Happy reading
Emm! Bagus anjir, yang ngevote murun!
Lu pada jangan gitu dong, asal lu tau gue rela-relain mikir dadakan, langsung ngeup. Walaupun gue lagi ada kerjaan, lagi banyak urusan. Gue minta lah kerja samanya, gampang kgk susah, lu tinggal pencet bintang noh di bawah. Kgk bakalan ngabisin waktu 10 jam kok:vKalo udah vote sok lanjut baca!
Enjoy jangan buru-buru bacanya ye:v
Kalo ada typo tolong tandain.~~••~~
Pemakaman...
Masih dihari yang sama. Namun, kini jam sudah menujukan pukul 13:05. Kini duka mendalam tengah menyelimuti keluarga Zeline, begitu pun dengan Zeline sendiri. Bukan hanya duka yang dirasakan gadis itu. kesedihan itu sudah pasti. Penyesalan, rasa bersalah, terus menghantui dirinya, setelah kejadian kemarin malam. Kejadian diamana satu nyawa, harus hilang akibat dirinya.
Zeline, kini masih berada diarea pemakaman. Dia masih berdiri termenung menatap luasnya pemakaman itu. Tampak jelas masih ada beberapa anggota keluarga di pemakaman itu. Helaan napas terdengar begitu berat keluar dari mulut gadis itu. Menghapus kembali airmata yang mengalir, setelah seperkian menit sempat berhenti.
Awan hitam sudah mulai tampak, pertanda akan turunnya hujan. Setelah puas dengan ketermenungannya, Zeline memilih segera beranjak terlebih dahulu pergi meninggalkan area pemakaman itu. Ia tak mampu melihat kesedihan Firman untuk kedua kalinya.
Zeline menghampiri mobil yang terparkir diparkiran yang tersedia di pemakaman itu. Terlihat masih ada beberapa mobil angota keluarganya. Zeline segera memasuki mobil yang dibawanya. Tak lama terlihat, Saka dan Firman juga menghampiri mobil yang Saka gunakan. Tak lupa juga dengan Fika yang membawa mobil sendiri. Zeline memilih segera menyalakn mesin mobilnya dan pergi terlebih dahulu melesat dari pemakaman itu.
Di pertengahan perjalanan pulangnya, tiba-tiba sebuah mobil menghadang laju mobil yang Zeline kendarai. Membuat Zeline terpaksa harus menghentikan mobilnya ke pinggir jalan.
Helaan napas kembali terdengar. Mengetahui siapa yang menghadang jalannya. Zeline segera turun dengan keadaan masih sama kacau. Menghampiri Fika yang telah berdiri didepan mobilnya.
Tampak jelas dari mata Fika, kesedihan bercampur benci, mengarah menatap Zeline dengan tatapan kebencian itu.
Tanpa aba-aba, tanpa sepatah katapun. Fika melayangkan sebuah tamparan keras mendarat di pipi Zeline. Yang membuat Zeline refleks mengalihkan pandangannya kesamping akibat apa yang dilakukan Fika.
"Lo pembunuh!" sentak Fika. Dengan tatapan berubah menusuk.
"Seharusnya lo yang mati! Bukan nyokap gue!" ujar Fika masih dengan nada menyentak. Mendorong tubuh Zeline. Sampai punggung gadis itu terbentur pintu mobilnya.
Zeline sendiri hanya bisa terdiam, enggan malawan, merasa apa yang dikatakan Fika benar adanya.
"Maaf," kata Zeline dengan lirih.
Seketika Fika tertawa sinis. Cewek itu langsung menarik rambut Zeline. "Maaf? Lo pikir dengan lo meminta maaf, nyokap gue bakal kembali? Engak sialan! Bener dari dulu lo emang pembawa sial Zeline!" ujar Fika penuh penekanan, sambil memperkuat jambakan pada rambut Zeline.
"Bahkan dikeluarga lo sendiri, lo pembawa sial! Lo pembunuh!" racau Fika. Dan melepas jambakannya dengan kasar.
"Fika cukup!" lirih Zeline. Memejamkan matanya menahan rasa sakit kulit kepalanya.
"Setelah lo ambil semua kasih sayang nyokap gue. Setelah lo ambil semua perhatian nyokap gue, yang seharusnya itu semua buat gue anak kandungnya! Dan lo sekarang dengan kurang ajarnya ngambil nyawa nyokap gue, setelah apa yang nyokap gue kasih selama ini?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BULBUL! [END]
Humor[Follow akun author dulu ye biar apdol!] Kalo kalian cari cerita, cewek bobrok yang ngejar-ngejar cowok most wanted, suka sama sepupu sendiri, perjodohan, hamil diluar nikah, 17+ 18+ bahkan 21+ kalian salah lapak, Ini bukan lapaknya. Hanya sebuah c...