Twenty Eight / Pendekatan Si Bapak Dosen

1.6K 62 7
                                    

Halo kembali semua pembaca Pak Dosen, baik pembaca lama maupun yang baru datang🤗

Cerita Pak dosen ini, lama banget engga up dan Author menyadari itu😂

Author akan coba up sebisa mungkin cerita Pak Dosen, karena Author lagi selesein cerita yang di lapak sebelah. Biasalah, Mami dan anaknya butuh jajan🤣🤣

Apalagi Minggu depan, Author udh UTS. Jadi bingung sendiri, tugas banyak banget yang harus di selesein.

Makasih juga untuk pembaca yang bersedia mengingatkan Author untuk up, dan semangatin juga. Jadi terharu akutuh🥺🥺

Apalagi komen kalian di cerita ini sebagai pengingat untuk Author ternotice dan up dengan segera🤗

Luv luv luv u🤗🥰🥰❤️❤️

Happy reading ☘️☘️☘️

***

Valentine sibuk mencatat penjelasan yang Pak Gara paparkan di depan kelas. Suasana hening dan tegang kental terasa menyelimuti sepanjang Pak Gara menjelaskan materi. Tak ada satu pun mahasiswa yang menyela atau memotong penjelasan Pak Gara untuk sekedar meminta ijin ke kamar mandi atau sejenisnya.

Selalu seperti ini keadaan kelas begitu Pak Gara memasuki kelas. Berbeda dengan dosen yang berusia tua atau paruh baya yang mengajar dengan santai. Pak Gara selalu memberikan kejutan di tengah mata kuliah berlangsung.

Seperti,

"Fabio Tarumanegara," panggil Pak Gara.

Mendengarnya, Valen sudah was-was sendiri. Kejutan dari Pak Gara adalah soal kuis di tengah sesi mengajar atau di akhir mata kuliah. Tak tanggung-tanggung, soal kuis yang Pak Gara berikan mampu mengasah otak untuk berpikir hingga berasap.

"Bagaimana menurut pandangan Anda, mengenai kegiatan menduplikasi barang asli menjadi barang imitasi untuk menarik minat pembeli dengan harga yang relatif rendah?"

Valen menahan napas mendengar soal kuis yang Pak Gara lontarkan, rasanya ia tidak sanggup. Ingin pulang saja dan membolos, tapi Valen masih sayang dengan nilainya.

Valen fokus ke depan, ia terkejut begitu melihat Pak Gara mengamati mahasiswa dengan teliti. Spontan Valen menunduk, berpura-pura fokus pada buku catatan di bawah pandangannya.

Dengan hati penuh cemas, Valen menunduk dan berdoa, "Ya Allah, selamatkan Valen dari soal kuis. Jauhkan lah Valen dari pandangan Pak Gara. Mudah kan lah teman Valen untuk menjawab kuis agar Valen terselamatkan, Valen mohon Ya Allah."

"Aamiin."

"Aamiin."

Valen melotot mendengar suara 'aamiin' yang bukan berasal darinya. Ia mengangkat pandangan, dan terkejut melihat Pak Gara sudah berada di sampingnya dengan posisi menunduk.

"Bapak!" Valen mengelus dada, "Bapak ngagetin Valen!"

"Aamiin." Kata Pak Gara.

Valen menangkap senyum tipis di sudut bibir Pak Gara, seperti mengejeknya agar terselamatkan dari kuis yang belum terjawab oleh mahasiswa yang Pak Gara tunjuk sebelumnya.

Pak Gara menegakkan punggungnya, ia menatap sekeliling. Wajah tegang dari mahasiswa nya begitu lucu, matanya melirik Valen sejenak.

"Sepertinya Nona Valentine Febiola ingin menjawab kuis hari ini." Kata Pak Gara.

Valen menatap syok tingkah Pak Gara yang seenaknya menunjuk dirinya, "Enggak!" Teriak Valen spontan.

Karena teriakannya yang kencang, Valen menjadi pusat perhatian satu kelas. Dimana Gea yang duduk di seberang meja memberikan pelototan. Valen menutup mulutnya menyadari kesalahan apa yang ia lakukan.

Yes, Mr Lecturer!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang