⸙ᰰ۪۪᭢❃͜͡𝓐𝓼𝓼𝓪𝓾𝓵𝓽➢

953 161 14
                                    

"Yang bener anjir, adek due tiga tiganya ada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang bener anjir, adek due tiga tiganya ada di sana." ekspresi cemas tercetak jelas di wajah Hyunjin.

Seorang penyihir baru saja datang dan mengatakan jika dua kaum yang berbeda saling menyerang satu sama lain tepat di wilayah rumah yang ditempati oleh ketigabelasan.

Hyunjin lantas pergi menggunakan sapu terbang yang diikuti oleh beberapa temannya. Sebenarnya Lino, salah satu penyihir yang juga ikut bersama Hyunjin telah mengusulkan menggunakan mobil terbang saja tetapi ya, kalian tahu lah, Hyunjin malas.

Sesampainya di tempat kejadian, semua anak telah berada di teras rumah dengan para demigod yang menghalau serangan dari kumpulan para penyihir berjubah hitam.

"Anjir gimana ceritanya izrail sebanyak ini." ucap Haruto sambil bersembunyi di balik tiang rumah.

Violetta maju beberapa langkah ke arah kumpulan penyihir. "Apa sih ini?"

"Kami hanya diperintahkan untuk melenyapkan pangeran Werionz." jawab salah satu penyihir tanpa rasa takut sedikit pun.

Semua pasang mata termasuk Hyunjin dan teman temannya menatap Asahi yang kini sedang berdiri dengan wajah datarnya.

"Gak ada kerjaan banget, gue gak punya utang sampe lo semua mau lenyapin gue kayak gitu." ucap Asahi dingin dengan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya.

"Atau Victoria aja ya yang gue bawa." celetuk seorang pria yang datang dari kejauhan dengan sayap hitamnya.

"Demon." lirih Victoria menatap salah satu pria dari kaum teratas itu.

"Siapa lo? Gagak jadi jadian?" ucap Jihoon meledek.

Demon tadi menatap Jihoon tajam, asap hitam perlahan muncul di sekitarnya dengan mata yang berubah menjadi hitam total, ia mengepakkan sayap hitamnya ke arah Jihoon.

Persetan berharap Jihoon ketakutan dengan apa yang ia lakukan, yang terjadi malah sebaliknya. Jihoon juga menatap Demon tadi dengan tajam, tanpa aba aba sayap hitam juga muncul di punggungnya, membawa terbang lelaki dengan hoodie hitam tersebut mendekati Demon tadi.

"Ngatain orang gagak jadi jadian, diri sendiri apaan." gumam Haruto yang langsung mendapatkan pukulan di belakang kepalanya.

"Apaan sih." gerutu Haruto.

"Hust, diem." balas Vionny.

"Kalian bego, tolol atau apaan sih, tahan woy, itu Demon!! Kalian berdua belas tahan Jihoon, para Demigod tahan Minhee, buat semua penyihir gue mohon kerja samanya, ikut gue sekarang." seru Violetta lalu pergi dengan diikuti semua penyihir, tidak ada yang berani membantahnya, dengan statusnya sebagai headgirl, pengawal tim utama Treasure, penyihir darah murni dan jangan lupakan kedudukan ratu penyihir yang menantinya.

DUARR

Dua kekuatan Demon tadi terlalu besar, hingga semua orang yang ada di sana tersungkur ke belakang.

"Sumpah lah ya Jihoon pantat gue sakit woy!" umpat Hyunsuk yang sedang terbaring di dekat Junkyu.

"Sama, sakit bang, aduh." erang Junkyu.

Tak lama setelah erangan Junkyu terdengar, muncul cahaya putih dari arah barat yang membuat semua orang menutup mata mereka.

"Anjir silau bangsat apaan sih ini." umpat Jaehyuk yang kini sedang menutupi wajahnya.

"Cahaya illahi kali ini." celetuk Jeongwoo asal.

"Gila, terang banget ya cahaya illahinya." timpal Junghwan yang juga ikut menutupi sebagian wajahnya.

"Punya temen bego amat, itu Yoshi woy bukan cahaya illahi, keren banget Yoshi." ucap Hyunsuk sambil menunjuk ke arah Yoshi yang sedang berada di tengah tengah kedua Demon tadi.

"Iya lah daripada lo, gak berguna." celetuk Yoonbin.

Hyunsuk menoleh ke arah Yoonbin. "Ngomong apa lo hah? Ribut sini!"

Mashiho yang sendari tadi hanya terduduk sambil menyaksikan keributan seketika membekap mulut kedua orang tadi dengan tangannya. "Udah ah jangan ribut lagi, itu yang di depan udah ribut, kalian malah nambahin, mau jadi apa hah." ucap Mashiho, sukur masih ada yang waras bun.

"Mwau jadwi pilwot." jawab Yoonbin.

"Pwembwalap ajwa." balas Hyunsuk.

Mashiho menjauhkan kedua telapak tangannya. "Berisik, udah dibekep masih aja ngoceh kalian."

"Ya kan-" Yoonbin terhenti ketika Mashiho memotong ucapannya.

"Apa? Mau ku panah jantung kalian berdua biar sekalian mati hah?" Mashiho menggenggam sebuah busur yang entah berasa dari mana.

Hyunsuk mengusap dadanya dramatis. "Astaga cio, kecil-kecil mulutnya pedes ya."

"Kalo Mashi kecil, lo apa?" tanya Doyoung uang baru datang entah darimana.

"Doy jangan mancing emosi gue lo." jawab Hyunsuk yang di balas kekehan oleh Doyoung.



Tbc

INVISIBLE: TREASURE13  [Praquel of retaliation by cloning]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang