~Part 12~

11.2K 1K 25
                                    

Happy reading

Sambil nunggu magrib lebih baik baca ini yok 👍🏼😙

~~••~~

Sudah beberapa hari ini, Bulbul menghabiskan separuh waktunya di sekolah barunya. Seperti pagi-pagi yang telah di lewati sebelumnya. Pagi ini ia berangkat sekolah bersama dengan Kenzo.

Keduanya berjalan memasuki area gerbang TK Permata Hati. Dengan Kenzo menuntun Bulbul untuk mengantarkannya ke kelas gadis itu.

Kenzo melepaskan tas milik Bulbul yang digendongnya di depan dada cowok itu, dan langsung memberikannya pada Bulbul.

"Nih pake," suruhnya dan membantu memasangkan tas itu di punggung Bulbul.

"Dah sonoh masuk, baek-baek jangan bandel!" tutur Kenzo mendorong pelan Bulbul untuk segera masuk.

"Abang endak ikut cekulah di cini?" tanya Bulbul sebelum gadis itu benar-benar masuk ke dalam kelasnya.

Kenzo mendengkus pelan. "Kamu pikir Abang masih bocil apa! Udah sono masuk."

Bulbul mengerucutkan bibirnya. Dan melangkah masuk.

"Eh, entar-entar!" Kenzo kembali berujar, memberhentikan kembali Bulbul yang baru saja berjalan beberapa langkah. "Nanti pulangnya di jemput sama Mama. Kalo Mama belom dateng tungguin di sini jangan kemana-mana, entar ilang repot lagi!"

"Ngerti gak?"

Bulbul mengangguk. "Iya."

Setelah itu Kenzo pergi dari sana, bergegas berangkat menuju sekolahnya.

"Apa cih, endut dali tadi liatin Bulbul teluc!" sewot Bulbul, mendelik tajam ke arah Edo. Yang memang mereka duduk bersebrangan.

"Dasal endut!" sambungnya dan segera mendudukan bokongnya.

Edo menatap Bulbul, dengan tangan tengah memegang sebuah ciki. "Apa sih, Edo gak liatin kamu!"

Bulbul terulur membuka rasleting tasnya, mengambil sebuah susu kotak yang selalu dibawanya. Dan langsung menyedotnya.

"Itu kamu liatin Bulbul!" ujarnya sambil mengigit sedotan susu itu.

"Enggak, Edo gak liatin kamu!"

"Dasal endut! Itu kamu liatin Bulbul!"

Edo menatap sinis Bulbul. "Kok kamu malah ngatain Edo, endut telus!"

"Kamu sendili juga endut!" sambung Edo, sambil sesekali memakan cikinya itu.

Bulbul mencebikan bibirnya kesal. "Apa cih, Bulbul endak endut!" ujarnya membela diri. "Iyakan Pul?" sambungnya bertanya pada Eful yang duduk tepat di depan Edo duduk.

Eful yang tengah asik dengan pensil warnanya, seketika mendongkak mendengar namanya di sebut-sebut. "Hah?"

"Iya-kan Pul?" ujar Bulbul kembali mengulang pertanyaannya.

Eful menggaruk pipinya sedikit bingung. Dan setelahnya anggukan kepala dilakukannya. "Iya."

Bulbul tersenyum dua jari kearah Eful. "Wlee. Benelkan ata Epul juga, Bulbul endak endut!" ucapnya menjukurkan lidahnya meledek Edo.

"Endut! Udah endut pendek lagi!" kekeh Edo.

Bulbul meletakan terlebih dahulu susu kotak yang tengah dinikmatinya. Dan berkacak pinggang sambil memelototi Edo. "Endut kok ahat, malah atain Bulbul endut, pende!"

BULBUL! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang