Hari berganti, kicauan burung bercampur dengan derit rimbunnya pepohonan, angin menerpa kulit putih pemuda yang masih pulas tertidur dengan melipat kedua tangannya di depan dada.
Beberapa saat kemudian terasa sebuah hembusan angin yang cukup besar, banyak daun yang beterbangan hingga menimbulkan bunyi bising yang membuat salah satu orang disana terbangun.
Langit masih cukup gelap untuk jam sepagi ini, Haruto memandang semua teman temannya yang masih tertidur pulas, ia beranjak dari tempatnya, membuka pelan pintu bis yang nyaris tak bersuara.
Pemuda tinggi itu berjalan gontai ke sekitar pohon besar yang berada tak jauh dari letak bis mereka.
Srak
Indranya tanpa sengaja mendengar suara halus dari arah semak belukar yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini, mata elangnya memandang lama ke arah semak tersebut.
Krek
"HARTONO!"
BRUKK
"Pinggang gue." rintih Haruto sambil memegangi pinggangnya yang terasa nyeri karena tendangan maut seseorang.
"Lagian lo ngapain sih di sini sendirian? Kan udah gue bilang, di dalem bis dulu sampe gue kesini lagi."
Haruto berdiri sambil memegangi pinggangnya. "Nyerocos mulu lo, lagian mana gue tau kalo dahannya bakal patah gitu."
"Yakan-"
"Permisi, em maaf ya, tadi gak sengaja, hehe." lagi-lagi suara wanita mengintrupsi dua orang yang sedang beradu debat karena pinggang Haruto yang encok.
Violetta dan Haruto beralih menatap gadis yang berpakaian ala jepang, rambut hitam panjang dengan hiasan bunga sakura.
"Cakep banget neng." celetuk Haruto yang malah mendapatkan tabokan oleh gadis di balakangnya.
"Apasih?"
"Mata lo di jaga, kalian kesini bukan buat nyari jodoh." Haruto mendengus sambil mengusap bagian belakang kepalanya.
"Yaudah kalo gitu pergi dulu ya, dan buat Ha.... ruto maaf ya, gak sengaja tadi." ucapnya sambil tersenyum simpul, yang membuat Haruto jadi mau pingsan saja rasanya.
"Gak papa kok gak papa." jawab Haruto dengan cengiran yang membuat siapa saja jadi gemas, ingin nabok.
Setelah gadis tadi pergi, pandangan Haruto beralih pada Letta di sebelahnya. "Kak."
"Stop panggil gue kak, kenapa?"
"Perasaan baju lo dari kemaren gitu terus, lo gak punya baju lagi? Atau lo belom mandi dari kemaren? Ngaku lo."
Plak
Tertampar part 2, Haruto auto terjungkal, padahal pukulan Violetta tidak sekeras itu, Harutonya aja yang lebay.
"Ngaca, baju lo juga gak ganti dari kemaren." balasnya sambil melipat kedua tangannya di pinggang.
Haruto yang masih terduduk di tanah berlahan menggaruk kepalanya yang tentu saja tidak gatal sama sekali. "Oh, iya juga ya."
Violetta mendengus, kakinya melangkah ke dalam bis. "AYO SAHABAT BANGUN, MAU MAKAN GAK LO PADA? KASIAN PASTI PEGEL SEMUA TUH BADAN."
"APA WOY APA?"
"ANJIR SI NENEK LAMPIR BALIK LAGI."
"PANTESAN DI PUTUSIN JA-"
BRAKK
"Gak usah sebut nama itu setan." mata Violetta menatap tajam orang orang di dalam bis.
Hening.
"Keluar semua." ucapnya dingin, bisa dipastikan jika mood nya saat sangat buruk setelah mendengar nama tadi.
Semua orang keluar satu persatu masih dengan muka bantal mereka. "Tadi siapa yang nyebut nama Jaemin?"
Jaehyuk menoleh ke arah Hyunsuk. "Gak tau bang, suaranya juga asing."
"Asahi?"
"Asahi gak cempreng."
"Ya terus siapa, suaranya juga gue gak kenal."
Hyunsuk kembali menatap Violetta yang sedang sibuk dengan wand di tangannya. "Aneh ini tempat."
"Suara cewek padahal." gumam Asahi yang merasa tidak terima karena dituduh oleh Jihoon.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE: TREASURE13 [Praquel of retaliation by cloning]
Fantasy"Jangan mati, jangan pecah, kita bertigabelas, gak kurang gak lebih." Warning‼️ Harsh word ꜱᴛᴀʀᴛ: 1 ᴍᴀʀᴄʜ 2021