Hallo-hallooo!
Bertemu lagi sama author hehe:v
Udah siap buat ketemu Zico dan Ara? Oke, selamat membaca❤️.
_________
Namun baru beberapa langkah gadis itu berjalan. Perkataan Zico berhasil membuat langkahnya terhenti.
"Gue gak maksa lo buat percaya sama gue atau enggak. Yang jelas, gue udah lama mau ngebahas ini ke lo--" Zico menggantungkan kalimatnya. Cowok itu kemudian menatap punggung Ara.
"Dan, Sorry! Jika perkataan gue kelewatan. Dan makasih, udah pernah suka sama gue, begitupun sebaliknya. See u Kinara Putri Arletta."
Setelah mengucapkan kata itu. Zico kemudian melangkahkan kakinya ke untuk pergi, ia kemudian menghampiri tembok sekolah yang lumayan tinggi. Cowok itu kemudian meloncat dengan baik tanpa merasa sakit di kakinya.
Kemungkinan hari ini, Zico lebih memilih untuk membolos daripada ia masuk ke dalam kelas, namun pikirannya sedang tidak karuan sama saja dia membuang waktunya dengan percuma.
Ara memegang dadanya yang terasa sesak. Entah mengapa ucapan Zico berhasil membuat hatinya perih. Sejujurnya ia tidak ingin jika hal ini terjadi, namun ia sendiri tidak menerima jika Desta dituduh berselingkuh dibelakangnya. Entahlah, Ara pun tidak tahu harus apa sekarang, apakah ia harus percaya Zico atau Desta, pacarnya.
Gadis itu kemudian melangkahkan kakinya untuk menuju ke dalam kelas.
_____
Cowok dengan celana abu-abu dan kemeja putih dengan dua kancing atas yang sengaja terbuka itu kini sedang duduk di warung yang ada disamping sekolah. Satu tangannya sedang memegang sebatang rokok yang tengah menyala. Kepulan-kepulan asap rokok itu ia hembuskan setelah mengisapnya. Entah sejak kapan cowok itu suka merokok sekarang, biasanya ia hanya merokok setiap 3 kali dalam seminggu. Namun sekarang cowok itu hampir saja melakukannya setiap hari.
Matanya menatap ke arah depan dengan pandangan kosong. Pikirannya saat ini sedang berkecamuk dengan kejadian kemarin dan sekarang. Cowok itu berdecak pelan saat mengingat mengingat kejadian tadi saat dibelakang sekolah. Ia pun sebelumnya tidak menyangka jika hal itu akan membuatnya harus di benci oleh Ara.
Bibirnya terpaksa untuk tersenyum saat bayangan Ara berada di pikirannya. "Gue tahu, kalo gue ini belum lama kenal sama lo. Tapi meskipun kita baru kenal juga, dan baru sekarang-sekarang deket, gue kek ngerasa kalo gue itu udah kenal sama lo lama." gumamnya sendiri.
Zico kembali mengisap rokoknya kemudian mengeluarkan kembali kepulan asap tersebut. Hari ini juga, ia sangat membutuhkan pelampiasan sebagai samsak untuk meredamkan emosinya.
Cowok itu kemudian segera berdiri dan berjalan ke arah halte untuk memberhentikan taksi.
Setelah menunggu selama 3 menit. Cowok itu segera berdiri ke pinggiran trotoar, tangannya melambaikan ke arah taksi berniat untuk memberhentikan taksi tersebut. Zico kemudian masuk ke dalam taksi, dan memberitahukan kepada supir untuk segera menuju ke alamat yang ia sempat tunjukan tadi.
_____
Vanya sibuk berlari kesana kemari. Gadis itu sibuk mencari keberadaan Zico yang sejak tadi belum kelihatan batang hidungnya. Gadis itu sudah mencoba untuk menghampiri Seka dan Ogi, guna menanyakan keberadaan Zico namun sama saja mereka berdua tidak tahu.
Sekarang gadis itu kini beralih menghampiri kelasnya. Karena saat ia bertanya kepada Seka, cowok itu bilang jika Ara sempat datang kepada mereka dan mengajak Zico untuk mengobrol berdua saja di belakang sekolah.
Saat Vanya berjalan ke belakang sekolah. Ia juga tidak berhasil menemukan cowok itu.
"Ra!" panggil Vanya, saat baru sampai di meja Ara.
Gadis itu menelungkupkan wajahnya ke bawah, dengan kedua tangan sebagai bantalan. Hari ini ia tidak mempunyai mood untuk mengobrol dengan orang-orang sekarang.
"Ara!" panggil Vanya lagi. Gadis itu berdecak kecil karena tidak ada sahutan dari Ara sama sekali.
Ara lagi-lagi tidak menjawab panggilan dari Vanya. Merasa tidak dihargai keberadaannya gadis itu kemudian menatap Ara dengan sorotan tajam.
Brak!
Seisi kelas langsung menatap ke arah Vanya yang baru saja menggebrak meja milik Ara. Sedangkan Ara masih tetap berada di posisinya. Vanya kemudian menarik paksa tangan gadis itu, agar Ara menatap ke arahnya.
"Mau lo apasih? Lo gak liat kalo gue lagi tidur," bentak Ara, matanya menatap Vanya dengan tatapan tajam.
"Gue cuma mau tanya sama lo itu doang," ucap Vanya.
Ara menatap jengah ke arah gadis itu. "Dan gue, gak ada mood buat ngobrol apalagi sama lo." final gadis itu.
Saat Ara hendak duduk kembali. Vanya kembali menarik tangan Ara dengan sedikit kasar membuat gadis itu meringis karena sedikit sakit dipergelangan tangannya.
"Gak sopan lo," cerca Vanya.
Ara tersenyum sinis. "Lo yang gak sopan, Nya. Bangunin orang tidur terus marah-marah gak jelas sama gue."
Vanya tidak habis pikir dengan gadis di depannya itu. Padahal tadi pagi, gadis itu masih tersenyum ke arahnya. Tetapi sekarang gadis itu sudah menjadi Ara yang bukan ia kenal.
"Zico kemana?"
Ara berdecak kesal. Saat telinganya mendengar nama Zico disebut. "Gak tau," ketus gadis itu.
Sedangkan Vanya hanya tertawa kecil. "Gak tau? Jelas-jelas kata Seka lo yang terakhir kali bareng sama tuh cowok," ucap Vanya.
"Iya, setengah jam yang lalu. Sekarang gue gak tau," jawab Ara.
"Gak mungkin, lo gak tau haha." ucap Vanya, sembari tertawa mengejek.
"Emang gue gak tau, mungkin bolos kali." jawab Ara sekenanya.
Vanya hanya menggeleng pelan setelah mendengar kalimat itu dari mulut Ara. "Lo beda, gue sedikit gak suka sekarang."
Ara melangkahkan kakinya untuk maju selangkah ke arah Vanya, gadis itu memberanikan diri untuk menatap Vanya dengan jarak yang lumayan dekat.
"Gue gak nyuruh lo buat suka sama gue, hidup-hidup gue bukan hidup lo." sindir Ara, tepat di wajah Vanya.
"Lo kenapa sih?" tanya Vanya.
Beberapa murid yang masih berada didalam kelas pun tidak berani untuk melerai keduanya. Mereka lebih memilih untuk menyimak pembicaraan apa yang sedang mereka bahas. Sesekali ada yang terang-terangan merekam kejadian itu.
Sedangkan Dinda, sekarang gadis itu sedang kalang kabut untuk mencari cara agar dua manusia yang sedang berdebat itu segera berhenti.
"Lo aneh! Dan gue ingetin ke lo, kalo sampe terjadi apa-apa sama Zico. Lo orang pertama yang bakalan gue cari!" ancam Vanya.
Gadis itu memilih untuk pergi dari kelas itu. Ia lebih memilih untuk segera mencari Zico, gadis itu hanya takut jika hal-hal yang dulu cowok itu lakukan akan terulang kembali.
Sedangkan Ara hanya menatap punggung Vanya dengan tatapan merasa bersalah. Ia pun tidak tahu dengan jalan pikirannya sekarang.
Selamat malam!
Ada yang udah ga sabar nunggu kelanjutan cerita Zico gak nih?
Hehe maapin author karena telat up:vBtw, author mau ngasih tau, kalo author bakalan up cerita Zico tiap hari. Jadi jangan sampai ketinggalan ya!
Seperti biasa, jangan lupa tinggalkan jejak!
Love u all❤️
Indramayu, 22 April 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzico
Teen FictionPublish : Kamis, 16 Juli 2020 Finish : -- Rank: #1 In Fristkiss[17072020] #1 In Ogi[18082020] #1 In Ceritaremajasma[23072020] #1 In Seka[25012021] #5 In Fristlove[18042021] #9 In Kinara[17042021] _______ Cover by Pinterest Arkean Zico Pradipta, cowo...