"Ninu ninu awas awas darurat." heboh ketiga gadis yang saat ini sedang berjalan kesana kemari, siapa lagi jika bukan tiga bersaudara Victoria, Vionny dan jangan lupakan si anak ajaib Violetta.
"Salep mana." tanya Vionny, kedua tangannya sibuk mencari benda yang ia inginkan di dalam sebuah kotak.
"Perban juga." timpal Victoria.
"Jangan lupa plasternya." lanjutnya.
"Digips gak?" tanya Violetta.
"Apaan digips, gue cuma keseleo su bukan patah tulang." jawab Doyoung dengan nada sewotnya.
Iya sebenarnya kaki Doyoung masih berada di fase keseleonya, sudah coba diurut oleh Violetta tapi bukannya sembuh malah semakin parah.
Bagaimana tidak parah kalo ngurutnya krak krek sat set sot, setelah itu tak bertanggung jawab.
"Ya kali gitu, udah lama gue gak nge gips orang."
"Gips sendiri noh muka lo." ujar Vionny.
"Nah udah" Victoria menempelkan satu plaster berwarna coklat di punggung tangan Doyoung yang sempat terluka karena goresan ranting pohon.
"Masih sakit gak, Doy?" tanya Yoshi yang baru datang dari arah kamar mandi.
"Udah mendingan sih ba-ASU!" seketika Doyoung memegangi kakinya yang telah menjadi korban pantat Violetta.
"Aduh aduh maaf, gak sengaja tadi gue dudukin hehe, maaf ya baginda, hamba tidak sengaja." Violetta bersimpuh di sebelah Doyoung, bergerak seakan sedang memuja orang di hadapannya itu.
Doyoung sedikit meringis, karena kakinya yang sedikit nyut-nyutan. "Lo ada dendam apa sih sama gue, Let?"
Violetta terlihat berpikir sebentar. "Sebentar, kalo diinget-inget sih banyak ya."
"Musnah aja sana lo."
Violetta berdecih. "Nanti lo kangen gue kan gak lucu." ucapnya lalu beranjak pergi dari kamar tersebut.
"Bukan adek gue sumpah." kata Victoria sambil menutup kotak P3K yang sudah tersedia di rumah tersebut.
"Makasih ya kak, hehe calon mantu idaman nih." ucap Doyoung.
"KALIMAT BUAYA." teriak Violetta dari ruang tengah.
"Bacot bener si kambing." gerutu Doyoung.
Victoria dan Vionny beranjak dari duduknya. "Yaudah kita keluar dulu, mending lo jangan banyak gerak, di sini aja sampe bener-bener sembuh." saran Vionny yang hanya dibalas anggukan oleh Doyoung.
"Heh bentar, Haruto, Yedam, Yoonbin, Hyunsuk, Jaehyuk sama Junkyu kemana?" tanya Violetta yang baru saja menyembulkan kepalanya di balik pintu.
"Perasaan dari tadi sore gak keliatan deh." jawab Yoshi.
Hearthfall itu berlari ke arah ruang tamu, di mana anak-anak yang lainnya sedang berkumpul, mungkin saat berlari tenaga yang ia keluarkan berlebihan sehingga.
Brak
"Kepala gue, huhu." ringis Violetta sambil mengusap dahinya yang sukses mencium permukaan meja.
"Gila, keren banget." celetuk Jeongwoo, wajah pemuda itu terlihat kegirangan.
"Gak pecah kan Let, pala lu?" tanya Jihoon sedikit menggoda emosi.
"Makanya jalan hati-hati" timpal Mashiho yang sempat terkejut karena kericuhan yang baru saja terjadi.
"Huhu, Cio." rengek Violetta, kemudian berjalan ke arah Mashiho lalu menendang Jeongwoo tanpa belas kasih.
"Sakit, jingan." umpat Jeongwoo lalu berpindah tempat ke sebelah Junghwan.
"Bodo amat, peduli apa gue?" jawab Violetta sambil memandang sinis ke arah Jeongwoo lalu beralih menatap Mashiho.
"Liat Haruto sama antek anteknya gak?"
Mashiho mengerutkan dahinya. "Bukannya tadi pergi sama Reyla?"
Kini giliran Violetta yang mengerutkan dahinya saat mendengar ucapan Mashiho, kemudian ia menatap anak anak yang lainnya. "Reyla?"
"Lavena Reyla bukan? Dia sering pake mahkota dari bunga di kepalanya?" tanya Violetta memastikan dan di balas anggukan oleh yang lainnya.
Violetta bertepuk tangan heboh. "Fix ini mah fix! Gue kalah sama lo, fix." ucapnya menunjuk ke arah satu pemuda yang ada di sana lalu berjalan ke luar dari rumah.
"Hah?" Junghwan memiringkan kepalanya sambil mengunyah donat sisa kemarin.
Sedangkan Asahi dari tadi hanya menyimak sambil memeluk bantal sofa.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE: TREASURE13 [Praquel of retaliation by cloning]
Fantasy"Jangan mati, jangan pecah, kita bertigabelas, gak kurang gak lebih." Warning‼️ Harsh word ꜱᴛᴀʀᴛ: 1 ᴍᴀʀᴄʜ 2021