Part 13

45 11 2
                                    

Hai semua! Apa kabar?

Alhamdulillah, akhirnya Zico up lagi:)

Selamat membaca❤️

_______________

"Tidak usah ku kejar, tidak usah terlalu berharap. Jika tuhan mentakdirkan kamu untukku, lalu untuk apa aku menolak?"

_Arkean Zico P_

Siang ini, Zico dan Ogi sedang ada didalam kelas. Mereka berdua sedang mengerjakan tugas yang sudah diberikan oleh Bu Ratna, sekitar 5 menit yang lalu. Namun, rasanya sangat berbeda tanpa kehadiran Seka. Meski cowok itu sering membuat mereka berdua kesal.

"Nih, gak usah mikir! Salin aja punya gue." ucap Zico sambil memberikan buku tugasnya kepada Ogi.

"Emang ya, otak pas-pas'an sama otak 'nya orang pinter mah beda." ucap Ogi sambil menyalin tugas Zico.

"Gak usah banyak ngomong, salin aja!" ucapnya, Zico lalu membuka makanan ringan yang ia beli saat kemarin malam.

Ogi tidak menjawab. Cowok itu langsung menyalin tugas milik Zico, kedalam buku tugasnya.

"Btw, lo sama Ara gimana?" Ogi menoleh ke arah Zico.

Zico menghentikan aktifitasnya. Cowok itu menatap kosong ke arah depan, ada rasa rindu yang Zico pendam kepada Ara. Rindu disaat dirinya menjemput Ara didepan rumah gadis itu, membuat Ara kesal karena tingkahnya, apalagi saat dimotor berdua. Baginya itu adalah kisah cintanya, meski ia tahu jika memiliki gadis itu hanya sia-sia saja, namun ia tidak akan melupakannya. Zico juga tidak mungkin ingin gegabah, apalagi membuat hubungan Ara dan pacarnya itu hancur.

Ogi menatap Zico dengan rasa bersalah. Tidak seharusnya laki-laki itu, menanyakan soal kedekatan cowok itu dengan Ara.

"Eum, Zi?" panggil Ogi dan Zico menoleh ke arahnya.

Zico menaikan satu alisnya, "Kenapa?"

"Eum, sorry! Gue gak bermaksud," ucap Ogi merasa bersalah.

Zico terkekeh kecil, "Gak papa, lagian gue juga bingung sama diri gue sendiri."

Ogi menatap Zico, "Bentar! Jangan cerita dulu, tunggu gue selesain nyalin tugas oke."

Ogi langsung menyalin tugas Zico dengan cepat. Perihal, tulisannya jelek atau bagus ia tidak perduli! Yang paling penting, cowok itu mau terbuka untuk masalahnya kepada dirinya.

"Akhirnya," ucap Ogi sambil memijat jari-jarinya yang tampak pegal itu.

"Udah selesai?" tanya Zico dan Ogi hanya mengangguk.

"Mangga, cerita sama Ogi. Iya! Meski gak tau setelah itu bisa kasih solusi atau kagak hehe," ucap Ogi sambil meringis.

Zico membuang nafas kasar, "Gue gak butuh solusi, yang penting lu mau jadi pendengar baik aja itu udah cukup!"

Ogi mengangguk, "Jadi?"

"Lo tau 'kan? Sejak dulu, gue itu paling anti banget buat mundur. Apalagi, ngelepasin orang yang gue suka, sama orang lain." ucap Zico.

ArzicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang