"Kalau lo takut akan penolakan, menyatakan perasaan bisa menjadi sesuatu yang menakutkan. Meski begitu, lo juga harus sadar bahwa penyesalan bisa sama kuatnya dengan rasa takut. Satu-satunya cara mengatasi balik rasa takut tersebut dengan mengungkapkan. Setidaknya... mengungkapkan bisa melegakan hati lo."
-Abrisam Namjoon Irsyadi-
•••
Wajah Sehun memanas sehabis mengirim pesan dengan isi kata-kata menggelikan pada Jisoo. Dia kelepasan. Lidah Sehun mendecak, nge-gas banget sih gue. Kalau Jisoo risi gimana?
Tapi, kalau Sehun terus diam saja tanpa menunjukkan perasaannya secara terang-terangan—Jisoo tidak akan pernah menyadari bila selama ini Sehun menaruh hati padanya.
"Joon," panggil Sehun pada Namjoon yang sibuk tenggelam dalam lautan aksara—alias buku sastra. Mereka kini berada di pantry duduk saling berhadapan. "Apa?" sahut Namjoon mengalihkan pandangan menatap Sehun.
Sehun terdiam sebentar, agak ragu mengutarakan keinginannya. "Gue mau minta pendapat dan saran lo. Boleh?"
"Sure." Namjoon menutup bukunya hingga menimbulkan debaman pelan. "Soal apa?"
"Gue suka Jisoo."
Senyum penuh arti Namjoon berikan. "Udah tau."
"Emang kentara banget, ya?"
"Ya iya. Mata lo tiap lihat Jisoo berbinar-binar dengan tatapan memuja," terang Namjoon sembari terkekeh. "Kebucinan lo mudah terdektesi, Hun."
Sehun mendengus menahan tawa.
"Gue pengin confess perasaan gue ke dia, Joon." Sehun mulai menjelaskan. "Tapi gue takut.... ditolak. Yah, nggak memungkiri juga sih gue, kalau gue berharap dia membalas perasaan gue." Terdengar melankolis, tetapi Sehun tidak peduli. Apa salahnya mengekspresikan diri? Lagipula dia bercerita pada Namjoon, orang yang berpikiran terbuka —sangat tepat memilihnya sebagai tempat cerita. "Di sisi lain, gue takut menyesal kalau nggak menyatakan. Bingung gue."
"I see." Kepala Namjoon terangguk. Sebetulnya cukup lucu, melihat seorang Sehun yang cerdas—kelimpungan dalam masalah cinta. Memang benar, ya—cinta itu efeknya sangat dahsyat—sampai bisa mematikan logika. Pantas saja ada istilah 'Love is blind'. "Jadi, masalahnya... lo takut dapat penolakan?"
Sehun mengangguk lugu.
Namjoon berdeham sebelum berujar, "Kalau lo takut akan penolakan, menyatakan perasaan bisa menjadi sesuatu yang menakutkan. Meski begitu, lo juga harus sadar bahwa penyesalan bisa sama kuatnya dengan rasa takut. Satu-satunya cara mengatasi balik rasa takut tersebut dengan mengungkapkan. Setidaknya... mengungkapkan bisa melegakan hati lo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jichu's Indekos | Kim Jisoo
Fanfiction[On Going] Rated: 15+ Jichu's Indekos terdiri dari tiga lantai, diisi sembilan penghuni cowok-cowok ganteng dengan berbeda usia dan karakter. Penghuninya aneh semua, hobinya bikin rusuh, dan sakit kepala sang pemilik indekos: Panggilannya Teteh Jich...