11

234 27 0
                                    

Hari telah berganti, matahari mulai memberikan cahayanya melalui jendela dan celah-celah yang ada di kamar milik mereka bertiga. Ya semalam akhirnya doyoung memutuskan untuk berada di kamar itu sekalipun ia tidak tertidur. Doyoung menatap lekat caca yang saat ini masih tertidur. Namun sesekali ia dengan jahilnya mencium pipi gembil milik pasangannya itu. Sampai perlahan caca mulai membuka matanya, ia terbangun karena merasa terusik oleh doyoung.

"pagi cantik. " ucap doyoung sambil menunjukkan gummy smilenya.

Caca terkejut saat ia membuka matanya menemukan doyoung di sebelahnya. Itu karena ia sama sekali tidak ingat kejadian yang ia lalui kemarin. Karena jika caca mabuk maka efek biasanya lebih dari 24 jam apalagi kemarin ia sempat sekarat akibat hipotermia. Dan parahnya ia menganggap kejadian dimana ia berciuman itu hanya sekedar mimpi baginya.

Ia segera mengecek baju yang ia kenakan dan menatap doyoung dan taeyoung secara bergantian. Bahkan saat ini taeyong juga ikut terbangun karena pergerakan caca.

" Pagi sayang. " Ucap taeyong dengan suara serak khas orang bangun tidur dan mencuri sebuah ciuman di pipi caca.

"hei kok ngelamun." doyoung sambil melambaikan tangan ke arah wajah caca.

"j-jadi kemarin itu bukan mimpi? " tanya caca kepada kedua orang itu.

"iya. "jawab kedua orang itu secara bersamaan.

Caca semakin terkejut saat mendengar jawaban kedua orang itu. Dan itu membuat doyoung dan taeyong gemas dengan ekspresi polos caca.

"udah ayo sarapan dulu. " ucap taeyong sambil menarik tangan caca.

Caca pun segera berdiri namun tubuhnya yang terlalu lemas akibat tidak makan sama sekali kemarin membuatnya limbung dan hampir mencium lantai. Untung saja doyoung bisa dengan cepat menarik tubuh gadis itu kembali ke tempat tidur.

"aku gendong ya. " ucap doyoung meminta ijin sebelum menggendong caca.

Caca menganggukan kepalanya sambil merentangkan kedua tangannya. Dan hal itu membuat dua orang lain di sana terkekeh geli melihat tingkah menggemaskan gadis ini.

" nggak mau sama aku? " tanya taeyong.

"kan udah kemarin. " jawab caca yang sedikit memiringkan kepalanya melihat taeyong.

"udah-udah Katanya mau sarapan." ucao doyoung yang langsung menggendong Caca seperti koala.

"pak doy jangan miringin gitu dong caca takut. "caca semakin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher doyoung.

"haha iya, jangan panggil bapak dong, lagi pula lebih tua taeyong, panggil sayang aja loh. " doyoung menaik turunkan alisnya sambil

"hah, masak? Tapi pak eum doyoung kelihatan lebih tua. " ucapan polos dari caca membuat taeyonglangsung tertawa saat mendengarnya.

"hah, gue tua?gue masih muda sayang, masih 230 tahun itu tae tuh udah 250 tahun."jawaban itu membuat kedua mata caca membola sampai mulutnya ikut menganga.

"jadi aku mau di nikahin orang seusia kakeknya kakekku? " tanpa menjawab caca kedua orang itu malah asyik tertawa bahkan saat mereka sampai di meja makan.

Meja tampak penuh dengan beberapa makanan tak lupa dengan segelas darah milik inang doyoung. Perlahan doyoung menurunkan caca ke salah satu kursi yang ada disana.

Caca menatap satu persatu kursi yang ada di meja itu dengan serius sampai ia mengabaikan hidangan yang ada di depannya. Taeyong dan doyoung merasa ada sesuatu yang mengganjal di pikiran gadis mereka itu saling melempar tatapan seolah menyuruh bertanya. Dan akhirnya taeyong lah yang mengalah dan menanyakan apa yang di pikirkan gadisnya.

my double mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang