"Ajun!" Junkyu menoleh ke arah sumber suara.
"Ck, lo ngapain kesini sih?"
"Gue cuma mau membantu?"
"Keren banget sih ini." ucapnya ketika memandangi kekacauan yang ada di sekitarnya.
"Mending balik, lagian itu luka lo masih basah."
"Gak!"
"Woyy maju lo sini." pekik Violetta ketika melihat salah satu iblis yang terlihat berkeliaran di sekitar persembunyian mereka.
Junkyu mendelik, pupus sudah niatnya ingin duduk santai di balik pohon besar itu. "Jangan dipanggil, tai!"
"Liat nih." Violetta mengeluarkan busurnya lalu melesakkan satu anak panah ke arah iblis tadi hingga terbakar menjadi debu.
"Lo?"
"Iya dong, keren kan."
"Lo dapet dari mana?"
Violetta melakukan pose seakan sedang berpikir, padahal mah nggak. "Darimana ya? Gak tau lupa."
Junkyu hanya mendengus kesal saat mendengar jawaban gadis yang berdiri di hadapannya itu. "Oh iya, gue juga bawa Ryujin loh."
"Ryujin Anastasya?"
"Bukan, bentar gue panggil dulu."
"RYU."
"Anjir." pekik Junkyu ketika seekor naga berwarna coklat keemasan terbang ke arah mereka.
"Kabur woy, Violetta anjing!" ucap Junkyu sambil menggenggam lengan Violetta, hendak menariknya untuk pergi dari sana tapi di tepis oleh pemiliknya.
"Apa sih anjang anjing, diem dulu."
"Diem gimana, itu lele nya terbang ke sini."
"Enak aja lele, orang cakep begitu di bilang lele."
Naga tadi semakin mendekat, lalu berhenti tepat di sebelah Violetta. "Gak usah kabur lo, mau mati? Di sini tinggal kita berdua kalo lo gak tau."
Junkyu menoleh dan benar saja, teman temannya menghilang entah kemana, hanya bunyi derit rimbunnya pepohonan ia dengar di tambah kobaran api yang berada di beberapa titik.
Junkyu menoleh ke segala ara. "Itu cewek kemana?"
Violetta tak menjawab, gadis itu mengedikkan bahunya. "Balik mungkin?"
Junkyu bangkit dari duduknya, mengekori Violetta yang sudah berada di punggung Ryujin.
"Gak papa? Aman nih?"
"Aman, dia jinak."
☆
"Kuncinya adalah permata yang tertanam di dalam jantungnya."
"Tau darimana?" tanya Yoonbin,
Gadis tadi berdecak. "Itu permata punya Ryujin yang di sengaja dicuri dua belas tahun yang lalu, waktu aku masih kecil."
"Kak Alydia kenal sama kak Ryujin?" tanya Jeongwoo.
Yedam menyenggol lengan Jeongwoo. "Bukan kak Ryu, beda mahkluk."
Jeongwoo menyirit. "Maksudnya?"
Yedam menjulurkan buku yang sendari ia pegang. "Ryujin, naga emas yang selama ini sembunyi di danau tempat para mermaid tinggal, ehm...Maera?"
Jeongwoo dan Yedam menatap Alydia meminta penjelasan. "Panglima Hunter berdarah Jepang, temen deket aku, pemilik asli naga Ryujin."
"Cewek?" Alydia mengangguk.
"Wah bang Jihoon pun kalah sama tuh cewek. "
"Apa lo bilang?" Jihoon yang berada tak jauh dari kedua pemuda tadi menoleh, menatap Jeongwoo dengan tajam.
"Hehe, nggak kelepasan doang tadi." elak Jeongwoo tersenyum terpaksa.
BRAKK
"Eh, monyet!" reflek Jaehyuk yang memang sedang berada tak jauh dari pintu.
"Weh apaan itu cok?" umpat Haruto ketika menangkap sosok naga yang berada di luar rumah.
Plak
"Aduh" ringis Haruto ketika Vionny memukul keras mulutnya di tambah tendangan luar biasa yang mendarat di tulang keringnya.
"Kalo ngomong dijaga."
"Tapi kalo Letta manggil aku babi babi anjing bangke kok gak kamu tabok mulutnya."
"Ya karena emang itu kenyataan." jawaban Vionny membuat pemuda itu semakin mengerucutkan bibirnya.
"Kayaknya jiwamu ketuker sama kak Junkyu deh."
"Ya emang." jawab Haruto sewot.
Vionny yang tadi mengalihkan pandangannya ke tempat lain seketika menoleh. "He kok ngamok?" balasnya tak kalah sewot.
"Ya kenapa?"
"Heh lo berdua, gak capek kdrt terus?" Hyunsuk bersuara, Hunter itu merasa muak mendengar perdebatan dua orang tadi.
"Gue liat mukanya aja udah capek kak."
"Eh bentar." Doyoung mendekatkan dirinya ke arah Haruto, masih dengan perban yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Kalian manggil apa tadi?"
"Apa?"
"Aku kamu."
Vionny membulatkan kedua matanya, bisa bisanya dia tidak sadar akan panggilan yang Haruto lontarkan padanya, dan bisa bisanya ia membalas dengan panggilan yang sama pula.
"Woy." Doyoung melambaikan tangannya tepat di hadapan gadis yang terlihat diam itu.
"Hah? Apa?"
"Kamu." goda Haruto yang langsung di hadiahi pukulan keras di lengan kirinya, tepat pada luka sayatan bekas pedang.
"Fuck." pekik Haruto, sedangkan gadis tersebut sudah tidak perduli dan beranjak meninggalkan dua pemuda tadi dengan pipinya yang kini terasa panas.
Wajahnya merengut, namun beberapa saat kemudian pipinya terangkat bersamaan dengan senyuman tipis yang menghiasi wajah mulusnya.
"Weh waras lo?" siapa lagi jika bukan adiknya, si Violetta, yang kini sedang menatap Vionny dengan tatapan yang emang minta ditabok.
"Gila lo." balas Vionny lalu pergi meninggalkan gadis itu.
"Lah?" Violetta seketika berubah menjadi linglung beberapa detik.
Brukk
"Woy, jalan pake mata dong anj- loh?"
"Ya maaf, buru-buru."
"Dia?"
"Kalo diceritain bakal panjang." Junkyu berdiri di sebelah matenya itu, ikut menatap kepergian Jaemin yang kini semakin menjauh.
"Hah?"
"Hah hoh hah hoh mulu lo."
"Dia disini?"
"Ya gitu."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE: TREASURE13 [Praquel of retaliation by cloning]
Fantasy"Jangan mati, jangan pecah, kita bertigabelas, gak kurang gak lebih." Warning‼️ Harsh word ꜱᴛᴀʀᴛ: 1 ᴍᴀʀᴄʜ 2021