Part 14

42 10 2
                                    

Double up nih wkwk

Selamat membaca❤️

____________

"Satu tumbang, seribu datang untuk melawan."

_Zico & Ogi_

Sesuai dengan apa yang kemarin sore mereka rencanakan. Sore ini, setelah pulang sekolah. Zico dan Ogi akan menjenguk Seka di rumah sakit, Ogi juga tidak lupa untuk mengabari Adam.

Zico dan Ogi kini sudah berada di motor milik mereka masing-masing. Soal Adam? Cowok itu beda sekolah dengan mereka berdua, jadi Adam memilih untuk bertemu dengan Zico dan Ogi langsung di rumah sakit saja.

Saat Zico hendak menyalakan mesin motornya. Ara tiba-tiba saja memanggil namanya, "Zico!!" panggil Ara cukup keras.

Zico menoleh ke Ogi, "Lo mau duluan atau bareng?" tanyanya pada Ogi.

"Gue ikut lo aja," dan Zico hanya mengangguki sebagai jawaban.

"Ada apa?" tanya Zico saat Ara sudah berada di depannya.

Gadis itu tersenyum kecil sambil mengatur nafasnya, karena sempat berlari untuk sampai ke Zico. "Kamu, hari ini sibuk engga?"

Zico melirik ke arah Ogi lalu kembali menatap Ara, "Sibuk, hari ini gue mau ke rumah sakit." jawab Zico agak dingin.

"Oh gitu ya," ucap Ara saat mendengar jawaban dari Zico.

Saat menatap wajah Ara. Cowok itu sedikit melihat rasa kecewa dari mata Ara, namun hari ini memang dirinya sangat sibuk. "Kalo Ara gak sibuk, ikut aja sama kita berdua." suara itu tidak terucap dari mulut Zico, melainkan dari mulut Ogi.

Zico menatap Ogi dengan tajam, "Emang gak ada akhlak! Temannya lagi otw move on, eh dia malah ngajak si Ara." batin Zico.

Ara tidak langsung menjawab. Gadis itu menatap Zico yang sedang menatap ke arah lain, "Eum, gak usah Gi." ucap Ara, padahal didalam hatinya. Ara sangat ingin ikut dengan mereka, tetapi saat melihat Zico? Gadis itu mengurungkan niatnya untuk meng 'iyakan ajakan dari Ogi.

"Gue pamit ya, hati-hati dijalan." ucap gadis itu langsung pergi meninggalkan Zico dan Ogi yang masih berada diparkiran.

"Bro! Jangan gitu, gak papa kan kalo lo sama Ara temenan?" ucap Ogi memberi saran.

"Lo duluan, nanti gue mau nyusul si Ara dulu." ucap Zico dan Ogi mengangguki, cowok itu langsung melesat pergi meninggalkan Zico.

"Temenan ya?" gumam Zico kecil, lalu cowok itu menjalankan motornya untuk menyusul Ara.

Sementara Ara? Gadis itu sedang berjalan di trotoar pinggir jalan, rasa bersalah kepada Zico semakin bertambah. Buktinya saja? Saat Ara mengajaknya berbicara, justru cowok itu langsung membuang muka ke arah lain.

Tin!

Ara terlonjak kaget, saat mendengar suara klakson motor dari samping. Gadis itu lalu melirik, "Zico?" ucap gadis itu.

Zico membuka helmnya, lalu menatap Ara dari atas sampai bawah. "Temenin gue ke rumah sakit," ucap Zico dingin.

Ada rasa senang yang menyelimuti hatinya, namun gadis itu sadar! Posisinya sekarang adalah pacar Desta. "Eum, gak usah Co!" ucap Ara menolak.

"Naik!" Zico masih berucap dingin.

"Gue bilang gak mau,"

"Naik, Ara!"

"Enggak!"

"Naik atau gue bunuh?!" bentak Zico.

Ara menenggak ludahnya kasar. Ia kira? Zico akan memperlakukan dirinya seperti cerita yang ada di Wattpad - wattpad. Namun, ia salah! Justru, Zico terlihat sangat menyebalkan.

"Naik!" ulang Zico lagi.

Ara menatap Zico kesal, "Nyebelin banget sih!" ucap gadis itu lalu naik keatas motor milik Zico.

"Tapi, gue yakin. Didalam hati lo seneng kan?" tanya Zico dan berhasil membuat Ara tidak bisa berkata-kata.

Zico menatap Ara dari kaca spion, ucapan yang ia berikan tadi ada hasilnya juga. "Pegangan! Gue gak mau tanggung jawab, kalo sampe lo jatuh Ra." ucap Zico.

"Apalagi jatuh kedalam pelukan orang lain," batin Zico.

Ara menuruti saja. Gadis itu memeluk pinggang Zico, "Udah kan?" tanya Ara.

Zico hanya mengangguk. Cowok itu langsung menjalankan motornya dan menuju ke rumah sakit, dimana tempat Seka dirawat.

Di setiap perjalanan menuju rumah sakit. Tidak ada sepatah katapun yang Ara dan Zico ucapkan, mereka berdua sama-sama canggung.

"Berasa kayak awal ketemu wkwk, kok jadi canggung gini ya?" tanya Zico pada dirinya.

"Ini yang aku rindu 'in dari kamu Zi! Tidak ada topik pembicaraan, sekali ada topik? Malah dibikin buat adu mulut," gumam Ara didalam hatinya.

Setelah membutuhkan waktu yang cukup lama. Akhirnya mereka berdua sudah sampai di rumah sakit Medika Islamic, tempat Seka dirawat.

"Kalo mau makan atau minum? Jangan lupa kasih tau gue," ucap Zico.

Ara mengerutkan keningnya, "Emang, kenapa?"

"Gue cuma takut lo kesasar, apalagi nyasarin cinta orang wkwk." ucap Zico.

Ara tidak berani menjawab ucapan dari Zico. Sudah cukup hatinya terombang-ambing oleh cowok itu.

"Ayo masuk? Anggap aja rumah sendiri," ucap cowok itu pada Ara.

Ara yang mendengarnya pun, langsung memukul lengan Zico, "Lo kira gue apaan?" ucap Ara kesal.

Zico terkekeh kecil, sontak tangan cowok itu mengelus pucuk kepala milik Ara. "Lucu banget sih pacar orang," dan berhasil membuat Ara diam seribu bahasa.

Mereka berdua jalan beriringan, banyak sorot mata yang menatap ke arah mereka. Pasalnya! Jika dipasangkan, mereka berdua terlihat sangat cocok. Namun, apa boleh buat? Takdir berkata lain, jika Ara sudah menjadi kekasih orang lain.

"Lama amat sih?" omel Ogi saat melihat Zico dan Ara yang baru saja sampai.

"Padahal, gue udah ngebut bege,"

"Yakin? Gak berhenti ditempat yang sepi-sepi dulu gitu," goda Adam yang baru saja keluar dari ruang inap Seka.

"Bangsat emang! Kalo ngomong gak dipikir-pikir dulu," ucap Zico ke Adam, dan berhasil membuat cowok itu tertawa.

Berbeda dengan Ara, gadis itu masih memikirkan ucapan dari Zico tadi. Jika saja, ia sudah terlebih dulu mengenal cowok itu? Pasti dirinya akan merasa bahagia.

"Lo laper gak?" tanya Ada kepada Ara. Gadis itu menoleh, "Gue?" tanya Ara memastikan.

Adam hanya mengangguk saja. Cowok itu tidak suka mengulang apa yang sudah ia ucapkan, apalagi soal hubungan.

"Eum, enggak." jawab Ara.

Zico menatap gadis itu sangat dalam, "Gue tahu lo laper,"

Ara berdecak kesal, "Enggak!" jawab Ara.

"Yak--"

Kruyukkk...

Semua mata langsung menatap Ara tajam. "Dibilangin ngeyel," timpal Zico.

Ogi tertawa kecil, "Sama kita bertiga mah, gak boleh bohong." ucap Ogi lalu tertawa kembali.

"Udah-udah kasian dia nanti malu, gue pergi dulu mau beli makanan." ucap Adam kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga.

Ara rasanya ingin pulang saja! Jika akhirnya seperti ini, lebih baik ia tidak ikut dengan Zico. "Lo udah masuk?" tanya Zico kepada Ogi.

"Belum, gue nungguin lo berdua tadi." jawab Ogi.

"Yaudah, masuk yuk." ajak Zico kepada Ogi dan Ara.

Ogi masuk terlebih dahulu, dan disusul Zico dibelakang. Saat cowok itu masuk, ia melirik ke arah Ara yang masih menatap gambar-gambar di dinding. Zico menghela nafas pelan, cowok itu langsung menarik tangan Ara dan berhasil membuat Ara sadar dan mengikuti cowok itu.




Bagaimana di part ini? Semoga feel'nya dapat ya:)

Indramayu, 15 Agustus 2020.

ArzicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang