Part 2

124 40 36
                                    

Zico masuk kedalam kantin. Cowok itu hendak menuju ke stage warung bakso, namun baru selangkah Zico berjalan, seorang gadis tidak sengaja. Eh ralat! Sengaja menumpahkan minuman ke seragam Zico.

"Rese bang-"

"Lo!" ucap Zico dan Ara bersamaan.

Suasana kantin yang sejak tadi ramai kini hening, saat mereka mendengar teriakan dari Zico dan Ara.

"Dunia kayaknya sempit banget ya!" Zico menatap seisi kantin, kemudian kembali menatap Ara. "Sampe-sampe gue harus ketemu cewek kayak lo lagi!" lanjut Zico.

Ara menatap beberapa murid yang ada didalam kantin. Sekarang dirinya sedang diperhatikan dan ia harus bersiap, jika suatu saat dirinya akan mempunyai masalah.

"Oh gue tahu! Lo ngikutin gue kan?" tanya Zico pada Ara.

Ara langsung melotot! Bisakah cowok didepannya itu tidak usah ke pede'an? Nama cowok didepannya saja, ia tidak tidak tahu! Bagaimana bisa dirinya disebut penguntit?

"Atau jangan-jangan,"

Zico sengaja menggantungkan ucapannya, agar seisi kantin semakin penasaran.

"Gak usah berpikir yang macam-macam!" ancam Ara.

Gadis itu merutuki nasibnya sekarang. Jika ia tahu kalo cowok gila ini sekolah disini juga, lebih baik Ara memilih sekolah yang lain saja. Asal tidak bertemu dengan cowok gila ini!

Beberapa murid perempuan berbisik-bisik mengenai Zico dan Ara! Pasalnya, mereka berdua itu jika di cocokan memang couplegoals, namun sifat mereka berdua, bertolak belakang.

"Lo suka gue?" lanjut Zico.

Beberapa murid yang mendengar ucapan Zico langsung berteriak histeris. Ingin rasanya mereka, berada diposisi Ara, namun sayang! Semua itu hanya haluan mereka.

"Cowok gila!" bentak Ara.

Gadis itu memilih untuk meninggalkan kantin saja. Jika terus-terusan dirinya meladeni cowok gila itu! Yang ada malah dirinya yang ikut-ikutan jadi gila juga.

"Eh, Ara! Tungguin woi." Dinda sempat menatap Zico, "Permisi," ucap Dinda kemudian mengejar Ara yang sudah lumayan jauh.

"Wow, ada kejadian apa nich?" tanya Seka, dengan nada yang dilebay-lebaykan.

"Btw, kayaknya gue nyium bau-bau orang lagi kasmaran." ucap Ogi.

"Berisik lol!" omel Zico, cowok itu kemudian duduk dimeja paling pojok.

Seka dan Ogi hanya tersenyum kecil. Mereka berdua kemudian menyusul Zico yang sudah duduk terlebih dahulu.

"Muka lo kenapa? Kusut amat," ledek Seka.

Zico tidak menjawab. Cowok itu memilih diam saja, sambil memperhatikan beberapa murid yang sedang mengantri makanan.

"Kacang gurih, tapi kalo dikacangin perih!" ucap Seka lagi.

Zico melirik kearah Seka dengan tatapan datar. "Gak usah lebay!" gertak Zico.

Seka mendengus sebal, "Lo laper? Atau gimana?" tanya Seka serius.

"Gue lagi kesel sama cewek!" ucap Zico.

Ogi yang sejak tadi hanya fokus bermain game. Entah! Saat mendengar Zico menyebut nama cewek, jiwa ke'kepoan Ogi meronta-ronta. Pasalnya! Baru kali ini Zico kembali membahas perihal cewek, setelah sekian lama cowok itu memilih untuk mengunci hatinya kembali.

"Lo suka?" satu kata yang terucap dari mulut Ogi.

Zico terkekeh kecil, "Gak tau," jawab cowok itu.

ArzicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang