24| Lapang Dada

1.1K 211 250
                                    

Lapangan futsal sudah ramai kedatangan gerombolan pemuda. Padatnya kegiatan perkuliahan membuat mereka jarang menghabiskan waktu untuk bersantai sambil menyalurkan hobi. Sehingga hari ini mereka menggunakan waktu bermain futsal.

Sejujurnya kalau nggak dipaksa Jimin, Taehyung mana mau bergabung main futsal. Suasana hatinya sedang kacau seperti balon yang meletus. Taehyung ingin merebahkan diri di kamar kos, menyumpal telinga dengan earphone dan mendengarkan lagu-lagu galau.

"Woy, nyet! Buruan, udah mau mulai!" Jimin berteriak kepada Taehyung yang masih belum beranjak.

Taehyung melengos malas. Pemuda itu melepas sepatu sneakers-nya, kemudian berganti memakai sepatu futsal. Dia melangkah menuju lapangan futsal, namun berhenti ketika ada suara yang memanggil namanya.

"Jisoo?" Kening Taehyung mengerut heran. Mengapa gadis itu tiba-tiba ada di sini?

Jisoo berdiri di hadapan Taehyung, gadis itu terengah-engah mengatur napasnya-kelelahan habis berlari. "Tae..."

"Elo-"

"Eh, ada Jichu!" Jimin menghampiri mereka berdua. "Jichu ngapain ke sini? Pasti mau nyemangatin gue futsal, yaaaa? Kok lo tahu gue futsal? Wah, lo diem-diem stalking gue?"

Jisoo merotasikan bola matanya, malas. "Jangan ge-er, deh. Gue ke sini bukan buat lo," tukasnya menegaskan. Jisoo pun mengalihkan pandangan pada Taehyung. "Erm... Tae, ada yang mau gue omongin sama lo."

Kerutan di dahi Taehyung semakin dalam. Apalagi yang mau dibicarakan? Bukankah... sudah jelas, gadis itu tidak ingin diganggu olehnya?

"Ada apa?" Taehyung menyahut dingin. "Waktu gue nggak banyak. Bentar lagi gue mau tanding."

"Ya udah, lo tanding dulu aja," ujar Jisoo halus. "Gue tunggu sampe kelar."

"Soal apa yang pengin lo omongin?" tanya Taehyung masih dengan nada dingin. "Kalau nggak begitu penting, mending nggak usah."

Jimin cuma menyimak. Walau tak tahan ingin menceletuk karena merasa ada yang tidak beres antara Jisoo dan Taehyung.

Jisoo menipiskan bibir. "Ini penting...."

Taehyung tak membalas lagi. Pemuda itu berjalan begitu saja masuk ke lapangan.

"Gue tanding dulu ya, Chu," kata Jimin menepuk pundak Jisoo sebelum menyusul Taehyung.

Jisoo tersenyum lebar. "Semangat, Nchim!"

Selama pertandingan, Taehyung sulit fokus sebab keberadaan Jisoo. Berkali-kali dia tersandung, terjungkal, bahkan terjatuh gara-gara nggak bisa menahan diri melirik Jisoo yang ternyata terus-menerus menatap ke arahnya dengan senyuman manis.

Taehyung merutuki diri sendiri dalam hati, dasar bucin tolol disenyumin aja lemah.

"Eh, siapa tuh? Cantik bener," tanya Baekho yang berhenti di dekat Taehyung. "Jisoo bukan, sih? Temen lo sama Jimin, kan?" Taehyung hanya membalas dengan gumaman.

"Kenalin, dong," pinta Baekho mengerling. "Bagi nomer WA-nya. Mau gue deketin. Siapa tau bisa gue pacarin."

Taehyung mendelik, lalu mengembuskan napas gusar. "Jangan ngarep. Pangeran kayak gua aja dia tolak, apalagi ampas kopi kayak lo." Pemuda itu berlari setelah mengucapkan kalimat berisi penghinaan pada Baekho.

Baekho mengumpat tanpa suara.

Setelah menyelesaikan pertandingan dua babak, Taehyung mandi lebih dulu sebelum berbicara empat mata dengan Jisoo.

"Jadi, lo mau ngomong apa?" Taehyung bertanya ketika mereka sudah berdua. Teman-teman Taehyung-termasuk Jimin-sudah lebih dulu pergi.

"Maaf." Satu kata itu membuat garis wajah Taehyung berubah. "Gue minta maaf udah nyakitin lo dengan kata-kata gue. Enggak seharusnya gue seenaknya menghakimi lo tanpa memikirkan sudut pandang lo." Jisoo mendongak, menatap tepat mata Taehyung. "Jangan menjauh, apalagi pergi. Gue akan kasih lo kesempatan untuk bikin gue percaya kalau lo nggak main-main."

Jichu's Indekos | Kim JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang