Zico memberhentikan mobil milik Ara didepan rumah yang cukup besar. Rumah gadis itu cukup asri dan indah, sama seperti rumah milik orang tua Zico. Gadis itu keluar dari mobilnya, dan Zico mengikuti Ara dari belakang.
Ara melirik kearah Zico, "Ngapain?" tanya gadis itu.
Zico mengerutkan keningnya tidak paham, "Apa?" Zico malah balik bertanya.
Ara berdecak sebal, "Lo ngapain masih disini?" tanya Ara.
Zico mengangguk pelan, "Mau masuk, ketemu sama camer boleh kan?" tanya Zico sambil menaik turunkan alisnya.
Ara tidak habis pikir dengan cowok gila itu, "Serah lo!" ucap gadis itu.
Ara masuk kedalam rumahnya. Sementara Zico mengikuti gadis itu dari belakang.
Seulas senyuman terbit disudut bibirnya. "Cantik." gumam Zico kecil.
Ara mengerutkan keningnya, "Ngomong apa lo?" tanya Ara.
Zico menggeleng cepat, "Gue gak ngomong apa-apa, ge'er amat lo," sinis Zico.
Ara tidak menjawab. Gadis itu langsung membuka pintu rumahnya, dan masuk kedalam kamar. Ia tidak memperdulikan jika ada Zico disini.
"Lah, terus gue sama siapa woi?" teriak Zico kepada Ara.
Ara hanya menjulurkan lidahnya kemudian mengunci pintu.
"Eh ada tamu," ucap seorang wanita paruh baya dari arah dapur.
Zico berbalik dan langsung menyalami punggung tangan wanita itu, "Zico kira engga ada camer," ucap Zico polos.
"Camer?" tanya wanita itu kebingungan.
"Eh, maksud Zico orang tua Ara," alibi Zico.
"Panggil saya mamah aja," ucap Dewi, mamah Ara.
Zico mengangguk, "Oke mah!"
Apa ini yang namanya lampu ijo?- batin Zico.
"Mau minum apa?"
"Gak usah mah,"
"Gak papa, anggap saja rumah sendiri." ucap Dewi.
Zico tidak menjawab. Cowok itu hanya mengangguk saja.
"Duduk dulu ya, nanti Ara juga turun kok." ucap Dewi, kemudian ia pergi hendak mengambil minuman untuk Zico.
Turun ke hati gue ya mah!- gumam Zico kecil.
Ara keluar dari kamarnya hendak turun untuk menemui Zico. Namun baru empat langkah, gadis itu langsung bergidik ngeri saat melihat Zico sedang senyum-senyum sendiri.
Emang gila!- gumam Ara.
Ara menghampiri Zico yang sedang duduk diruang tamu. Zico yang melihat kehadiran Ara langsung tersenyum lebar.
"Turun juga lo," ucap Zico.
"Kalo gue gak turun, nanti gue diomelin sama nyokap!" ketus Ara.
"Pulang sana! Udah sore," usir Ara kepada Zico.
Zico semakin tersenyum lebar. Cowok itu memperlihatkan lesung pipi yang ia miliki, "Perduli juga ya, lo sama gue." ucap Zico.
Ara tidak ingin menjawab. Berbicara dengan Zico sama saja seperti berbicara dengan robot.
"Ara sana makan!" titah Dewi pada Ara.
Wanita itu kembali sambil membawa minuman untuk Zico. Dan beberapa cemilan kue kering.
"Zico udah makan?" tanya Dewi.
Zico hendak menjawab. Namun ia urungkan saat tangan gadis itu menggerak-gerakan tangan. "Belum," jawab Zico.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzico
Roman pour AdolescentsPublish : Kamis, 16 Juli 2020 Finish : -- Rank: #1 In Fristkiss[17072020] #1 In Ogi[18082020] #1 In Ceritaremajasma[23072020] #1 In Seka[25012021] #5 In Fristlove[18042021] #9 In Kinara[17042021] _______ Cover by Pinterest Arkean Zico Pradipta, cowo...