Sudah dua hari setelah Caca sempat memarahi Taeyong Caca sempat mengalami kontraksi palsu. Itu terjadi pagi tadi saat ia dan Jeno sedang berjemur di depan area istana. Semua pelayan saat itu langsung dengan sigap mengambil alih Jeno dari gendongan Caca. Beberapa pelayan juga segera memeriksa kondisi fisik Caca.
Itu sebenarnya bukan lebay namun mengingat semenjak Jeno lahir tekanan darah Caca cenderung tinggi .
"Yang mulia apa sudah lebih baik?" Tanya Jisoo.
"Ya sedikit mendingan," ucap Caca .
Kondisi Caca saat ini sudah seperti ibu yang mengalami kontraksi saat pembukaan lima. Itu adalah perbedaan kandungan manusia dan wolf. Mungkin cara melahirkannya sama namun rasa sakitnya berbeda.
Saat ini Jeno sedang bersama sowon ,bayi itu saat ini sedang bermain dengan mainan yang di buat oleh Caca . Mainan itu seperti origami namun memiliki aroma tubuh Caca , itu sebabnya Jeno sangat menyukainya.
Sejak usia dua bulan Jeno masih bisa bergumam bubu setiap melihat Caca. Tapi terkadang bayi itu juga memanggil Taeyong bubu. Itu karena wajah Caca dan Taeyong hampir mirip.
"Bubu?" Gumam Jeno yang bermain bersama sowon.
Sesekali bayi itu mencium mainan yang mempunyai aroma Caca itu.
Author note~ masih bayi udah bucin aja ke ibunya ya
Doyoung~ nggak usah julidin anak gue elah
Kali tapi malam ini tiba-tiba Caca merasakan kontraksi yang luar biasa. Air ketubannya pecah saat itu juga membasahi ranjangnya. Melihat hal itu Jisoo segera memanggil para tabib yang pernah menangani Caca.
Bayi wolf yang di lahirkan Caca itu termasuk prematur karena Tekanan darah Caca lumayan tinggi. Hal itu membuat janin yang di dalam perut kekurangan oksigen.
Dari gerbang utama dua suami Caca itu saat ini sedang berlari. Sepertinya kepanikan membuat mereka lupa kalau memiliki kekuatan. Mereka segera ketempat dimana Caca melahirkan. Doyoung saat ini segera menemui Jeno sedangkan Taeyong saat ini mendampingi Caca.
Posisi Taeyong saat ini duduk dengan menyangga punggung Caca. Bahkan kedua tangannya sudah menjadi sasaran cakaran sang istri. Tapi hal itu tidak membuatnya marah jelas, karena bagaimanapun Caca sedang berusaha melahirkan putranya.
Saat ini sudah pukul sebelas malam itu artinya sudah lima belas jam caca berada di kamar ini. Ia sudah merasakan tiga puluh lebih kontraksi selama di kamar ini.
"Ayo sayang kamu pasti bisa ," bisik Taeyong dari belakang.
Taeyong berkali-kali mengucapkan hal itu sambil mencium kepala Caca dari belakang. Tidak lupa Taeyong juga menyalurkan energinya ke Caca.
Kali ini Caca di dampingi oleh tiga tabib dan Jisoo di dalam ruangan itu. Sebenarnya bayi itu sudah terlihat keluar tapi dengan posisi yang tidak lazim. Jika biasanya yang keluar terlebih dahulu adalah kepala maka kali ini yang keluar adalah pantat, tidak lupa ekor wolfnya.
Hal itu membuat ketiga tabit itu memutar otak agar bagaimana caranya supaya ibu dan bayi selamat. Yang menjadi pertimbangan mereka adalah Caca tidak bisa di operasi kali ini karena mereka tidak mempunyai alat operasi. Selain itu jika bayi itu di bantu dengan tarikan ada kemungkinan kalau kepalanya akan terputus saat akan keluar dari panggul sang ibu.
"Yang mulia posisi bayinya sungsang," ucap salah satu tabib ke Taeyong.
" Panggil tabib penyihir itu dan siapkan peralatan oksigen dan inkubator ," ucap Taeyong.
Akhirnya mereka menunggu sekitar lima belas menit menunggu tabib tambahan itu. Semu alat sudah di siapkan oleh Jisoo dan salah satu tabib setelah mendengar ucapan taeyong.
Dengan cepat penyihir itu membuat tulang panggul Caca sedikit lebih besar. Sedangkan salah satu tabib saat ini melakukan episiotomi. Itu adalah tindakan pembedahan diantara otot vagina dan anus dengan derajat tertentu.
Dua puluh menit berlalu akhirnya bayi itu akhirnya bisa keluar. Namun kondisinya tidak bisa dikatakan baik. Tubuhnya sedikit membiru, bahkan ia tidak menangis sama sekali. Melihat sang bayi yang tidak menangis itu dua orang tabib berusaha memberikan stimulus agar bayi itu menangis. Namun bukannya mendapat respon namun bayi itu seperti tersedak, dengan cepat mereka menyiapkan alat suction untuk menyedot cairan Yanga masuk ke bayi itu.
Di lain sisi kali ini pinggul caca sudah kembali seperti semula . Tapi dia mengalami pendarahan yang tidak biasa intensitasnya. Tabib yang melihat itu segera melakukan tindakan Kuret dan mengambil plasenta yang masih ada di dalam. Namun hal itu tidak mempengaruhi pendarahan yang dialami Caca.
Darah nifas tidak sederas itu harusnya. Dua tabib tadi segera membuat ramuan traneksamat untuk menghentikan pendaran Caca.
Satu jam berlalu bayi itu sudah menangis, kulitnya yang biru saat ini berubah menjadi kemerahan. Namun berbeda dengan kondisi Caca. Mungkin wanita itu sudah tidak mengalami pendarahan dahsyat seperti tadi , melainkan dia saat ini tidak sadarkan diri setelah pendarahannya selesai.
Perasaan Taeyong saat ini sedang bingung , ia harus bagaimana saat melihat istrinya seperti itu. Kalau itu di bumi maka skala kesadaran Caca sudah termasuk koma saat ini. Dan Taeyong bukan orang yang tidak paham dengan medis. Bahkan setelah bayi itu sudah di bersihkan oleh Jisoo ia sendiri memeriksa caca. Tidak lupa ia sambil menulis di suatu kertas yang berisi hasil pemeriksaan yang salah satunya adalah saat ia memeriksa GCS (Glasgow Coma Scale)
Itu adalah skala yang di pakai untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien. Sayangnya pasiennya hari ini adalah istrinya sendiri. Setelah melihat istrinya Taeyong segera mendekati Jisoo yang sedang mengurus putranya.
" Jisoo saya mau minta tolong, suruh siapa saja untuk menaruh satu juta tangkai bunga lavender di sekitar tempat tidur Caca, dan di setiap ruangan harus memiliki sepuluh tangkai di istana ini," ucap taeyong dengan ekspresi sendu.
Jisoo yang yang mendengar hal itu hanya bisa mengangguk pelan . Ia bahkan tidak bisa berbicara saat taeyong menyuruhnya untuk memasang bunga lavender.
Kalian mungkin tahu kalau bunga lavender memiliki aroma relaksasi yang bisa membuat kita tertidur. Tapi di Neoglas jika ada kamar yang memiliki bunga lavender satu juta tangkai itu berarti tidak bagus.
Karena itu artinya penghuni kamar itu sedang di kondisi antara hidup dan mati. Bukan sekarat, karena jika ada ratu yang mendekati ajalnya hanya bunga Gardenia yang tercium di seluruh Neoglas.
Doyoung baru saja ingin mengunjungi istrinya bersama Jeno saat melihat ke empat tabib itu keluar dari gerbang. Tapi ia di kejutkan dengan banyaknya pekerja yang lalu lalang dengan membawa tangkai lavender menuju kamar persalinan Caca.
Ia segera bergegas ke sana sambil membawa jeno di gendongannya. Baru saja ia akan bertanya kepada Taeyong namun yang ia lihat malah Taeyong sekuat tenaga memberikan energinya ke Caca.
" Jangan tanyakan apapun, lavender ini akan membantunya," ucap taeyong sambil menatap ke arah Doyoung.
" Aku bisa bantu," ucap Doyoung .
Doyoung segera meletakkan Jeno di salah satu box bayi di sana.
" Untuk saat ini aku ingin kamu membantu putraku, dia membutuhkan kekuatan sihir dari vampir," ucap Taeyong.
Mendengar hal itu Doyoung segera mendekati inkubator yang tidak jauh dari box bayi Jeno. Di sana terlihat bayi yang sepertinya memiliki aliran darah yang kurang lancar. Doyoung bukan orang Setega itu untuk membiarkan bayi mungil itu .
Ia segera membuka segel sihirnya dan melancarkan darah bayi itu. Bersamaan dengan lancarnya darah sang bayi, Taeyong terjatuh karena energinya sudah di ambang batas .
'my quee'
'my love'
KAMU SEDANG MEMBACA
my double mate
Fantasybagamana jika ada seorang manusia yang di takdirkan menjadi pasangan makhluk immortal yang sering dianggap sebagai cerita belaka seperti vampir atau werewolf . dan bagaimana jika ternyata pasangan takdir manusia tadi bukan hanya satu tapi dua, dan m...