Twenty One / Perhatian

945 48 3
                                    

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan☺️ semangat terus puasanya tinggal beberapa hari lagi kita menuju kemenangan🤗

Si Bapak come back nih, siapa yang kangen?

Happy reading ☘️
***

Dua minggu berlalu begitu cepat, tak terasa hari Senin telah bertemu hari senin lagi. Tak ada yang berubah semuanya masih sama, menjalani padat aktifitas dari pagi hingga petang harinya.

Selalu saja seperti itu, bukankah terasa membosankan?

Melakukan suatu kegiatan yang sama secara berturut-turut dan berulang kali?

Namun, berbeda dengan gadis berparas cantik itu, Valentine Febiola. Siang ini, ia akan melakukan cek terakhir pada kakinya.

Sebenarnya Valen sudah merasa enakan, beberapa hari terakhir ia mencoba berjalan tanpa tongkat dan berhasil. Meski sedikit nyut-nyutan tapi tidak bertahan lama, semuanya butuh proses untuk bisa kembali normal bukan?

Valen juga masih rutin meminum obat dari dokter untuk memaksimalkan kesembuhannya. Gea selalu mengomel ketika Valen lupa membawa obatnya, tak lupa Ayah juga mengingatkan Valen agar makan dan meminum obatnya tepat waktu. Betapa beruntung Valen dikelilingi orang-orang yang menyayanginya.

Pak Gara?

Jangan di tanya, betapa cerewetnya dosen satu itu.

Rupanya Pak Gara meminta nomor WhatsApp nya bukan tanpa alasan. Selain karena perihal tugas dan koordinasi kelas, Valen juga mendapat pesan tiga kali sehari dari Pak Gara. Perintah untuk segera meminum obatnya, bahkan Pak Gara lebih tau jadwal minum dan obat apa saja yang harus diminum melebihi Valen sendiri.

Ting!

Suara notifikasi pesan WhatsApp mengalihakan perhatian Valen. Di bukanya lock screen bergambar kucing lucu. Satu pesan dari Pak Gara berada paling atas notifikasi, yang artinya Pak Gara lah yang mengiriminya pesan.

Si Bapak
Pukul 12:16 segera minum obatmu.

Valentine Febiola
Iya Bapak.

Setelah membalas, Valen mematikan ponselnya. Meletakkannya di atas meja, melanjutkan makan siangnya bersama Gea di kantin kampus sebelum pergi ke rumah sakit untuk cek up.

"Siapa?"

Valen mendongak, mengerti arti pertanyaan Gea yang melirik ponselnya Valen segera menjawab, "Oh, engga, ini Ayah bilang kalo mau pergi ke rumah sakit. Hati-hati di jalan, suruh pake taksi."

Valen tersenyum kaku untuk meyakinkan Gea yang menatap penuh curiga.

"Oh, kirain Lo udah punya gebetan."

"Uhuuukkk!"

Celutuk Gea terlampau tenang, hingga Valen tersedak kuah mie ayam yang ia makan. Apalagi Valen menambahkan sambal tanpa kecap, rasa perih dan panas terasa membakar tenggorokannya.

Gea yang melihat sahabatnya kesulitan segera menyodorkan air mineral yang telah ia buka tutupnya. Di minumnya air tersebut guna meredakan rasa tak nyaman karena kuah sambal pada mie ayam yang pedihnya hampir membuat matanya berkaca.

"Kebiasaan deh Valen! Kalo makan tuh, yang kalem, yang tenang. Siapa sih yang bakal minta makanan Lo!" Gea mendumel, masih membantu Valen meminum airnya.

"Heran gue sama Lo! Apa perlu gitu, gue ngomel-ngomel dulu baru Lo nurut?!"

Gea itu sebenarnya gadis yang kalem, trus baperan juga. Galaknya sedikit, lebih sering ngomel sendiri kalo liat orang yang dia sayangi kesusahan. Apalagi Valen yang cerobohnya minta ampun, Gea berkali-kali lipat ngomelnya.

Yes, Mr Lecturer!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang