jam menunjukkan pukul tiga dini hari membuat Fathan terbangun karena ingin melakukan Sholat Tahajjud. Ia mengerjapkan matanya dan meraba kesamping. Fathan langsung terbangun karena tak menemukan Aisy disampingnya. Ia mulai mencoba berpikir positif, mungkin istrinya tidur di asrama.
*****
Fathan bergegas turun ke bawah untuk sarapan. Sesampainya di meja makan, ia tidak melihat Aisy disana. Biasanya, meskipun Aisy tidur di asrama, Aisy selalu sarapan bersama. Semenjak Aisy hamil, mereka berdua memang kembali ke rumahnya dulu.
"Aisy kemana Umi?" Tanyanya.
Sontak, semua orang menoleh kearah Fathan.
"Bukannya Aisy ada di kamar?" Tanya balik Uminya.
"Iya. Daritadi Aisy masih belum keluar kamar" sahut Sekar.
"Dari aku bangun, aku gak lihat Aisy. Aku kira Aisy tidur di asrama" Ucap Fathan yang membuat semua orang khawatir.
"Kemarin malam mas dengar seperti ada orang yang buka pintu. Mas pikir kamu baru pulang keliling buat ngontrol" ucap Fatur.
"Aku kemarin gak keliling"
"Terus kemarin malam siapa yang buka pintu?" Tanya Fatur.
Fathan langsung mencari Amel yang notabenenya sangat dekat dan mengenal Aisy. Ia terus berlari menuju kelasnya tanpa mempedulikan tatapan Santriwati.
Ia langsung menyuruh Amel, Dinda, Zahra dan Dinda ke ndalem untuk bertanya-tanya.
"Amel, kapan terakhir kamu bertemu Aisy?" Tanya Umi.
"Kemarin lusa, Umi. Dari kemarin kita gak ketemu Aisy sama sekali. Kita pikir Aisy lagi sama Gus Fathan"
"Mohon maaf Umi kalau saya lancang. Memangnya Aisy sekarang tidak ada?" Tanya Dinda.
"Dari saya bangun Aisy sudah tidak ada disamping saya. Saya pikir Aisy bersama kalian" jelas Fathan.
Mereka berempat saling pandang sebelum Amel mengangguk.
"Sebenarnya ada yang ingin kami sampaikan" ucap Amel membuat semua orang terdiam.
"Belakangan ini Aisy selalu di teror dan diancam tanpa sepengetahuan kita. Beberapa waktu yang lalu, Rani pernah melihat Aisy diancam dan Aisy disuruh pergi dari sini dan meninggalkan Gus Fathan. Tapi dengan tegas Aisy menolaknya"
Mendengar penjelasan Amel, membuat hati Fathan seperti tertusuk duri. Bagaimana bisa ia tidak tahu jika istrinya di ancam dan dalam bahaya. Kemana saja ia selama ini?
Tiba-tiba, dua orang datang dan langsung masuk tanpa permisi. Mereka adalah Tia dan Tari.
"Langsung saja. Saya ke sini untuk minta tanggung jawab Fathan" ucap Tari to the poin.
"Tanggung jawab apa? Anak saya tidak pernah melakukan apa-apa sama kamu?" Ucap Umi penuh penekanan dan menatap mereka sengit.
"Tidak melakukan apa-apa ya? Tapi Gus Fathan sudah menghamili kakak saya" ucap Tia tersenyum sinis.
Tari mengeluarkan amplop yang berisi surat, tespek dan sebuah foto yang melihatkan Fathan dan Tari yang melakukan hal yang tak pantas dilakukan sama sekali.
Semua orang menatap Fathan tak percaya. Mereka tak menyangka jika Fathan berbuat hal seperti itu. Apalagi keempat teman Aisy yang menatap Fathan penuh amarah.
Fathan memejamkan matanya, mencoba untuk mengontrol emosinya. Sungguh. Ia berani sumpah. Ia tidak akan pernah melakukan hal yang tak pantas seperti itu. Apalagi mengkhianati istrinya.
"Apa benar itu kamu, nak?" Tanya Umi dengan suara parau. Ibu mana yang tidak kecewa saat tau anaknya berbuat macam-macam.
"Demi Allah. Fathan gak akan pernah berbuat zina seperti itu" ucap Fathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS & NING (END)
Teen FictionAisy Nasha Razeeta Seorang Ning yang cuek kepada laki-laki. Tapi suatu kejadian membuat dirinya dan kedua sahabatnya harus Pindah Pesantren. Awalnya, kehidupan Aisy penuh dengan kedamaian dan tentram. Tapi kepulangan sang Gus membuat Aisy harus meny...