bagamana jika ada seorang manusia yang di takdirkan menjadi pasangan makhluk immortal yang sering dianggap sebagai cerita belaka seperti vampir atau werewolf .
dan bagaimana jika ternyata pasangan takdir manusia tadi bukan hanya satu tapi dua, dan m...
Saat ini Caca merasa ada seseorang yang menariknya menuju ke suatu tempat. Tubuhnya sempat terasa melayang beberapa saat sampai ia sudah berpindah tempat. Ia baru sadar kalau saat ini dia ada di kawasan Syukla saat ini. Tapi ia baru sadar kenapa bangunan di sini terlihat berbeda .
Ada beberapa bangunan yang hilang di Clystroa saat ini . Bahkan ada beberapa bangunan yang aneh menurut Caca. Bahkan warna bangunan di sini saat ini sangat monoton tidak seperti biasanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia terus berjalan menuju kastil tyrious karena ia mulai takut dengan beberapa alpha yang dari tadi mengendus-endus di sekitarnya.
Perasaan Caca yang semakin tidak enak akhirnya ia pun berlari. Tapi tanpa sengaja ia menabrak orang.
" Maaf , saya tidak sengaja," ucap Caca.
Anehnya orang itu tetap memandang lurus seakan tidak melihat ke arah Caca. Butuh waktu lima belas menit akhirnya ia sampai di kastil tyrious.
Tidak satupun pelayan yang ia kenal saat ini. Caca terus melangkahkan kakinya menuju ke tempat singgah sana. Di sana ia tidak melihat keberadaan Taeyong.
"Taeyong! Kamu dimana?" Ucap Caca.
Tapi tidak ada satu orang pun yang muncul saat ia memanggil. Tidak biasanya taeyong seperti ini.
Tiba-tiba datang seorang pria dengan jubah kebesarannya. Wajah hampir mirip taeyong namun Caca tidak mengenal siapa itu. Orang itu segera duduk di singgasana milik Taeyong.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat itu juga Caca paham ia berada di mana. Saat ini ia memang di Neoglas tapi bukan di masa sekarang.
"Yang mulia, pangeran ijin menghadap," ucap orang yang di depan pintu.
Taeyong pun masuk dengan wajah yang datar.
"Bagaimana kelas sihirmu?" Tanya Sanga raja.
" Biasa," jawab Taeyong.
"Lalu apa kau sudah menemukan siapa mate mu?" Tanya raja itu.
"Belum," ucap Taeyong.
Sang raja menghela nafasnya berat, putra satu-satunya itu memang sedikit tidak peduli dengan mate. Ia terlalu sibuk dengan urusan negara, sihir dan dunia medis.
