Happy reading
VOTE DULU!
~~••~~
"Assalamualaikum, orang cakep pulang!" ujar Kenzo setengah berteriak.
Terlihat cowok itu baru saja menginjakan kakinya melewati pintu utama untuk masuk ke area ruang tamu. Ya, Kenzo barusaja pulang sekolah, tentunya bersama Bulbul. Namun, gadis itu terlebih dahulu masuk berlari kedalam rumah. Entah kemana, hanya Bulbul yang tau.
"Waalaikumsalam," Tak berselang lama Winda menjawab. Wanita itu terlihat baru saja turun dari lantai atas, mungkin dari kamarnya.
"Bulbul mana?" tanya Winda seraya Celingak-celinguk, mencari keberadaan Bulbul ke arah belakang tubuh Kenzo. "Jangan bilang lupa jemput lagi!"
Kenzo yang menenteng tasnya, mendengkus dan berujar, "Enggak, enak aja! Tadi udah duluan ngacir masuk, kagak tau kemana!"
"Mama mau cari Bulbul dulu kalo gitu. Kamu ganti baju, terus langsung makan. Jangan langsung main hp!" perintah Winda, wanita itu sudah mengetahui bagaimana kebiasaan Kenzo. Dan setelah berujar seperti itu, Winda segera bergegas ke kamar Bulbul yang berada dilantai atas, untuk mengecek anak itu.
"Iye!" balas Kenzo, kemudian remaja itu sama-sama beranjak menuju lantai atas, menaiki satu persatu anak tangga dengan langkah gontainya.
Kenzo memasuki kamarnya dengan pintu kamar itu yang sudah terbuka dan menutupnya kembali. Kenzo melemparkan tasnya kesembarang arah dan segera menjatuhkan tubuhnya diatas kasur king sizenya itu.
Entah mengapa, tubuhnya terasa begitu lelah hari ini, padahal di sekolah tadi tidak ada kegiatan yang bisa membuat tubuhnya sepenat ini. Bahkan disekolah tadi, dia hanya duduk dikelas, sesekali medengarkan apa yang guru mata pelajaran jelaskan. Serta berjalan-jalan bersama kedua sohibnya ke kelas-kelas tetangga. Gak lebih dari itu.
Baru saja matanya terpejam beberapa detik. Namun, tunggu! Terasa di balik selimut yang bertumpukan tangan diatasnya, seperti ada yang bergerak-gerak, serta hidungnya yang tiba-tiba terasa gatal. Tetapi Kenzo hiraukan, dan memilih tetap memejamkan matanya.
Namun, lama kelamaan Kenzo menyernyit disela-sela matanya yang terpejam, setelah ia merasa tangan yang berada diatas selimut tadi terasa ada yang mengendus-ngendus dan berbulu. Serta hidungnya semakin gatal.
Kenzo tersadar dan membelalakan bola matanya, Kenzo seketika berdiri tegak diatas kasur itu tak lupa umpatan yang sepontan keluar dari mulutnya, setelah melihat siapa yang mengendus-ngendus tangannya tadi.
"ANJ--HA-HACIM!" niatnya ingin mengumpat, namun karena gatal dihidungnya tiba-tiba muncul kembali, dan akhirnya ia bersin terlebih dahulu.
Kenzo mengucek hidungnya. "ANJING! NGAPAIN LU DI SINIH MONYET!" umpat Kenzo kemudian tangannya terulur segera mengambil selimut itu dan mendekapnya.
"Pergi kagak lu! Hus, hus, sono!" usir Kenzo dengan mengibaskan bantal yang tadi ditidurinya. "Pergi lu, jangan tidur dikasur gue, sono tidur sama majikan lu aja! Si Bulbul!" usirnya lagi pada anak kucing yang sudah beberapa hari ini diperihara oleh Bulbul itu.
Namun bukannya kucing itu pergi, tetapi malah terus mendekati Kenzo, apalagi saat Kenzo mengibas-ngibaskan bantal ke arah anak kucing itu, mungkin kucing itu mengira kalo Kenzo sedang mengajaknya bermain.
"Pergi kagak lu! Kalo kagak, gue buang lu! Hus, sono!" ujar Kenzo dan bergidik geli, berusaha menjauhakan kucing itu mengunakan kakinya yang dihalangi oleh selimutnya.
"MAMA!" panggil Kenzo akhirnya, dengan berteriak.
Kemudian Kenzo perlahan beranjak turun dari atas kasurnya sambil terus menggosok hidungnya yang terasa gatal dan menghindari kucing itu sambil bergidik geli yang sedari tadi terus bersuara dan mengikutinya. Ia tidak suka kucing, entah karena bulu kucing seketika bisa membuatnya bersin-bersin, ataupun tekstur perutnya yang menurutnya bergelinjal-gerinjal.
Mendengar pangilan Kenzo, Winda yang sedang membujuk Bulbul agar segera mengganti seragamnya. Menghampiri terlebih dahulu Kenzo. Tak lupa gerutuan terus dikelurkan dri mulut Winda.
Winda membuka pintu kamar Kenzo. Namun, pandangan Winda masih menatap Bulbul yang akan turun ke lantai bawah. "Bul! Nanti aja nyari meongnya, ganti baju dulu!" perintah Winda. Menatap kesal Bulbul. Yang sedari tadi anak itu enggan mengganti seragamnya dan memilih mencari kucingnya yang kini malah berada dikamar Kenzo.
Bulbul berdecak kesal, "Endak mau Mama! Bulbul mau cali meong dulu!"
"Bulbul jangan bandel ya, dengerin apa yang Mama bilang!" omel Winda menatap garang Bulbul, "Ayo cepet ke kamar! Kalo gak nurut nanti Mama bilangin Papa! Mau?" lanjut Winda dengan mengancam.
Bulbul mencebikan bibirnya, menatap kesal Winda. "Iihh! Mama ngecelin, Bulbul cebel cama Mama!" pundungnya dan langsung berjalan menuju kamarnya dengan kaki dihentak-hentakan kelantai.
Winda menghela napasnya kesal, dan beralih menatap Kenzo. "Ada apa sih Jo! Mama kan suruh kamu ganti baju, terus makan!" omel Winda menatap Kenzo yang masih mengenakan seragamnya yang berdiri diatas sofa yang tersedia di kamarnya.
"Ngapin lagi berdiri diatas kursi gitu!" kesal Winda, "Cepet turun jangan kaya anak kecil!"
"HA-HACIM!" Kenzo bersin kembali sambil menggosok hidungnya yang terlihat memerah. Sebelum menyahuti ucapan Winda.
"Ma! Itu peliharaan si Bulbul kenapa tidur di kamar Zo, astagfirullah!" protes Kenzo menunjukan Kucing yang tengah menjilati kakinya sendiri. Cowok itu masih menggosok hidungnya yang masih gatal.
"Ha-ha-hacim!" Kenzo kembali bersin. Entahlah, gatal pada hidungnya tak kunjung menghilang.
Winda menghela napasnya berat, dan berjalan menghampiri kucing itu. "Astaga, pantes dari tadi di cariin kagak ada!" Dan mengambil anak kucing itu.
"Ngapain masih disitu turun Jo!" perintah Winda pada Kenzo.
Kenzo berdecak, segera turun dan mendekat pada Winda. "I--ha-hacim!" entah untuk ke berapa kalinya Kenzo mengeluarkan bersihnya. "Iya!"
Winda menyernyit menatap Kenzo, melihat hidung anaknya itu yang sudah terlihat memerah. "Kamu kenapa sih?" tanya Winda.
Kenzo menggelengkan kepalanya tidak tau, sambil kembali mengosok hidungnya. "Ga-Hacim! Gak tau!"
Winda terulur mengecek suhu badan Kenzo. "Gak papa kok."
"Bawa jauh-jauh kucingnya dah Ma, Jo geli!" pinta Kenzo sambil mengibaskan tangannya.
"Kamu alergi bulu kucing kayanya Zo."
Kenzo mengangkat bahunya acuh. "Kagak tau dah, iye kali!"
"Ya udah ganti baju sana, sekalian mandi! Kalo udah, turun kebawah makan dulu. Nanti Mama suruh Papa buat beliin obat alergi!" kata Winda dan setelah berucap seperti itu. wanita itu pergi keluar dari kamar Kenzo, menuju kamar Bulbul tak lupa dengan anak kucing milik Bulbul.
Kenzo mengangguk saja dan kini berjalan memasuki kamar mandinya, segera berkutat membersihkan badannya.
~~••~~
TBC
Gue pantau-pantau nih, yang ngevote menurun anjir! Ayolah kawan, gue minta kerja samanya. Gue gak masalah kebanyakan dari kalian yang gak komen. Tapi setidaknya NGEVOTE DONG! ✊🏻DAN MAKASIH LOH BUAT KALIAN YANG NYEMPETIN KOMEN, WALAU GAK BANYAK,TAPI LUAR BIASA, KOMEN KALIAN BUAT GUE TAMABAH SEMANGAT ✊🏻
NEXT?!
KAMU SEDANG MEMBACA
BULBUL! [END]
Humor[Follow akun author dulu ye biar apdol!] Kalo kalian cari cerita, cewek bobrok yang ngejar-ngejar cowok most wanted, suka sama sepupu sendiri, perjodohan, hamil diluar nikah, 17+ 18+ bahkan 21+ kalian salah lapak, Ini bukan lapaknya. Hanya sebuah c...