Younghoon mengambil jaketnya, dia bahkan mengabaikan teriakan eommanya. Dia buru-buru sekarang.
Rasa khawatirnya lah yang membuatnya begini. Younghoon takut 'dia' kenapa-kenapa. Dan Younghoon tak ingin membayangkan segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
Younghoon menjalankan mobilnya dnegan kecepatan diatas rata-rata. Dalam hatinya terus berdo'a agar 'dia' baik-baik saja.
Younghoon mengerang pelan, saat dirinya terjebak lampu merah. Dia tak bisa menerobosnya karena akan susah nantinya. Dia tak ingin terkena skandal lain.
Makanya dengan sabar dia menunggu lampu merah itu.
Younghoon mencari ponselnya, dia ingin menghubungi orang itu. Walau belum sampai, setidaknya dia harus memastikan dia baik-baik saja.
"Please, angkat teleponnya." gumamnya pelan.
"Lisa tolong angkat."
.
Younghoon berlari dikoridor apartemen. Tempat yang masih asing baginya. Dia tak tau kalau gadis itu tinggal sendirian sekarang.
Tapi kenapa Lisa tak memberitahunya? Younghoon membuang jauh-jauh pikiran buruknya, karena sekarang yang terpemting dirinya harus memastikan keadaan gadis itu.
Tadi Rose menghubunginya, kalau Lisa demam sejak kemarin malam. Tapi sampai hari ini gadis tak bisa dihubungi.
Makanya Rose meminta Younghoon untuk memeriksanya.
Rose tak bisa, karena dirinya ada acara keluarga yang tak bisa dia tinggalkan. Sedangkan kedua eonnienya ada jadwal individu, jadi mereka tak bisa menjenguknya.
Younghoon menatap nomor itu satu persatu. Mulutnya bahkan terus bergumam angka 27 tempat Lisa tinggal.
Younghoon menghembuskan nafasnya pelan. Dia berhasil menemukan ruangan Lisa. Namun dirinya ragu sekarang.
Tadi Rose memberikan password ruangan itu. Namun Younghoon ragu untuk membukanya. Jadi dia memilih menekan bel.
Sudah 5 menit, namun gadis itu belum keluar juga. Rasa khawatirnya semakin besar.
Tanpa banyak berfikir, Younghoon membuka pintu itu.
"Lisa?"
"Lisa!"
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
