~Part 32~

5.7K 871 41
                                    

Happy reading

VOTE DULU!

~~••~~

Langit sudah mulai menggelap, itu artinya kini hari sudah malam. Namun, walaupun malam, langit terlihat bersih dari gumpalan awan hitam pertanda akan turunnya hujan. Ditambah sinar rembulan berpancar dilangit sana, menggantikan sinar matahari yang sudah tak lagi berpancar. Tak lupa juga di sekelilingnya bintang-bintang yang kelap-kelip indah.

Malam ini di Jakarta, jam 19.30 Bulbul, anak gadis itu tampak sedang asik duduk, sembari menonton kartun malam dari kaset yang telah di putar oleh Aldan sebelumnya, tak lupa ditemani dengan segelas susu hangat serta biskuit yang sesekali Bulbul celupkan ke dalam susu itu.

Untuk kesekian kalinya, Bulbul mencelupkan biskuit itu kedalam cangkir yang berisikan susu putih hangat kesukaanya. Dan Bulbul langsung menyuapkannya pada mulutnya. "Abang," gumam anak itu, tampa sadar.

"Abang Jojo, lama pulangna tau!" gumam Bulbul lagi, dan setelahnya meneguk susu itu.

"Mama, Mama, Bang Jojo apan pulangna?" Bulbul bertanya, saat Winda baru saja mendudukan bokongnya tak jauh darinya.

Winda mendengkus pelan, anak itu sedari tadi siang terus saja menanyakan Kenzo. "Gak tau Bul, tanya Abang nya langsung sana!"

"Ya udah, tepon Bang Jojona Mama!" pinta Bulbul sambil mengigit biskuit itu.

Winda meneguk terlebih dahulu minumannya, dan kembali menyimpannya. "Hp Mama dikamar, Bulbul ambil aja gih, atau minta sama Papa suruh nelpon lagi Bang Jojo."

Bulbul turun dari sofa itu, gadis itu masih memegang cangkir susunya dengan menggunakan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya di gunakan untuk memegang biskut. Bulbul segera melangkah menuju dimana Aldan berada sekarang.

"Bul itu susunya udah abis belum?" tanya Winda sebelum Bulbul jauh dari pandangannya.

"Beyum!" sahut Bulbul, yang kini mulutnya sedikit agak penuh akibat biskuit yang dimasukan pada mulutnya.

Bulbul sedang berjalan menuju lantai dua, sambil sesekali anak itu meneguk susunya. Pintu kamar Aldan terbuka sedikit, Bulbul terulur mendorongnya dan memasuki kamar itu begitu saja.

"Papa, Papa. Bulbul--" gadis itu terlebih dahulu menyuapkan biskutnya yang sebelumnya telah dicelupkan itu. "Bulbul pegen nepon Abang Jojo," pinta Bulbul pada Aldan yang terlihat baru saja keluar dari kamar mandi yang berada di dalam kamar itu.

"Perasaan inget terus Bang Jojo Bul," sahut Aldan seraya berjalan menghampiri nakas yang berada di sebelah kasurnya.

Bulbul pun mendekat mengikuti langkah Aldan, dan menaiki kasur yang cukup tinggi baginya dengan susah payah itu, tak lupa susu yang tengah dicekalnya Bulbul simpan terlebih dahulu pada nakas tempat tadi Aldan menyimpan ponselnya.

"Bang Jojona endak mau angkat teponna lagi yah, Papa?" tanya Bulbul, sambil menatap layar ponsel yamg tengah melakukan panggilan.

"Belum," sahut Aldan.

"Halo Pa, ada apaan?" tanya Kenzo akhirnya mengangkat panggilan yang dilakukan Aldan.

"Tuh Bang Jojo--" ujar Aldan pada Bulbul, ponsel itu langsung diamabil alih oleh anak itu.

Aldan hanya mendengkus pelan melihat Bulbul yang antusias ingin bertemu dengan Kenzo.

"Halo Pa? Kok gelap?" tanya Kenzo dari sebrang sana, pasalnya Bulbul menyimpan ponsel itu terlebih dahulu sampai menutupi kamera depannya. Untuk mengubah terlebih dahulu posisinya menjadi tidur.

BULBUL! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang