Langkahnya sedikit terhenti di kala suara bising menginterupsi indra pendengarnya, menolehkan kepala hingga terlihat seorang pemuda dengan kemeja putih berlari ke arahnya.
"Ngapain?"
"Ikut lo."
Violetta menggeleng. "Gak bisa, lo balik." ucapnya mendorong tubuh Junkyu hingga sedikit menjauh.
"Gak mau?"
"Gak bisa Jun, bahaya."
Junkyu tetap lah Junkyu, jika ia menginginkannya maka harus ia dapatkan, sudah jelas ia seorang Gryffindor tapi sikapnya lebih mengarah pada Slytherin.
"Mau lo ngebentak gue gimana pun, gue gak bakalan balik."
Violetta menghela nafas pasrah. "Terserah lo." ucapnya lalu berjalan diikuti oleh pemuda itu di delakangnya.
20 menit berjalan menempuh hutan belantara, kini terlihat jelas sebuah istana yang menjulang di hadapan dua pemuda tadi.
"Masuk?" pertanyaan Junkyu membuat si bungsu itu memutar kedua bola matanya.
"Gak, lo goleran aja disini, sambil nunggu ajal."
Junkyu tetap mengikuti langkah gadis itu sesekali mencibir. Ia sedikit merasa risih, bagaimana tidak semua tatapan orang-orang disana mengarah padanya.
Perlahan ia menyejajarkan langkahnya dengan Violetta yang kini sedang sibuk dengan sendirinya.
"Mereka kenapa ngeliatin gue begitu?"
Gadis mengangkat kedua bahunya acuh, Junkyu kembali mengedarkan pandangannya, sudah tidak terdapat banyak orang yang berlalu lalang seperti tadi, melainkan jejeran prajurit berbaju besi yang ia lihat saat ini.
Brukk
Seorang wanita bertudung merah membentur keras tubuh Violetta hingga gadis itu sedikit melangkah ke belakang.
Junkyu menyirit, tidak biasanya penyihir ini berdiam setelah seseorang mengusiknya, mungkin hal terkecil yang ia lakukan hanyalah menyumpah serapahi pelakunya.
Perlahan tangannya menarik kerah leher wanita tadi hingga berdiri sempurna, melepas kasar tudung yang ia gunakan.
"WOY BERENTI LO, TUA BANGKA." suara teriakan berhasil mengalihkan atensi dua orang tadi.
"Eh, kok lucu?" gumam Junkyu ketika melihat dua penampakan di hadapannya.
"Loh? Gak ke Hogwarts?"
"Ngaca dong." balas salah satu dari mereka setelah mendengar pertanyaan Violetta.
"Gue udah keluar ya."
Junkyu menoleh cepat. "Serius?" tanya Junkyu yang hanya di balas anggukan.
"Bawa ke sel bawah tanah."
Salah satu dari mereka beralih menatap Junkyu. "Kakak siapa?"
"Manusia." jawab Junkyu asal.
Anak tadi mengangguk. "Daging manusia di sini banyak yang suka loh kak."
Junkyu meneguk salivanya. "Gak usah ngaco ya lo, bocah."
"Halah, dulu kakaknya juga pernah jadi bocah kok."
Junkyu menggelengkan kepalanya. "Let, sayangku yang cantik jelita, pergi dari sini ayo cepetan, gue males ngewar sama mereka."
"Gue seumuran sama mereka."
"Hah?"
"Jun, gue ke sini sebenarnya mau main, orang yang naroh racun itu perempuan yang barusan nabrak gue, udah di bawa ke penjara."
Junkyu sedikit berpikir. "Yaudah? Ngapain laporan ke gue?"
"Lo yang ngotot minta ikut ya tai!"
☆
"Gak mungkin sih menurut gue."
Sunghoon, penyihir yang memang pintar dalam hal ramuan dan racun itu memicingkan matanya memandang lekat gumpalan hitam yang sedang ia pegang.
"Sebentar, ini apa?" tanya Hyunsuk.
"Acronite."
"Beruntung racun ini membeku, jadi gak sempe nyebar ke tubuh Jihoon."
"Gak nyebar sih iya, tapi cara ngambilnya itu lah tolong."
"Emang harus gitu, racunnya udah membeku otomatis bakal lama kalo pake penawar racun." jalas Sunghoon yang sudah mendapatkan cerita sekaligus umpatan dari Jihoon beberapa saat yang lalu.
"Lagian udah sembuh juga."
Jihoon menatap gadis itu tajam. "Tau ah."
☆
Junkyu meremat kuat rambutnya. "Siapapun ajak gue pulang."
Sudah berkali kali pemuda itu meminta pulang namun hanya dihiraukan oleh gadis yang sedang asik dengen beberapa penyihir lainnya.
Bukan apa apa, Junkyu makin tertekan saat beberapa anak menanyainya hal hal random seperti "Kak tau nama temennya martin yang putih itu gak?" "Kak pinjam hp dong" "Bisa youtube an gak kak?" "Minta nomor temen cewek kakak dong" "Kak" "Kakak" dan lain lain.
"Tau darimana kalian benda benda itu?"
"Pernah pegang punya Letta."
Junhyuk, Zeyu, Mingrui, Yujin, lengkap sudah penderitaan Junkyu di kelilingin para anak-anak itu.
#save_junkyu
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE: TREASURE13 [Praquel of retaliation by cloning]
Fantasy"Jangan mati, jangan pecah, kita bertigabelas, gak kurang gak lebih." Warning‼️ Harsh word ꜱᴛᴀʀᴛ: 1 ᴍᴀʀᴄʜ 2021