"Bukan gue, serius!"
"Kalo bukan lo siapa? Gue cuma makan roti yang lo kasih."
"Tapi gue gak pernah masukin racun apapun ke dalam sana." bantah Violetta.
Netranya memandang satu persatu anggota di sana. "Kalian gak percaya?"
Semua orang diam, tidak mengeluarkan sepatah katapun, satu persatu mereka pergi keluar meninggalkan rumah kayu tersebut.
Violetta menoleh ke arah Junkyu yang berdiri di sampingnya, ia pasrah saat ini. "Terserah lo mau percaya atau enggak."
Junkyu menunduk. "Maaf." Gadis itu berjalan menjauh, matanya seketika memanas, berlari keluar rumah melalui pintu belakang.
"Vio!"
Merasa di panggil gadis itu menoleh. "KAK AERA!"
Gadis bersurai hitam itu berlari ke arah Victoria dan seorang gadis lainnya yang berjalan di belakang kakaknya.
"VIOLETTA."
"AAAAAAAAAAA." Victoria menutup kedua telinganya.
Plak
"Berisik, kambing." Violetta mengusap pundaknya yang terkena korban kekerasan seorang Victoria.
"Loh mata kamu berair, habis nangis?"
"Nggak, kelilipan tadi."
"Kelilipan apa?"
"Dosa kali kak." celetuk Victoria.
"Sembarangan."
"Yaudah ayo masuk, yang lain ada di dalem semua." ajak Victoria.
"Gue gak dulu deh, ada urusan."
"Oke, ayo ke sana, kak." ajak Victoria yang di hadiahi anggukan oleh gadis yang dipanggil Aera tersebut.
Violetta berjalan gontai, menendang beberapa kerikil, pandangannya masih mengarah ke bawah, manatap kosong kakinya yang tengah melangkah.
DUARR
Ledakan kencang terdengar, gadis itu membalikkan tubuhnya, menghadap rumah yang ditinggali para anggota.
Asap tebal menyelimuti rumah itu, tungkainya berlari cepat, namun sebuah bola api melayang cepat ke arahnya dan ledakan kembali terdengar.
Tubuhnya tersungkur beberapa meter, beruntung tidak ada luka bakar pada tubuhnya saat ini.
Perlahan ia bangkit lalu berlari ke arah rumah tadi, membuka kasar pintu kayu tersebut, dengan nafas tersenggal ia menatap satu persatu anggota yang menatapnya.
"Ngapain lagi lo?"
Violetta menghela nafasnya. "Jubah sama wand gue ketinggalan." ucapnya sambil meraih wand miliknya dan jubah hitam yang tergantung di dekat pintu lalu memakainya dan pergi dari hadapan semua anggota setelah menutup kembali pintu tersebut.
"Lo apa-apaan sih?" Junkyu menatap Jihoon tajam.
"Lo mau belain dia? Iya?"
Bugh
"Gimana pun dia mate gue, anjing." ucap Junkyu sesaat setalah memukul keras rahang Jihoon.
Jihoon berdecih. "Slytherin kok di percaya."
"Mate lo itu licik." lanjutnya.
Rahang Junkyu mengeras, matanya kenatap lekat Jihoon dengan kedua tangannya yang mengepal.
Junkyu meremat kuat kerah Jihoon. "Lo gak usah terpaku sama satu bukti bajingan, bisa aja Letta yang lo maksud itu bukan Letta yang asli." bentak Junkyu, urat urat terlihat mencuat di lehernya.
"Bang, udah!" Haruto berusaha menarik tubuh Junkyu yang masih berusaha memukul wajah Jihoon.
Brakk
Pintu kembali terbuka. "Apa lagi?"
"Maera san?"
"Kalian gak papa kan?" tanya Victoria menatap khawatir semua anggota.
"Gak papa."
"Lo berdua ngapain beranten disini sih?" Victoria menatap tajam dua pemuda tadi.
Jihoon menghampas kasar tangan Junkyu. "Ini semua gara-gara adek kalian." tangannya menujuk tepat ke arah Victoria dan Vionny yang berdiri di hadapannya.
Victoria mengerutkan alisnya. "Maksud lo?"
"Dia mau bunuh gue sama yang lainnya dengan car-"
"Kalo dia emang mau bunuh lo dan yang lainnya, buat apa dia capek-capek semalaman bikin perisai pelindung buat kalian semua yang jelas-jelas malam itu kalian semua enak-enakan tidur." Vionny memotong ucapan Jihoon yang jujur saja berhasil membuatnya muak.
"Mungkin kalian gak tau, dia mati-matian buat nahan rasa sakit dari luka panahnya waktu itu demi mastiin kalian baik-baik aja, dan memang luka kalian kak Ria yang ngobatin, tapi semua ramuan yang berjejer di sana." Vionny menunjuk salah satu rak yang telah penuh dengan berbagai botol ramuan.
"Itu semua punya Letta, dia yang bikin semua itu, hampir tiga tahun lamanya, setelah dapet tugas buat jaga kalian, cuma buat kalian."
"Arrghh!" Junkyu mengacak kasar rambutnya lalu berlari keluar rumah.
"Junkyu!" Reyla menahan Hyunsuk yang berniat menyusul pemuda tinggi itu.
"Biarin kak."
"Kalian selamat karena pelindung yang Letta buat gak main main, bahkan penyihir sepantaran Hyunjin belum tentu bisa membuat pelindung seperti yang saat ini." ucap Maera yang membuat semua anggota membisu.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE: TREASURE13 [Praquel of retaliation by cloning]
Fantasy"Jangan mati, jangan pecah, kita bertigabelas, gak kurang gak lebih." Warning‼️ Harsh word ꜱᴛᴀʀᴛ: 1 ᴍᴀʀᴄʜ 2021