Part 21

9 3 0
                                    

Happy reading❤️


"Jangan makan es krim terlalu banyak, Nya." titah Zico, cowok itu sedang memperhatikan Vanya yang sedang mencari es krim kesukaannya.

Sesuai dengan janjinya kepada gadis itu. Selepas pulang sekolah Zico langsung mengantarkan Vanya untuk pergi ke toko es krim. Dan kini, gadis itu masih sibuk memilih es krim yang akan ia beli.

"Tiga aja ya," ucap Vanya.

"Dua!" ucap Zico, sedikit menaikan suaranya.

Gadis itu hanya menghela nafas pelan. Jika Zico sudah meninggikan suaranya, pantang bagi Vanya untuk mengelak lagi.

"Lo, mau gak?" tanya Vanya, sambil melihat ke arah Zico.

Zico hanya menggeleng pelan. Ia tidak berminat untuk membeli es krim. Vanya hanya mengangguk, kemudian gadis itu mengambil dua buah es krim lalu membayarnya ke kasir.

"Biar gue aja yang bayar," ucap Zico, disamping Vanya.

Gadis itu menggeleng cepat, "Gue cuma minta lo anterin gue, bukan bayar es krim gue." ucap gadis itu, kemudian menyodorkan uang selembar berwarna biru.

Sebelum mba kasir menerima uang dari Vanya. Zico langsung mengambil uang tersebut dan kemudian cowok itu menyodorkan uang miliknya.

Vanya berdecak sebal, "Zi-"

"Si mba jangan gitu, pacarnya mau bayarin es krim mba kok malah ditolak." ucap mba kasir.

Vanya yang mendengar ucapan dari mba kasir itu, hanya meringis pelan. Sedangkan Zico hanya menatap datar ke arah mba kasir.

"Udah?" tanya Zico, dan Vanya hanya mengangguk.

Mereka berdua keluar dari toko tersebut. Dan langsung menghampiri motor milik Zico, hang sudah terparkir rapih di parkiran.

"Makasih ya," ucap Vanya, sambil mengulas senyum ke arah Zico.

"Iya." Zico memberikan satu helm kepada Vanya, dan gadis itu langsung menerima dengan baik.

Setelah Vanya duduk dengan posisi nyaman diatas motor Zico. Cowok itu langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Membelah jalanan yang sedikit ramai, karena waktu hampir menjelang sore.

Motor milik Zico kini memasuki pekarangan rumah milik Vanya. Gadis itu turun dari motor besar milik Zico. Saat melihat Vanya kesusahan saat akan turun dari motornya, ia langsung membantu gadis itu.

Vanya mengulas senyum tipis. "Gak mampir dulu?" tanya gadis itu. Zico hanya tersenyum kecil, kemudian ia menggeleng pelan.

"Gue mau latian. Titip salam aja buat orang tua lo, cepat masuk terus mandi." ucap Zico.

Vanya mengangguk pelan. "Hati-hati!" ucapnya. Zico mengangguk dibalik helmnya.

Setelah mengantarkan Vanya pulang. Ia langsung bergegas menuju ke tempat yang biasa mereka berkumpul untuk latihan. Zico memberhentikan motornya saat lampu yang tadinya hijau berubah menjadi warna merah. Cowok itu mengetuk-ngetuk stir motor, saat matanya menoleh ke arah kanan. Cowok itu menyipitkan penglihatannya.

"Desta?" gumam Zico.

Ia menatap lekat ke arah mobil itu. Dan benar! Itu adalah Desta, pacar Ara. Cowok itu tengah mengobrol dengan seorang gadis dan Zico yakin jika itu bukan Ara.

ArzicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang