Twenty Seven / Perkara Kemarin

830 42 13
                                    

Kangen kalian😕
Aku usahain up hari ini, kalo kalian kangen bilang ya? Jangan di pendam, nanti bisulan loh😕

Jangan lupa koreksi typo, kekuatan bintang, dan kalimat rindu dari pembaca tercinta😘

Happy reading☘️☘️☘️

***

Tepukan pelan di bahunya mengagetkan Valen yang tertidur di sofa. Ia terkejut melihat Pak Budi berdiri di sampingnya dengan wajah bingung.

"Pak Budi?!"

"Iya ini Bapak. Nak Valen kok bisa tidur di ruangan Pak Gara?"

Valen tampak linglung, ia menatap sekeliling. Benar, dirinya masih berada di rungan Pak Gara. Sepertinya sudah malam, terlihat dari kaca jendela yang gelap. Hanya di terangi lampu koridor kampus.

"Saya ketiduran, Pak." Valen memijat kepalanya sedikit pusing.

"Pak Gara tadi nggak balik ke sini, Pak?"

Pak Budi menggeleng, "Setau Bapak, sudah tidak ada Dosen yang datang sejak dua jam yang lalu."

"--Memangnya Pak Gara tadi mau balik lagi?"

Valen mengangguk, "Tadi mau selesein koreksian sama Valen. Tapi Pak Gara ada urusan sebentar, trus Valen di suruh koreksi dulu. Tapi sampek koreksiannya selese, trus Valen ketiduran, Pak Gara juga belum dateng."

"Apa Pak Gara lupa ya, Pak? Valen mau pulang duluan tapi takut Pak Gara nyariin, trus pas rebahan sebentar malah ketiduran." Cerita Valen.

"Ya sudah. Sekarang Nak Valen pulang, sudah malam. Kasihan orang tua Nak Valen, nanti khawatir."

Melihat tak ada respon dari Valen, Pak Budi menenangkannya. "Nanti kalau memang Pak Gara datang, saya bilang kalau Nak Valen sudah pulang."

Valen menatap Pak Budi tak enak hati, "Serius gapapa, Pak?"

"Takutnya ngrepotin Pak Budi."

Pak Budi menggeleng, "Tenang, tenang, hari ini Bapak jaga hingga malam."

"Yaudah, Valen pulang ya, Pak. Makasih udah bangunin Valen tadi. Valen gak tau, gimana keadaan Valen kalo Bapak gak bangunin Valen yang ketiduran. Bisa-bisa sampek besok Valen nginep di kampus." Kata Valen di iringi kekehan kecil di akhir kalimatnya.

"Iya Nak Valen. Ayo Bapak temani ke gerbang depan." Ajak Pak Budi.

"Ayo, Pak!"

Valen bangkit dari duduknya, membereskan isi tas dan membiarkan kertas koreksian tetap berada di atas meja ruangan Pak Gara.

Valen mengikuti Pak Budi menyusuri lorong kampus yang sepi, tak ada aktivitas, tak ada suara apapun disana. Suara sunyi mengiringi langkah Valen dan Pak Budi mendekati gerbang depan kampus.

"Saya duluan ya, Pak!"

"Iya Nak Valen! Hati-hati di jalan!" Balas Pak Budi berteriak.

"Siap Pak!"

Valen mengacungkan jempol dan keluar dari kawasan kampus. Valen duduk di halte depan kampusnya, memesan taksi online untuk mengantarnya pulang. Hari sudah malam, dan Valen akan merasa tenang jika ia pulang dengan taksi.

"Nasib jadi PJ! Gini banget di ghosting sama Dosen." Kata Valen merasa kasihan pada dirinya sendiri.

***

Gara merebahkan punggungnya di kasur empuk nan lembut. Cukup membuat Gara mendesah lega karena punggungnya merasa nyaman. Letih sekali hari ini, rapat mendadak tanpa diskusi, membuat kepala Gara pening.

Yes, Mr Lecturer!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang