11| Bidadari Nyasar

2K 381 293
                                    

Play the song above ><

•••

Bunyi denting yang berasal dari oven langsung membuat Seokjin yang sedang santai duduk sambil menikmati secangkir kopi di pantryburu-buru beranjak mengeluarkan kue yang sudah matang dari oven tersebut. Kali ini dia melakukan percobaan membuat pie susu dengan bentuk kecil dalam jumlah yang banyak. Seokjin meletakkan satu persatu pie susu ke piring dan menyusunnya dengan rapi.

Mendengar langkah kaki memasuki dapur, kepala Seokjin tertoleh dan menemukan Jinyoung berjalan menuju lemari penyimpanan kopi, teh, gula dan garam.

Raut wajah Jinyoung seperti benang kusut memancing Seokjin untuk menggodanya. "Masih pagi mukanya udah kayak orang banyak hutang aja lo." celetuk Seokjin, menghentikan gerakan tangan Jinyoung yang tengah mengaduk air kopinya.

"Masih pagi mulut lo udah bacot aja, Bang." balas Jinyoung pedas.

Seokjin mendecih pelan. "Sensitif amat sih lo, mirip pantat bayi."

"Ya abis, gue lagi bete lo bercandain. Males gue!"

"Mana aing tau ngana lagi bete?!" suara Seokjin naik satu oktaf. "Sini sini, cerita sama gue. Jin Tua siap mendengarkan Jin Muda bercerita."

Jinyoung mendengus geli, tidak menanggapi apa-apa. Dia melangkah ke arah pantry dan menduduki salah satu kursi kayu yang tersedia. "Ada gerangan apa Jin Muda? Sayang punya muka ganteng ditekuk gitu, jadi nggak kelihatan gantengnya. Walaupun, masih tetap lebih ganteng gue, sih." Seokjin duduk di samping Jinyoung dan tertawa dengan guyonannya sendiri. Apron cokelat yang semula membalut di tubuh Seokjin kini sudah dilepas. Seokjin kemudian mendorong sepiring berisi pie susu pada Jinyoung. "Makan noh, siapa tahu betenya berkurang."

"Gue kesel, Bang. Lihat hasil akhir voting Jisoo kepilih jadi peran utama, sama Taehyung lagi." ungkap Jinyoung jujur.

Satu alis Seokjin terangkat, "Cembokur lo, Gan?"

"Gue? Cembokur?" sahut Jinyoung menunjuk dirinya sendiri, "ya iyalah. Pake nanya lagi lo." katanya mengomel lalu mengambil dan menggigit pie susu buatan Seokjin.

"Mestinya lo seneng. Jisoo kepilih jadi peran utama lho. Banyak yang kepingin ada di posisi dia." ujar Seokjin mulai memberi nasihat. "Lo jangan kebawa perasaan berlebihan. Kalau nanti mereka jadi lebih dekat karena sering interaksi-itu kan sebagai wujud profesionalitas. Lo cukup kasih dukungan buat mereka berdua."

Jinyoung menipiskan bibir, "Gue cuma... takut, Bang."

"Takut apaan?"

"Gue takut Jisoo suka sama Taehyung," Jinyoung memelankan suaranya, "lo tahu sendiri Taehyung itu gimana."

"Takut Jisoo baper sama Taehyung, gitu maksud lo?" tebak Seokjin mengerti. "Nggak yakin sih gue mereka bakal seperti yang lo takutkan. Taehyung emang brengsek, tapi, dia pasti lihat-lihat dulu cewek yang mau dia sikat. Mana berani si alien ngincar Jisoo jadi mangsanya." Seokjin berkata santai. "Lagian Jisoo itu bukan tipe cewek yang gampang baper. Gue pernah peluk dia, dia kelihatan biasa aja." ceplosnya membuat Jinyoung menoleh cepat dengan mata melebar.

"Apa lo bilang? Peluk?!"

Seokjin tersenyum miring, "iya, peluk."

"Ngapain lo peluk-peluk Jisoo?" desis Jinyoung, mukanya sudah merah padam.

"Pengin aja," jawab Seokjin mengerling. Sengaja membuat Jinyoung kebakaran jenggot. "Kenapa? Lo mau juga? Minta sendiri sana sama Jisoo! Berani nggak lo?"

Jichu's Indekos | Kim JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang