Part 26

18 2 0
                                    

Author up lagi nih:v

Jangan lupa tinggalkan jejak, oke!

Happy reading❤️

_________

Dan disinilah mereka berdua, berada dibelakang sekolah. Sebelumnya Zico sudah menyuruh agar gadis itu untuk mengobrol didalam kelas saja. Namun gadis itu tidak mau, takut ada yang mendengar pembicaraan mereka berdua.

"Mau ngomong apa?" tanya Zico, to the point.

Cowok itu kemudian mendudukan bokongnya diatas gundukan tanah dan punggungnya ia sandarkan di tembok sekolah.

Gadis itu mengangguk kecil saat Zico menepuk ke arah sampingnya, menyuruh gadis itu duduk.

"Soal tadi pagi,"

Zico langsung menyerngitkan dahinya bingung. "Yang mana?"

"Vanya." Jawab Ara. Gadis itu kini menatap ke bawah, tidak berani menatap netra milik Zico.

Cowok itu tidak langsung menjawab pertanyaan Ara. Ia lantas menatap ke arah atas manik matanya tak teralihkan saat menatap awan yang begitu cerah. Cowok itu kemudian berusaha untuk mengingat kejadian tadi pagi. Dan Zico sekarang sudah mengingatnya!

Vanya yang sempat berteriak dan hampir saja membuatnya malu jika tidak langsung pergi dari tempat itu. Zico kemudian menatap Ara. "Cuma bercanda doang. Gak usah dimasukin ke hati," ucap Zico.

Ara hanya mengangguk pelan. Gadis itu kemudian beralih menatap wajah Zico yang sedang menatap ke arah depan. Merasa risih karena terus diperhatikan cowok itu kemudian melirik ke arah Ara yang masih menatapnya.

Tuk!

Zico memukul pelan dahi Ara membuat gadis itu meringis sambil mengusap dahinya. Sedetik kemudian ia langsung memalingkan wajahnya. Sial! Mungkin sekarang pipinya sudah merona akibat ketahuan menatap cowok itu.

"Ra!" panggil Zico. Matanya masih menatap lekat gadis itu.

"Iya," jawab Ara, tanpa berniat menoleh ke arah Zico.

Cowok itu berdecak kecil. "Elo lagi ngomong sama gue, bukan sama pohon." ucap Zico.

Ara masih terdiam enggan untuk menatap Zico. Gadis itu masih sibuk menatap pohon yang sedang bersiur karena terkena hembusan angin.

"Gapapa, yang penting gue masih denger elo." jawab gadis itu.

"Elo tau, arti kata sopan enggak sih?" tanya Zico, cowok itu sedikit sedikit menaikan oktaf suaranya agar gadis itu menatap ke arahnya.

Ara menghela nafas pelan. Lalu gadis itu berbalik menatap Zico. "Iya, apa?" tanyanya.

"Gue mau tanya sama elo," ucap Zico. Sedangkan Ara hanya mengangguk pelan.

"Tapi ini misalkan ya," ucap Zico, ia hanya ingin memastikan jika gadis itu tidak akan marah setelah ini.

Ara kemudian mengangguk lagi. "Iya Zico, lo mau tanya apa?"

Cowok itu nampak terlihat sedikit ragu untuk mengatakan hal ini. Namun ia juga tidak mau jika Desta akan terus-terusan menyakiti Ara, walaupun bukan sekarang tapi nanti.

Cowok itu menatap wajah cantik Ara. "Misalkan cowok lo--" Zico menggantungkan kalimatnya saat melihat raut wajah Ara yang terlihat kebingungan.

Ara memicingkan kedua matanya saat Zico membawa pacarnya. "Cowok gue kenapa?" tanya gadis itu.

"Eum, tapi lo janji ga boleh marah." ucap Zico. Gadis itu lagi, lagi hanya mengangguk kecil.

"Misalkan cowok lo selingkuh, lo bakal percaya enggak?" tanya Zico.

Ara menautkan kedua alisnya. Ia sangat terkejut saat Zico menyebutkan kata 'Selingkuh' dan melibatkan Desta pacarnya, ke dalam obrolan ini.

Gadis itu tiba-tiba saja berdiri tanpa ingin menjawab pertanyaan Zico terlebih dahulu. Cowok itu juga ikut berdiri karena melihat Ara berdiri, ia langsung mencekal tangan Ara saat gadis itu hendak beranjak pergi untuk meninggalkan dirinya.

"Ra, lo kenapa?" tanya Zico, cowok itu terlihat kebingungan saat raut wajah Ara yang berubah menjadi datar.

Ara segera menepis tangan kekar milik Zico dari tangannya. Zico pun terkejut saat tangannya ditepis begitu saja oleh gadis itu. Ara tidak menyangka dengan perkataan Zico barusan.

"Lo marah sama gue?" tanya Zico, cowok itu hendak memegang tangan Ara kembali. Namun gadis itu segera menarik kedua tangannya ke belakang.

Gadis itu menatap wajah Zico dengan lekat. "Lo nanya ke gue, kalo gue itu marah enggak sama lo?" ucap Ara. Dan dengan polosnya cowok itu hanya mengangguk meng 'iyakan perkataan Ara.

Ara menggeleng pelan kemudian tersenyum sinis. "Jelas gue marah, Co!" bentak gadis itu tiba-tiba.

"Mana ada cewek yabg nerima. Kalo ada orang lain yang bilang kalo cowok gue itu selingkuh!" bentak Ara lagi.

Sementara Zico hanya memilih untuk diam. Sejujurnya ia sedikit terkejut saat Ara membentaknya sekarang. Tetapi sebelumnya, Zico sudah memikirkan terlebih dahulu memikirkan hal ini sebelum berbicara dengan gadis itu.

"Gue kan tadi sebelumnya udah bilang sama lo, itu juga kan misalkan. Bukan berarti gue nuduh pacar elo itu beneran selingkuh," ucap Zico menjelaskan kembali.

Zico mengacak rambutnya frustasi. Gadis di depannya ini sudah memikirkan perkataannya terlalu jauh, hingga saat ia ingin menjelaskan kembali pun gadis itu terus berfikir negatif.

"Tapi Zico! Gue yang sebagai ceweknya gak terima dong. Apalagi gue sama dia itu udah ngejalanin hubungan ini sudah lama--"

Gadis itu menghela nafas pelan. Sebelum melanjutkan ucapannya. "Hubungan yang sudah lama pun ga bakalan bisa bertahan, jika salah satu dari mereka sudah membuat kesalahan yang fatal." ucap Zico.

"Begitupun hubungan lo," ucapnya didalam hati.

Cowok itu kini tidak mempermasalahkan jika gadis di depannya itu, setelah ini akan membencinya. Yang terpenting sekarang, ia sudah berusaha untuk memberitahu garis itu untuk berhati-hati dengan Desta.

"Haha! Dan seolah-olah elo yang nyalahin Desta di hubungan gue sama dia," ucap Ara, gadis itu memberanikan diri untuk menatap mata pekat milik Zico.

"Gue gak nyalahin Desta, Ra!" lirih Zico.

Ara menatap mata Zico. "Gue gak pernah nyuruh lo buat ngurusin hubungan gue, apalagi kehidupan gue--"

Gadis itu menatap Zico dari atas hingga ke bawah. "Nyesel gue, pernah suka sama lo." tambah gadis itu.

Ara kemudian berbalik. Gadis itu hendak pergi dari hadapan Zico, kemungkinan mulai saat ini hingga seterusnya. Ia akan memilih untuk menjaga jarak dengan cowok itu dan sedikit demi sedikit menghilangkan perasaan sukanya.

Namun baru beberapa langkah gadis itu berjalan. Perkataan Zico berhasil membuat ia langkahnya terhenti.





Hallo-halloooo!
Selamat malam, apa kabar semuanyaa!

Bagaimana sama part ini? Ada yang penasaran sama kelanjutan ceritanya engga?

Huaaaaaa:( author ga bakalan bosen² ngingetin kalian, kalo suka sama cerita ini jangan lupa tinggalkan jejak ya🤧

Satu vote dari kalian sangat berharga bagi author:)

Sampai bertemu di part selanjutnya:)

Indramayu, 21 April 2021.

ArzicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang