Part 18

14 4 0
                                    

Zico memarkirkan mobilnya dipinggir jalan. Mereka kini sudah sampai ditempat yang, Vanya inginkan.

"Kangen banget hehe." ucap Vanya, sambil menahan tangisnya.

Zico menghampiri Vanya, lalu tangan cowok itu menggandeng tangan Vanya. Seolah-olah ia ingin memberikan kekuatan, untuk gadis disampingnya.

"Ayo, Co!" ajak Vanya, Zico mengangguk kecil.

Mereka berjalan beriringan, sesekali tertawa karena Zico mencoba untuk membuat gadis itu agar tidak berlarut dalam kesedihan.

"Oma!" lirih Vanya, gadis itu duduk disamping batu nisan yang sudah lama ia tak kunjungi.

"Vanya, kangen!"

Zico duduk disamping Vanya, memeluk gadis itu dari samping. "Lo gak boleh cengeng! Ingat, pesan Oma apa?" ucap Zico.

"Lo tuh sama aja tau gak! Kek Oma, ngeselin banget." ucap Vanya.

"Tapi sama-sama ngangenin kan?" goda Zico, dan Vanya memukul lengan cowok itu.

"Maafin Vanya ya, kalo Vanya punya salah sama Oma."

"Zico juga, meskipun Zico terbilang anak yang super nakal. Zico juga sebenarnya sayang Oma."

Vanya menatap Zico tidak suka, "Ngikut mulu sih!"

"Lo kenapa sih? Sejak Oma masih hidup, sampe udah gak ada. Ngajakin war mulu?" tanya Zico.

"Gak enak, kalo sehari gak ribut sama lo!"

"Serah lu."

"Pulang yuk! Dah mau hujan, ini." Zico hanya mengangguk kecil.

"Oma! Kita pulang dulu ya, selamat beristirahat."

Vanya dan Zico meninggalkan tempat pemakaman umum tersebut.

"Lo laper gak?" tanya Zico.

Vanya menoleh, "Laper sih, cari makan dulu gimana?"

Zico berdecak kecil, "Gue kan nanya, yakali gak ngajakin makan."

Sementara Vanya hanya tersenyum kecil, "Hehe maaf."

Zico langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, masih pukul 17:00 WIB dan Zico mengajak gadis itu untuk makan terlebih dahulu.

Setelah cukup lama diperjalanan, akhirnya mereka sampai di warung angkringan pinggir jalan.

"Mau makan apa?"

"Kek biasanya, lagian yakali bapaknya lupa sama kita."

"Pak! Pesan makanan seperti biasa ya." ucap Zico.

"Oke siap, tumben baru kesini lagi?"

"Ratunya baru pulang, pak. Jadi ya, Zico kesini harus nunggu ratu."

"Haha! Ada-ada aja kamu ini, tunggu ya!"
Zico hanya mengangguk, kemudian ia menghampiri Vanya dan duduk disebelah gadis itu.

ArzicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang