~Part 3~

22.1K 2.2K 80
                                    

Happy reading

•••••

Brukk..

Kenzo buru-buru menutup pintu rumahnya dengan kencang dan tak lupa ia segera menguncinya.

Saking kencangnya Bulbul yang berada duduk di sofa ruang tamu, gadis itu tengah menonton suara hati istri sesampai terlonjak kaget.

"Astagfirullah, si Boy kaga ada akhlak bener, ngejar gue ampe dapan rumah!" ujarnya Kenzo sambil mengatur napasnya yang masih tersenggal-senggal.

"Abang! Bulbul aget!" pekiknya dengan suara cempreng miliknya, tak lupa kedua tangan berada di pinggang.

"Maaf Bul, si Boy kejar-kejar abang soalnya!" sahut Kenzo, berjalan ke arah Bulbul dengan tangan kanan masih memegang sendal swalow dan tangan kiri memegangi ikan cupang yang tadi di beli.

Bulbul menherutkan keningnya. "Boy cipa Bang?"

"Itu anak Pak Jaenudin!" sahut Kenzo.

"Ciapa? Ko Bul-Bul endak au?"

"Si Boy Bul anjing Pak Jaenudin!" ujar Kenzo berjalan ke arah sofa ruang tamu.

"Ohh!" Bulbul mengikuti langkah Kenzo ke sofa. "Ana ikan cupang Bulbul!" pintanya pada Kenzo.

Kenzo duduk di sofa menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa itu dan membuang asal sendal swalow di tangannya.

"Gara-gara lu gue di kejar si Boy anjing pak Jaenudin!" sewotnya pada sandal yang sudah tergeletak tak berdaya di lantai sana.

Bulbul mendekati Kenzo. "Abang enapa?" tanya Bulbul menatap prihatin Kenzo yang wajahnya terlihat berderaian keringat.

"Gak papa!" sewot Kenzo.

Bulbul mencebikan bibirnya kesal mendengar jawaban Kenzo. 'Orang nanya baik-baik juga'

"Sini ikan cupang Bul-Bul!" pinta Bulbul ingin merebut ikan cupang yang masih di genggam oleh Kenzo. Namun Kenzo terlebih dahulu segera menjauhkannya.

"Ett, mau ini?" tanya Kenzo, yang diberi anggukan dari Bulbul. "Ambilin dulu Abang air dong!" suruh Kenzo pada Bulbul.

Bul-Bul mengerucutkan bibirnya. "Endak au!"

"Yaudah kalo gak mau Bang kasih aja sama si Eful!" ancam Kenzo hendak berdiri dari duduknya.

Bulbul berdecak kesal. "Iya! Bulbul ambil!" sewotnya dan berjalan ke arah dapur dengan kaki di hentak-hentakan secara kasar pada lantai tak lupa tangan persedekap dada.

"Enak bener punya Adek bisa dijadiin babu!" ujar kenzo tertawa jahat.

Tak lama kemudian Bulbul kembali dengan segelas air ditangannya. "Nih!"

"Makasih Bulbul cayangnya Abang Kenzo yang guanteng!" ujar Kenzo dan menerima air itu dari tangan Bulbul.

Baru saja meneguk satu tegukan, Winda datang dari arah dapur.

Winda menyernyit menatap Kenzo. "Eh__Bang kamu ngapain, itu bukanya air yang Bulbul ambil dari keran!" ujar Winda memberitahu, pasalnya waktu Bulbul mengambil air itu Winda sempat melihatnya.

Seketika mendengar apa yang di katakan Winda. Kenzo menyemburkan air dalam mulutnya.

"BULBUL! Abang kan suruh ambil air minum kenapa kamu ambil air keran!" sewot Kenzo menatap Bulbul nyalang, yang hanya menggaruk kepalanya polos.

BULBUL! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang