~Part 9~

13.1K 1.2K 33
                                    

Happy reading

~~~~

"Ya udah, Kenzo berangkat," ujar Kenzo, membenarkan tata letak tas'nya, menjadi menggendongnya dengan sempurna.

Bulbul segera turun dari kursi yang gadis itu duduki. "Bulbul ikut!"

"Apaan sih Bul! Jangan ngada-ngada!" sewot Kenzo, menatap Bulbul sinis.

"Pokoknya Bulbul ikut!" kekeh gadis itu, yang sudah berdiri berhadapan dengan Kenzo.

Winda menghela napasnya mendengar perdebatan kecil antara keduanya. "Bulbul di rumah aja, jangan ikut Abang. Abang itu mau sekolah bukan mau main, yah."

Bulbul mengalihkan tatapannya menjadi menatap Winda, mengerucutkan bibirnya. "Kata si Epul juga cekulah itu tempat main, Mama!" kekeh gadis itu.

"Kalo mau main sama Mama aja, gak perlu ikut Abang sekolah," ucap Winda, seraya menggibaskan tangannya mengkode pada Kenzo agar segera berangkat.

Bulbul mengelengkan kepalanya tegas. "Endak! Main cama Mama endak celu!  Bulbul endak mau! Bulbul mau ikut cama Bang Jojo aja main baleng cama Bang Jojo di cekulah!" cerocos gadis itu dengan lidahnya yang masih berbelit-belit.

Kenzo segera berbalik badan, mengerti akan apa yang Winda suruh, dan lari meninggalkan ruang makan itu menuju garasi. "ASSALAMUALAIKUM, KENZO BERANGKAT!" teriaknya yang masih berada di area ruang makan.

Sepontan Bulbul membalikan badannya, menatap keberadaan Kenzo sekarang yang sudah hilang dari posisi awalnya. "IIH, ABANG! BULBUL IKUT!" ujarnya sama-sama berteriak, ikut berlari mengejar Kenzo.

Kenzo membuka pintu utama rumahnya, dengan segera menutupnya kembali.

Bruk!

Baru saja mengejar sampai di ruang tamu, namun apalah dayanya, gadis itu tidak pandai berlari. "HUAAA! ABANG! BULBUL MAU IKUT, ENDAK MAU POKONYA BULBUL IKUT! HIKK!"

Tanyannya menggedor-gedor pintu utama yang berpintu dua itu.

"HIKK! ABANG! BULBUL PEN IKUT!" teriak Bulbul, sambil berusaha membuka pintu itu.

"MAMA! HIKK! BULBUL PENGEN IKUT CEKULAH!" racaunya dan mencebikan bibirnya kesal.

Winda menghampiri Bulbul, berjongkok mengsejajarkan tinggi badanya. "Iya, iya, iya--nanti Bulbul sekolah yah, tapi gak sama Bang Jojo."

Bulbul menggelengkan kepalanya tegas, sambil mengucek matanya. "Hikk! Endak mau! Bulbul mau cekulah cama Bang Jojo!"

Winda menganggkat tubuh anaknya itu, menggendongnya menuju ruang tamu. "Sekolah sama si Eful gak mau? Padahal'kan lebih asik bareng si Eful kan."

"Tapi Bulbul juga mau cekulah baleng Bang Jojo hikk!"

Winda menghela napasnya kasar. "Di sekolah Bang Jojo temen-temennya pada bandel semua. Emang kamu mau di gangguin, terus di cubit-cubitin sama temen-temen sekolah Bang Jojo kaya dulu lagi!"

Bulbul mengerucut bibirnya, dan menggelengkan kepalanya tidak mau.

"Ya makannya sekolahnya bareng sama si Eful aja yah?"

Bulbul kali ini hanya mengangguk, mengiakan. Perkataan Winda. Pikirannya hanya satu yang penting sekolah.

~~~••~~~

Kenzo telah keluar dari gerbang rumahnya, mengendarai motor vespa kuningnya, atau Winda bilang tadi dengan sebutan si Kucrit.

Remaja itu mengendarai sepeda motor tersebut dengan kecepatan di atas rata-rata, mengingat bahwa ia sudah terlambat bahkan benar-benar terlamabat.

BULBUL! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang