Chapter Eleven / Tak Sengaja Bertemu

1K 55 0
                                    

Playlist "Kamu Cantik Kamu Baik - Lyla"

Ada yang suka sama lagu ini ga sihh?😜

***

Valen duduk dengan tegang. Semua pasang mata memandang ke arahnya, seakan-akan mereka siap mengeksekusi dirinya. Dalam hati tak henti-hentinya ia merutuki dosennya yang menyebalkan.

Valen menatap ke depan, dimana dosennya memberikan tatapan tajamnya yang mematikan.

"Waktu terbuang sepuluh menit!" ucapan tegas itu membuat krasak krusuk teman-temannya semakin mendesak Valen.

Seenaknya saja mereka memaksanya, apakah mereka tidak tau perasaan Valen saat ini?

Hatinya berdebar kencang, takut, gugup semuanya bercampur menjadi satu. Bahkan dadanya terasa sakit dan sesak. Untung saja Valen tidak pengidap penyakit jantung!

Bisa-bisa jantungnya meledak saking kencangnya.

Dengan berat hati, Valen bangkit dari kursinya. Menyentuh pelan dada kirinya, merasakan jantungnya bagai gendera perang yang di tabuh begitu cepat.

Semua ini berawal dari dosennya yang begitu mengesalkan. Menyuruh secara tiba-tiba tanpa aba-aba. Valen kan tidak siap!

"Materi hari ini akan di sampaikan salah satu teman kalian. Valentine Febiola!"

Kalimat pertama dari Gara saat pertama kali masuk, membuat seisi kelas tercengang. Sangat santai dan tanpa merasa bersalah sedikit pun, Gara duduk di kursi khusus dosen. Meletakkan laptop berlogo buah tergigit itu di meja dan menyambungkannya dengan proyektor.

Kelas yang senyap membuat Gara mengangkat pandangannya, "Apakah perintah saya kurang jelas?"

Lalu tanpa sengaja tatapan Gara dan Valen bertemu. Iris elangnya menyorot tajam manik bulat yang masih menatap dirinya tercengang. Kontras dengan wajah Valen yang cengo.

Bagaimana bisa seorang mahasisiwi menggantikan pekerjaan dosennya di kelas?

Ini sungguh sial!

Langkah Valen terasa berat, pikirannya bercabang tak karuan. Rasanya Valen ingin menangis saat ini. Apalagi melihat Gara yang tengah menantikannya di depan kelas.

Bayangkan kalian berada di posisi Valen saat ini. Tidak tau materi apapun dan di perintah untuk memberi penjelasan kepada teman-temannya!

Dosen itu sungguh gila!

Valen benci sekali! Kenapa harus dirinya?!

Ingin rasanya Valen memprotes, tapi suaranya tersangkut di kerongkongan. Pasrah adalah salah satunya jalan menuju kesengsaraan. Dan kini Valen memilih opsi pasrah! Tidak ada opsi selain pasrah, maka dari itu Valen memasrahkan nasib nilainya pada dosen menyebalkan yang kini tengah menunggunya di depan kelas.

Hanya beberapa langkah kaki saja, Valen telah berdiri di samping dosen yang duduk dengan tenang. Gara menyerahkan laptop yang berisi materi dalam bentuk power point dengan background lucu, berwarna pink. Di hiasi kartun animas Doraemon yang berjoget di sisi kanan bawah layar.

Astaga! Valen mengenali materi itu, sangat-sangat kenal hingga di luar kepala. Apalagi dirinya lah yang membuat rangkuman materi sesuai perintah Gara.

Saat mengerjakannnya pun, Valen hanya copas dan tidak bersungguh-sungguh dalam membaca. Sialnya malah ia harus membacakan rangkuman amburadul hasil karyanya sendiri.

Mau di taruh mana wajah Valen?!

"Saya yakin. Kamu lebih dari hafal, Valentine."

Suara kecil sang dosen terdengar di telinganya. Valen mengangkat wajahnya, menatap sang dosen. Terlihat senyum tipis di salah satu sudut bibirnya.

Yes, Mr Lecturer!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang