01| Rutinitas Pagi

5.1K 676 246
                                    

Aroma tanah basah karena hujan semalam menguar di udara, memberikan sensasi menyejukkan di pagi hari. Waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi, fajar telah menyongsong tinggi, seperti biasa Jichu's Indekos dipenuhi kerusuhan; teriakan yang bersahut-sahutan, suara gedebak-gedebuk tak karuan, dan adu mulut antara satu dengan yang lain.

Para penghuni indekos terlambat bangun-kecuali Sehun. Sepertinya mereka akan kebablasan tidur sampai siang jika Jisoo tidak berteriak membangunkan mereka. Bahkan Jimin sampai menerima siraman air seember dari Jisoo saking susahnya pemuda itu dibangunkan.

"Chu! Lo tega bener nyiram gue. Emangnya gue tanaman?!" protes Jimin begitu bangun. Tempat tidurnya juga jadi ikutan basah. Jisoo memang tidak berpikir dua kali untuk menyiram Jimin, dia mengandalkan emosinya yang tak terbendung lantaran betapa kebonya seorang Reiki Jimin Altezza.

"Udah sukur gue bangunin! Buruan mandi. Lo mau telat ke kampus?! Hari ini ada lo kelas, mana lo belum salat lagi. Badan bantet, tidur kayak kebo, ibadah males, kehinaan lo paket komplit emang!" omel Jisoo panjang lebar, tanpa titik dan koma dengan kecepatan bicara yang luar biasa.

Alih-alih segera berdiri, Jimin justru tersenyum menampakkan giginya dan menenggelamkan matanya. "Lo bawel, berasa kayak istri gue."

"GUE GEBOK PALA LO!" ancam Jisoo mengangkat ember berancang-ancang memukulkannya pada Jimin.

"Galak amat!"

Jimin buru-buru keluar dari kamarnya. Sebelum Jisoo berubah menjadi T-rex.

Jisoo sudah selesai membangunkan semua penghuni kos. Gadis itu menarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya. Rasanya dia sudah mempunyai jiwa emak-emak. Rutinitasnya setiap pagi adalah berteriak menggelegar membangunkan para penghuni indekos yang kebo dan memasak menu sarapan. Jisoo sukarela memasak sarapan-tidak termasuk biaya indekos. Makan siang dan makan malam itu baru urusan masing-masing. Yah, supaya Jisoo tidak kesepian juga kalau sarapan. Kan enak tiap pagi sarapan sambil berbincang ringan dengan suasana hangat.

Berlalu ke dapur, Jisoo cepat-cepat mengambil bahan makanan mentah dari kulkas. Menu sarapan pagi ini Jisoo ingin memasak nasi goreng ayam-sosis. Jisoo mencuci sosis terlebih dahulu lalu memotong-motongnya dengan bentuk lingkaran.

"Selamat pagi, Jichu." sapa seorang laki-laki muncul dari belakang dan berdiri di sebelah Jisoo. "Duile, seperti biasa, Ibu kos selalu rajin."

Jisoo menoleh sebentar, melemparkan senyumnya. "Pagi juga, Bang Seokjin."

"Perlu gue bantu nggak nih?"

"Tolong potongin daging ayamnya kecil-kecil ya, Bang." pinta Jisoo menunjuk wadah berisi beberapa potong daging ayam mentah.

"Oke, cantik."

Seokjin memotong daging ayam. Tidak terlalu ribet karena daging ayamnya berupa fillet. Seokjin juga sudah terbiasa dengan aktivitas dapur, dan membantu Jisoo setiap pagi membuat sarapan. Biasanya kalau libur Seokjin eksperimen membuat berbagai makanan. Kadang Jisoo bergabung bila Seokjin bertempur di dapur. Mereka berdua sama-sama suka masak.

"Abis ini apalagi?" tanya Seokjin usai memotong daging ayam.

Sambil menuangkan nasi dari mangkuk ke wajan, Jisoo berkata, "Elo tunggu aja di meja makan, bilangin sama yang lain sabar, gitu."

"Beneran nggak ada yang mau dibantu lagi?"

"Iya," singkat Jisoo kini memasukkan bumbu nasi goreng.

"Ya udah. Lo mau gue bikinin teh manis nggak?" tawar Seokjin kemudian.

Jisoo mengangguk, "boleh deh, Bang."

Seokjin membuatkan teh manis hangat untuk Jisoo lalu setelahnya melenggang ke ruang makan. Para penghuni indekos sudah duduk menunggu sajian sarapan datang, beberapa dari mereka mengobrol ringan sambil tertawa-tawa kecil. Hanya Sehun si ganteng-kalem yang diam saja mendengarkan seraya sesekali menyunggingkan senyum tipis.

Jichu's Indekos | Kim JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang