Jisoo mencuci tangan setelah selesai memasak makanan untuk para penghuni kosan. Lalu mengeringkan kedua tangannya dengan handuk kecil yang menggantung di paku dekat wastafel. Di luar sana, langit masih gelap. Tentu saja, waktu baru memasuki pukul lima pagi, sang mentari masih bersembunyi. Jisoo mengusap keningnya yang terasa lembab oleh peluh sebab berhadapan dengan asap yang timbul dari api kompor selama memasak.
Beringsut ke ruang tamu, bertepatan dengan pintu utama terbuka-memunculkan empat sosok laki-laki yang kompak memakai setelan koko putih dipadu sarung motif kotak-kotak dengan warna masing-masing berbeda; Sehun, Jungkook, Jinyoung, dan Taeyong. Mereka baru saja pulang dari masjid. Jisoo sempat terkesima dibuatnya. Ketampanan mereka bertambah berkali-kali lipat dalam balutan pakaian seperti itu. Mana habis salat subuh lagi, semakin bersinar saja wajah empat pemuda tampan itu.
"Teteh Jichu! Habis masak, ya?" tanya Jungkook, seperti biasa matanya berbinar riang tiap bertemu Jisoo.
Jisoo tersenyum lebar, "Iya, nih. Kalian baru dari masjid?"
"Ya emang dari masjid. Lo pikir aja abis dari mana kalau pake baju gini? Dari pantai?" balas Taeyong ketus.
Senyum Jisoo lenyap seketika, wajahnya berubah galak. "Gue nggak ngomong sama lo!"
"Lah, elo tadi pakai kata 'kalian', berarti termasuk gue juga dong? Gue juga kan baru pulang dari masjid." sahut Taeyong lagi, yang membuat Jisoo rasanya ingin menyobek bibir pemuda itu. "Ngomong tuh mikir dulu makanya. Jangan asal."
Jisoo memandang Taeyong penuh dendam. Jika saja dia visualisasi dari karakter komik—mungkin sudah ada asap keluar dari telinga dan hidungnya seperti seekor banteng.
"Udah, udah. Jisoo cuma nanya, Yong. Kenapa lo ngegas sih?" kata Jinyoung menegur.
Taeyong cuek bebek—melenggang begitu saja ke kamarnya yang berada di lantai dua.
Jinyoung menghela napas samar. "Jichu, gue ke kamar dulu."
"Oke, Bang."
Sehun lalu mengikuti kepergian Jinyoung setelah memberi isyarat pamit melalui senyum dan anggukan kepala.
"Heran, kenapa tiap hari Bang Taeyong kayak orang yang naik darah. Lebih serem dari cewek PMS." celetuk Jungkook tak habis pikir. "Nggak tahu diri lagi sewot ke yang punya kosan."
"Hush," Jisoo tertawa memukul pelan lengan Jungkook.
"Maklumin ya, Teh. Kalau sewaktu-waktu omongan Bang Taeyong kelewatan sama Teteh, Kookie bakal maju paling depan marahin dia!" ujar Jungkook nyengir.
"Emang Kookie berani?"
"Berani! Kookie kan jagoan!" Jungkook berbicara selayaknya anak usia lima tahun yang membanggakan betapa hebat dirinya kepada ibunya.
Tawa Jisoo pecah.
Jungkook ikut tertawa. Berbicara dengan gadis yang disukainya sangat menyenangkan. Dia ingin selalu seperti ini, berbincang hangat dan tertawa bersama Jisoo.
Suara tawa Jisoo seperti candu untuknya. Tawa yang selalu berhasil menggetarkan hatinya. Dan kali ini, Jungkook bangga dalam hati, karena dirinyalah Jisoo tertawa.
"Udah, sana, lo ganti baju dulu," tukas Jisoo kemudian, "habis itu... tolong bangunin yang lain, ya."
Jungkook mengedipkan sebelah mata, "Siap!"
Jisoo memilih duduk di sofa sembari menunggu. Dia membalasi pesan-pesan yang masuk ke ponselnya. Jungkook kembali menemui Jisoo setelah mengganti pakaiannya dengan setelan kemeja. Dia tidak sendiri, ada Taehyung yang menyampirkan handuk di bahu kirinya, baru mau mandi. "Teteh, Bang Jimin sama Bang Bobby susah dibangunin!" adu Jungkook merajuk. "Kookie malah kena marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jichu's Indekos | Kim Jisoo
Hayran Kurgu[On Going] Rated: 15+ Jichu's Indekos terdiri dari tiga lantai, diisi sembilan penghuni cowok-cowok ganteng dengan berbeda usia dan karakter. Penghuninya aneh semua, hobinya bikin rusuh, dan sakit kepala sang pemilik indekos: Panggilannya Teteh Jich...