Twenty Nine / Kekecewaan Mama Audi

497 23 15
                                    

Lama gak up, apa masih ada yang nungguin?

Authornya pengen disapa lagi nihhh🤭

Okay, mari kita selesaikan kisahnya Pak Gara 🥳

☘️☘️☘️

Letih menggelayuti tubuhnya. Pundaknya pegal duduk tegak di depan laptop. Kedua matanya terasa kering dan perih. Mandi air panas sepertinya bisa membantu tubuh agar lebih rileks.

Gara menggerakkan tubuh ke kanan dan kiri. Bersiap menaiki undakan tangga menuju kamar, sebelum suara Mama Audi menghentikan langkahnya. Membuat Gara tertahan di ujung tangga.

"Gara."

"Mama?" Gara melihat Mamanya berjalan dari arah dapur.

"Baru pulang?" Tanya Mama Audi.

"Iya, Ma. Kerjaan di kampus numpuk, ini aja sebagian masih belum Gara koreksi, terpaksa Gara bawa pulang. Capek banget rasanya." Eluh Gara menggerakkan tubuhnya.

"Mandi dulu, terus makan ya. Mama panasin makanan buat kamu, sekalian ada yang mau Mama obrolin." Kata Mama Audi dengan nada serius.

Gara mengerutkan kening, "Mama mau ngobrol soal apa?"

Mama Audi tak membalas, "Kamu mandi dulu, biar segeran." Ucapnya seraya mengelus kerah kemeja Gara yang sudah tak lagi rapi.

Mau tak mau, Gara mengangguk patuh. Menuruti perkataan Mamanya untuk membersihkan diri sebelum Mamanya minta untuk membicarakan sesuatu. Memikirkannya saja, membuat Gara penasaran.

"Gara ke kamar ya, Ma."

Gara pamit melangkah masuk ke dalam kamarnya. Sementara Mama Audi kembali berjalan ke dapur guna menghangatkan makanan untuk putra tunggalnya yang baru pulang.

Tumis sawi dengan potongan sosis memanjang. Perkedel kentang dan sambal tomat menjadi menu makan malam. Mama Audi begitu lincah memainkan peralatan dapur. Suara wajan beradu dengan sotel nyaring terdengar memenuhi ruangan. Aroma masakan tercium wangi menggugah selera.

Dari arah belakang, Gara nampak asyik mengamati Mamanya yang sibuk dengan dunia masaknya. Tak menyadari kedatangan Gara yang sudah selesai mandi.

"Aroma masakan Mama bikin Gara jadi laper." Celetuk Gara membuat Mama Audi menoleh.

"Gara? Sudah selesai mandi?"

"Ada yang bisa Gara bantuin, Ma?" Gara mengajukan pertanyaan tanpa menjawab pertanyaan Mama Audi yang sebenarnya sudah terjawab dengan kehadirannya.

"Ini sudah selesai, kamu ambil piring aja ya, Gara." Titah Mama Audi.

Tanpa banyak bicara, Gara mengambil dua piring. Meletakkan satu di atas meja makan, dan memberikan satunya pada Mama Audi.

"Mama sudah makan?"

"Sudah, Mama sudah makan. Cuma kamu yang belum makan." Mama Audi menuang tumis sawi di atas piring.

Gara menerimanya, membawa piring berisi tumis sawi ke atas meja makan. Mama mengikuti Gara, menemani putranya makan malam. Sekaligus membicarakan obrolan yang serius.

"Papa dimana?" Tanya Gara di sela kegiatan makannya.

"Papa tadi siang ke Magelang, mau cek proyek disana." Ucap Mama Audi.

"Berapa hari, Ma?"

"Mungkin besok sore, Papa sudah pulang." Gara hanya mengangguk saja.

Sesekali di lihatnya sang Mama yang sibuk bermain ponsel. Rasa penasaran menggelayuti sejak Mama meminta untuk bicara. Apalagi dengan nada serius, tak biasanya Mama seperti ini.

Yes, Mr Lecturer!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang