Chapter Twenty / Ambigu yang Bikin Baper

1K 52 2
                                    

Lama ga up, banyak yg nungguin ya🤭🤗 Mami terharu😙 Makasih banyak ya yg udh nunggu Mami up, ngingetin Mami yang ngaret lama banget🥺 Mami sayang kalian semua😭❤️

Sebenernya cerita ini udah lama banget hilang ide dari Mami sendiri, tapi banyak yg koment dan DM ke Wattpad Mami, akhirnya Mami lirik lagi cerita ini. Nerusin cerita ini Sampek tamat dan sebagai pengisi waktu luang kalian🤗

Makasih banyak yg kasih support untuk Mami😊🤗 dan buat kalian semua semangat juga yaa💪🤗

Happy reading☘️☘️☘️

***
Kelas hari ini hampir selesai, dengan mata kuliah yang di ampu Pak Gara sebagai matkul penutup. Sebenarnya matkul Pak Gara pukul tujuh lewat tiga puluh menit yang lalu, tapi entah mengapa. Dosen ganteng satu itu malah bertukar posisi jam pada Bu Agni.

Alhasil beginilah sekarang, Valen terduduk dengan penampilan yang sudah kucel. Berbanding terbalik dengan Pak Gara yang rapi maksimal.

Kemeja polos berwarna navy masih melekat rapi ditubuhnya. Dipadukan celana bahan warna hitam dan sepatu pantofel yang menyilaukan mata. Licin sekali. Pasti setiap hari selalu di sol dan di rawat dengan baik.

Rambut hitam legam masih klimis karena gel rambut yang awet dipakai oleh Pak Gara. Wajahnya terlihat segar dan energik, tampak bersemangat mengajar. Meski Valen tahu diluar sana, matahari sedang terik-teriknya menyengat kulit.

"Sebelum kelas saya akhiri, ada yang belum jelas dengan materi hari ini?" Tanya Pak Gara sembari mengamati raut mahasiswanya.

Wajah-wajah lesu dan kusut menjadi pemandangan pertama yang Pak Gara lihat saat ini. Bahkan ada mengantuk, namun masih ditahan karena Pak Gara tidak suka mahasiswanya menyepelekan mata kuliahnya.

"Tidak ada pertanyaan?" Tanyanya sekali lagi.

Hening tanpa suara, mahasiswa berjumlah empat puluh dua orang itu diam tanpa mengajukan pertanyaan.

Pak Gara mengangguk, dilihatnya jam sport di tangan kirinya, menunjukkan pukul empat sore lebih empat puluh menit. Masih tersisa dua puluh menit lagi kelas akan usai.

"Baiklah. Jika tidak ada yang pertanyaan, artinya kalian sudah paham tentang materi hari ini." Ujar Pak Gara tiba-tiba.

Bukan, bukan wajah kegembiraan atau kebahagiaan yang terpancar ketika mendengar kalimat Pak Gara. Namun, semua mahasiswa saling tatap satu sama lain, sepertinya mereka merasakan sesuatu yang tidak enak akan terjadi.

"Maka, saya saja yang akan bertanya pada kalian."

Dan

Boom!

Benar saja, suatu bencana buruk mendengar Pak Gara mengeluarkan kalimat mematikan bagi Valen dan teman-temannya.

Valen menatap dosennya tak suka, sungguh ia ingin cepat-cepat pulang dan memeluk guling kesayangannya serta novel kesukaannya. Tak lupa camilan ciki yang kemarin belum habis ia makan.

Sebenarnya bisa saja Pak Gara mengakhiri kelas hari ini, karena memang semua materi sudah habis dibahas dengan lancar. Namun, dosen ganteng satu itu ingin sedikit bermain bersama mahasiswanya di tengah cuaca yang sangat mendukung untuk rebahan dan marathon Drakor kesukaan Valen.

Astaga, jika ada yang mudah kenapa memilih pilihan yang justru mempersulit kebahagiaan Valen. Ingin rasanya Valen mencekik dosennya yang satu itu!

Gemes banget Valen sama Pak Gara!

Ya emang sih, secara fisik Pak Gara tuh ganteng, apalagi pembawaannya pas ngajar kalem banget. Suaranya merdu kalo lagi jelasin materi, tapi suaranya Pak Gara bakalan beda kalo ngasih kuis dadakan atau main teka-teki kaya sekarang.

Yes, Mr Lecturer!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang